part 3

268 30 0
                                    

Gisella Widi, gadis jangkung itu melangkah pelan hendak keluar kamar.

Matanya memindai setiap sudut ruangan. Saat yakin semua aman, Ia lalu berjalan keluar kamar dan matanya tak henti menyisir sekitar.

Ruangan terang benderang, akan tetapi tak ada satupun orang di ruangan itu. 'Ke mana semua orang?' gadis itu bertanya-tanya dalam hatinya.

Wuzzzhhh!

Gisella Widi yang biasa di panggil Widi saat berada di rumah dan Gisella saat berada di tempat kerja itu mematung saat merasakan tubuhnya seperti di terpa angin yang cukup kencang.

Bulu kuduknya meremang seperti merasakan hal yang tak biasa. Lirih terdengar alunan suara nyanyian di luar dengan dentingan sayup-sayup gamelan.

Widi mempertajam pendengarannya. Kidung itu terdengar menyedihkan mesti Widi tak tau artinya.

"Apakah di sekitar sini ada pesta? mengapa di waktu malam menjelang subuh masih terdengar lantunan lagu?" Widi bertanya pada dirinya sendiri.

Pluk!

"Astaga!" Widi tersentak saat merasakan bahunya ditepuk pelan dari belakang.

Refleks Widi berpaling dan wajah nya tanpa sengaja menyentuh sesuatu yang keras di hadapannya.

Widi mematung beberapa saat, jantungnya berdegup kencang saat melihat pemandangan indah tercipta di hadapannya saat ini.

Dada bidang yang terekspose saat kemeja itu terbuka, menimbulkan rasa kagum di dirinya.

"Bagaimana? Kau menerima tawaranku?" suara seseorang itu seketika menyadarkan Widi. Ia mengangkat wajahnya dan menatap lelaki bergodek tipis yang sedang melihatnya.

Ekspresinya datar dan dingin. Sedikitpun lelaki itu tak tersenyum. Hanya matanya yang menatap nyalang.

Widi mundur beberapa langkah dan memutar tubuh. Ia berjalan ke arah kamar dan mengambil Map yang sudah di tanda tangani.

Wuzzhh!

Lagi-lagi terjadi sesuatu hal yang aneh. Widi merasakan ada sesuatu yang melewati dirinya. Meski tak tampak wujudnya, Widi merasakan keganjilan.

Bau bunga kantil seketika menyeruak di ruangan. Widi kembali mematung. Bingung dan juga takut. Rasanya ragu saat akan mengambil Map yang ada di atas tempat tidur.

"Kenapa hanya berdiri di sini? apa ada sesuatu yang mengganggumu?"

Widi terjingkat saat mendengar suara bariton di balik punggungnya. Jantungnya berdegup kian kencang bukan hanya karena terkejut dengan suaranya, tapi tubuh pria itu begitu dekat dan nyaris menempel di punggungnya, hingga hawa panasnya menciptakan kehangatan.

Baru kali ini Ia merasakan hal yang begitu aneh pada tubuhnya. Ia yang biasa hambar pada lelaki, merasa jika lelaki ini berbeda.

"Oh, i--ini, aku merasakan ada sesuatu yang melewatiku, tapi tak ada apa-apa. Aku yakin jika ada seseorang yang melewatiku barusan," Widi menarik dan menghembuskan napasnya sesering mungkin untuk menormalkan debaran dadanya yang berdegup kian kencang.

Aroma parfum Axis menguar mengalahkan bau kantil yang sejak tadi memenuhi ruangan.

Tap!

Laki-laki itu begitu saja menggenggam lengan Widi dan membawanya ke arah ranjang.

Widi semakin tak karuan, pikirannya di penuhi pikiran kotor. Apalagi melihat ranjang lebar dengan seprei indah yang membentang diatasnya.

Saat sampai di bibir ranjang laki-laki itu memutar tubuh Widi. Gadis itu hanya membeku dan menatap dada bidang itu.

Kidung MayitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang