First Contract

341 54 37
                                    

****

Hujan masih belum reda.

Seperti hati Park Bo Young yang nyatanya belum sembuh sempurna. Namun luka baru  terbentuk lagi. Ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelematkan rumah tangganya yang hampir jatuh ke jurang terdalam.

Di hadapannya kini, ia melihat Park Hyungsik—suaminya—sedang asyik berbicara dengan wanita yang baginya tidak asing lagi.

Wanita yang menjadi bayang-bayang dalam pernikahan mereka. Wanita yang sudah membuat hidup Park Bo Young hancur karena kehadirannya yang merebut seluruh ruang kosong dalam hati Hyungsik.

Han So Hee, cinta pertama suaminya.

"Yeobo, kau ada disini juga?" Alih-alih pergi, Park Bo Young menghampiri keduanya yang sedang duduk santai di salah satu cafe yang letaknya di seberang perusahaan Park Hyungsik. Meminum kopi americano dan sepiring kue keju.

Bo Young bahkan lupa, kapan terakhir kali ia melakukan itu bersama Hyungsik dengan pembahasan ringan.

Guratan kelopak mata yang membesar, pertanda kaget tercetak jelas di kedua mata Hyungsik. Berbeda dengan Han So Hee, ekspresi nya datar tak dapat diartikan apa isi didalamnya.

"Wajar sekali, ini adalah jam makan siang dan kalian ada disini. Aku tidak akan memikirkan apapun selain itu."

"Young-ah, kenapa kau ada disini? Kau tidak  berada di universitas?"

"Apa mengunjungi suamiku ke kantornya adalah tindakan terlarang?"

"Apa maksudmu?"

"Hai, Han So Hee! Lama tidak berjumpa, ekhm kapan kali terakhir kita bertemu? Aah. Kau tentu tidak akan lupa, hari dimana aku kehilangan bayiku dan kau juga berada disana. Iyakan?" Mendengar perkataan kasar Bo Young, raut wajah So Hee berubah sedikit. Tetapi Hyungsik justru yang tidak terima. Ia memukul meja dengan keras hingga semua pengunjung disana ikut memperhatikan mereka.

"Apa yang kau bicarakan?! Sampai kapan kau menimpalkan semua kecelakaan itu pada So Hee!" Hyungsik bangkit dari kursinya dan memarahi Bo Young, menatapnya tajam. Sedangkan wanita itu masih belum mengucap satu patah kata.

"Kau yang dibutakan olehnya!" Balas teriak Bo Young. Emosinya meledak saat itu.

Emosi yang ia tahan, lebih dari dua tahun. Setelah ia harus kehilangan bayinya.

"Kedua mataku masih normal dan aku bisa melihat semuanya! Itu hanya sebuah kecelakaan yang bisa diperbaiki, kau belum melupakannya?"

"Diperbaiki? Kau sama sekali tidak merasa bersalah?"

"Jika aku merasa bersalah, lalu apa rencanamu? Kau tidak bisa pergi kemanapun yang kau mau Young-ah. Kau mengharap keluarga miskinmu itu akan menjemputmu? Kau bahkan tak punya keluarga! Satu-satunya yang kau punya adalah diriku. Kau tidak punya pilihan lain, selain menerima semuanya."

Plak!

Bo Young menampar pipi Park Hyungsik dengan sangat keras.

"Cukup. Aku akan pergi." Tangannya yang masih gemetar, ikut berbalik dengan tubuhnya. Meninggalkan banyak pasang mata yang membuntutinya hingga ia keluar dari cafe tersebut.

Hari terburuk, ia memilih untuk menghilang sementara.

*****

"Kalian tidak melihat Bo Young eonni hari ini?" Kim So Eun sudah lebih dari tiga kali menanyakan hal yang sama saat pergi menuju markas komunitas mereka dan selalu mendapat jawaban yang sama.

Tidak ada yang melihat Park Bo Young hari ini, termasuk kedua sahabatnya.

"Dia jarang sekali membolos. Apa dia sakit?" Oh Sehun menanggapi sambil berkutat dengan laptopnya mengerjakan tugas di markas. "Aah, harusnya ia mengabariku dahulu. Aku mengkhawatirkannya."

Because, This is My First TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang