Sepanjang perjalanan menuju kamar, Jennie meracau tidak jelas dengan kedua mata yang tertutup, sesekali menghela nafas panjang dan bicara tidak jelas ketika di bopong menaiki tangga.
"Sial."
"Jangan mengumpat di depanku." Taehyung menyahut dengan nada rendah sambil membawa Jennie ke kamarnya.
Jennie melirik lalu mendecih. "Kau ini kenapa? Kenapa harus datang dan merusak semuanya hah?"
Suaranya meninggi dengan kedua mata yang menajam merasa sangat emosi. Sebetulnya ia sadar suara ini adalah milik Taehyung.
Dengan teganya Jennie di hempaskan di atas tempat tidur oleh Taehyung membuat gadis itu sedikit terkejut.
"Katakan itu pada orang tua kita, Jennie. Jangan seolah olah aku yang menginginkan semua ini terjadi."
"Kau pikir aku bisa? Kalaupun bisa aku juga ingin menentang semua ini! Semuanya terlalu sulit untukku apa kau tau itu?" Jennie berteriak memenuhi seluruh kamar itu.
"Kau bicara seolah hanya kau yang merasa di sulitkan disini." Taehyung berucap datar berdiri di samping kasur menatap lekat Jennie yang terbaring di sana.
Jennie menggeleng miris. "Kau bahkan tidak menentang ucapan orang tuamu. Kenapa? Apa kau senang sudah merusak masa depan ku?"
Taehyung hanya diam tam berkutik. Lebih tepatnya tidak ingin berdebat panjang dengan gadis mabuk ini karena hanya akan membuat tenaga nya.
"Sebaiknya kau tidur."
Jennie tiba tiba tertawa. "Menghindar huh? Kau tau benar kalau berdebat dengan ku kau akan kalah telak."
Taehyung mendesis sebelum tiba tiba menindih Jennie mencengkram dagu gadis itu untuk dipaksa menghadap ke arahnya.
Taehyung tersenyum miring. "Sayangnya, aku tidak suka berdebat. Apalagi dengan gadis mabuk dan tidak jelas sepertimu."
Jennie mengeraskan rahangnya. "Kau- dasar pria brengsek!"
"Dengar. Satu hal yang harus kau lakukan sekarang adalah- menerima semuanya. Tidak akan ada lagi yang berubah. Karena menikah itu hanya satu kali seumur hidup, jika kau ingin semuanya selesai maka aku bisa dengan senang hati menghabisi nyawamu."
Jennie menegang melihat kabut hitam yang terpancar dari aura Taehyung saat ini. Pria ini terlihat menyeramkan dengan tatapan tajam yang di tujukan padanya.
"A-apa maksudmu."
"Mati adalah satu satunya jalan untuk membuat pernikahan ini selesai."
Jennie meneguk ludahnya kasar. Sial, kalau begitu caranya maka ia tidak akan mungkin bisa melakukan apapun. Menikah sekali seumur hidup sudah berapa puluh kali ia dengar dari orang tuanya sendiri. Keluarga nya sangat menjunjung tinggi hal itu.
Kedua mata Jennie menyendu. Tubuhnya bergetar merasakan sakit yang begitu luar biasa pada dagunya. Menatap pria didepannya yang memasang tatapan remeh seperti biasa, Jennie mengukir senyum tipis.
"Kau pria paling brengsek yang pernah ku temui."
Taehyung tersenyum menjauhkan tubuhnya berdiri di samping kasur itu dan melihat betapa mengenaskan nya Jennie sekarang.
"Aku tidak pernah bilang kalau aku pria baik."
Jennie berdecih. "Aku tidak sudi menjadi istrimu."
"Yang bilang kau harus menjadi istriku siapa? Bukankah menikah hanyalah status bagi mu? Harusnya kau tidak perlu mengungkit soal ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLE OF DESTRUCTION
FanfictionDua orang yang dipersatukan oleh perjodohan orang tua. Tn.