Trapped in The Trap (New Version)

Chapter 7

Trapped in The Trap

Title : Trapped in The Trap | Casts : Devan, Rara, Rion | Genre : Romance, Slice of Life

By : Adelia Zahrani

CHAPTER VII

"Woy, Dev! Lo ga mau jalan – jalan?" Wahyu yang baru selesai mandi mendekati Devan yang masih betah berada di balik selimutnya.

"Eum, ntar. Gw mau tidur sebentar lagi."

"Lo kenapa kebo banget sih? Jarang – jarang ke luar negeri bukannya semangat. Biasa lu uda jelajatan nyari cewe. Disini kaga ada yang menarik atau lu kaga bisa nyeimbangi nafsu mereka?" Wahyu terkekeh sembari mengeringkan rambut basahnya.

"Berisik banget sih lo! Gw masih jetlag bego!"

Pada akhirnya, Devan bangun dengan muka kusut dan terganggu. Ia melihat ke arah balkon dan menghela nafas, memang tidak seharusnya ia menyia – nyiakan waktu di negara lain seperti ini. Tapi, jetlag sialan ini membuat kepalanya cukup pusing dan tubuhnya belum bisa menyesuaikan diri. Bagaimana bisa Wahyu, manusia satu itu tidak merasakan apapun dengan perubahan mendadak ini? Devan kembali mengerang karena merasa sangat lelah, namun ia memaksakan diri untuk bangun dan mandi.

"Gimana? Hasrat lo uda muncul belum? Aow! Let's find someone!"

Devan sempat untuk menampol kepala Wahyu sebelum masuk ke kamar mandi.

"Lo mau makan dimana? Gw uda searching ni daerah sini, ada beberapa tempat yang lumayan enak dan cocok sama perut indo kita ini."

Setelah 15 menit, Devan keluar dengan handuk di atas kepala. Ia juga mencuci rambut seperti yang dilakukan Wahyu untuk menghilangkan penat, tapi entah kenapa ia malah semakin mengantuk. Sialan.

"Terserah. Gw apa aja bisa. Jangan aneh – aneh."

"Lah, katanya apa aja bisa, tapi jangan aneh – aneh. Labil lo!"

"Gausa makanan korea – korea itu pokoknya. Gw gampar lo kalo milih yang begituan."

"Diiih, padahal enak lho tteokboki! Lo harus nyobain, aseli gw juga awalnya ga—"

"Kagak usah bacot, ga peduli gw gasuka! Yang manusiawi aja! Udah ah, buruan lapar gw!"

Adu mulut beberapa menit, barulah mereka bergerak keluar dari hotel menuju tempat untuk mengisi perut. Pilihan akhir jatuh pada west food yang tidak begitu jauh juga tidak terlalu dekat dari hotel mereka. Perjalanan mereka menggunakan transportasi online lumayan lancar karena bertemu dengan pengemudi yang ramah. Dia bahkan memberi rekomendasi tempat makan dan membeli cedera mata yang murah untuk dibawa pulang ke negara mereka nanti.

"Gila ya porsi negara orang! Gimana di gambar begitu benar dikasi, malah lebih banyak. Lah negara kita tercinta? Di gambar menarik, aslinya sangat menarik untuk dihujat." Wahyu mengoceh begitu makanan mereka di hidangkan.

Devan hanya mengangguk dan langsung menyantap makanan di depannya. Ia tidak memiliki tenaga untuk menjawab ocehan Wahyu dan focus mengisi perut yang sudah berisik ingin diisi.

"Habis ini kemana kita?"

"Balik. Gw ngantuk anjir!"

"Ah! Ga asik banget lo! Kita udah disini lho, Dev! Manfaatkan kesempatan ini! Kapan lagi bisa dapat jatah jadi flight attendant VIP?!"

Devan mendengus acuh, ia sudah bertekad untuk menjadi salah satu anggota VIP team, jadi ini tidak akan menjadi penerbangan luar negeri yang terakhir.

"Tinggal jadi salah satunya. Kenapa harus nunggu?" ujar Devan yang membuat Wahyu tercengang.