02

2.6K 274 12
                                    

Revisi 08-10-24
















Jennie tidak tahu bagaimana ia harus menyikapi semua ini bahkan setelah ia berada satu mobil dengan Taehyung suaminya. Jennie tidak berniat untuk mencari topik apapun untuk mengajak pria ini bicara. Ia tidak mau repot repot untuk hal itu.

Ya, harusnya Jennie meminta appa nya untuk mengantar mobilnya di rumah baru yang akan ia tempati kan? Entah kenapa Jennie bisa lupa soal itu.

Untuk ke depannya, entahlah. Jennie hanya bisa berharap bahwa semua akan baik baik saja meski itu mungkin akan sangat mustahil. Kenapa? Karena dua orang yang disatukan tanpa rasa cinta itu adalah sebuah kesalahan menurut Jennie.

Di jaman sekarang, kata perjodohan tentu adalah sebuah kata yang jarang di dengar lagi. Untuk itu Jennie merasa kecewa karena orang tuanya masih memegang teguh dan percaya bahwa perjodohan itu adalah sebuah hal yang wajar di keluarga mereka. 

"Berhenti disini."

Jennie bersuara setelah keheningan mereka selama dua puluh menit di perjalanan menuju kantor tempatnya bekerja. Setelah dirasa mobil itu berhenti, Jennie segera turun tanpa melirik lagi pada Taehyung. Pria dingin itu hanya diam tanpa bersuara sedikit pun. Jennie juga tidan peduli.

Ia terlalu muak.

Jennie berjalan memasuki kantor sambil memasang senyum pada beberapa karyawan yang bertemu dengannya. Ia menaiki lift selama beberapa menit untuk menuju ruang kerjanya.

"Oh— Kau benar benar datang? Kupikir kau sedang mengambil cuti setelah pernikahan".

Yerim, sosok gadis yang menjadi sahabat nya datang menghampiri Jennie di meja kerja gadis itu dengan senyum manis khas nya. Melihat Jennie yang terlihat tidak seperti biasanya membuat Yerim sedikit merasa aneh.

"Aku bosan di rumah." Jennie menjawab singkat padat dan jelas. Hal itu membuat kening Yerim mengernyit bingung.

"Bagaimana bisa bosan? Bukankah kau tinggal di rumah baru bersama suamimu, jen?"

Jennie menghela nafas. "Memangnya kenapa? Itu tidak akan membuatku betah berlama lama di rumah."

"Ya, harusnya kau istirahat saja Jennie-ah. Aku tau kau kelelahan karena menghabiskan malam yang panjang bersama—"

"Apa maksudmu menghabiskan malam panjang? Jangan aneh aneh Yerim. Ini masih pagi, sebaiknya kau ke meja mu dan kerjakan saja pekerjaanmu. Kepala ku mau pecah." Jennie berucap sambil mendorong bahu Yerim keluar dari ruangannya.

Namun bukannya keluar, Yerim malah tersenyum jahil dengan kening yang di angkat menggoda sahabatnya itu.

"Jangan jangan kau sakit kepala karena suamimu tidak menyentuhmu semalam."

"Kau. Kau yang membuatku sakit kepala! Aku bahkan baru datang dan kau sudah berbicara kotor seperti itu." Jennie berucap dengan setengah membentak membuat Yerim kikuk di tempatnya.

"Oke, oke. Aku tidak akan mengganggu mu kalau begitu."Yerim berucap cepat lalu berjalan kembali ke meja nya sendiri.

Jennie menghela nafasnya. Memejamkan matanya sejenak ketika merasakan sedikit pening di kepalanya. Tahun lalu, ia pernah ingin segera menikah dengan pria yang ia cintai dan melahirkan seorang anak perempuan. Jennie sangat ingin menciptakan kebahagiaan pada keluarga nya sendiri nanti.

Membayangkan bagaimana mengurus seorang bayi lucu yang menemani kesehariannya. Melihat pertumbuhan dan perkembangannya. Merayakan ulang tahun bersama sama. Dan melihat anaknya menjadi dewasa. Jennie sangat menantikan itu semua.

HOLE OF DESTRUCTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang