05: Another Kim

385 112 32
                                    

Sooyoung menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal miliknya. Alarm sudah berbunyi dan ia memilih untuk menetap. Bukan karna terbebani dengan job desk barunya.

Persetan dengan hidup pria itu.

Sooyoung tak ingin ambil pusing tentang pria itu dan juga langkah nekatnya. Ia dilecehkan dua kali, menurutnya. Lalu ia melemparkan dirinya sendiri untuk mencium pria itu. Sooyoung wanita itu meraih ponselnya yang ia atur dalam mode senyap.

Tidak ada ketenangan untuk hidupnya sama sekali sepertinya. Begitu ia mengecek ponselnya isinya seperti bom saja. Panggilan dan pesan membludak dari pria itu.

Sooyoung dengan cepat melemparkan ponselnya dan bangkit dari ranjangnya. Berlari dengan cepat menuju pintu depan rumahnya.

'Aku butuh bicara dan akan menunggumu sampai kau keluar rumah',

'Aku sudah didepan rumahmu selama 4 jam',

'Kini 6 jam. Aku tidak menyetir hey. Aku kedinginan',

Menurut pesan terakhir yang Sooyoung baca maka saat ini tepat 8 jam sudah pria itu berada disana. Sooyoung mendengus kesal begitu pintu utama rumahnya terbuka.

Vante, atasan bodohnya itu benar-benar berada di sana. Dengan wajah pucat dan badan menggigil.

"Kau ini bodoh atau apa? Kau tahu ini musim salju dan kau bunuh diri didepan rumahku? Kau mau merepotkanku bahkan sampai akhir hayatmu?!", Sooyoung berucap penuh kemarahan. Bagaimana tidak? Ia baru bangun dan diharuskan untuk berhadapan dengan Vante yang notabene menyebalkan dimatanya. Ralat! Super menyebalkan.

"Memang rencananya begitu", Vante menjawab dengan lirih sambil menahan getaran tubuh menggigilnya.

"Rencana apa? Cepat masuk!", Sooyoung segera menutup pintu rumahnya lalu menekan penghangat ruangannya menaikan suhunya agar semakin hangat.

Sooyoung menarik pria itu lalu mendorong pria itu kasar sehingga pria itu terduduk pada sofa ruang tamunya.

"Berbaringlah, aku akan membuatkan sesuatu yang hangat. Dasar bodoh!", pria itu malah terkekeh mengundang tatapan sebal dari Sooyoung.

"Kau terdengar seperti ibuku",

"Memang ibumu hobi mengataimu bodoh?", tanya Sooyoung sembari memulai langkahnya untuk pergi kedapur.

"Tidak juga", Sooyoung tertawa kecil sembari menatapnya dengan tatapan mengejek.

"Kim Vante brainless",

"Jangan semakin jadi hey!", cetus Vante.

Beberapa puluh menit berlalu. Vante bahkan sudah menghabiskan setengah gelas dari coklat hangat yang Sooyoung seduh untuknya tadi. Hening menyelimuti keduanya dan kecanggungan jelas terkandung dalam diri mereka masing-masing.

Ini kali pertama pria itu menginjakan kakinya dirumah Sooyoung.

"Untuk apa kau sebenarnya kesini?", Sooyoung memecahkan keheningan. Vante menatapnya datar lalu menghela nafas kasar.

"Meminta maaf", Sooyoung menaikan kedua alisnya tak begitu percaya atasan egoisnya itu bisa melakukan permintaan maaf.

"Untuk kesalahanmu yang mana?",

"Menciummu dua kali siang kemarin", Sooyoung merasa resah mendengar kata 'mencium' itu sendiri. Ia menggeram kesal lalu amarahnya kembali naik.

"Eoh! Itu merugikanku! Aish!", aksi protes dan mengumpat mulai dilakukan. Vante hanya mampu untuk duduk diam dan termenung akan semua yang keluar dari mulut Sooyoung selanjutnya.

"Argh!!! Intinya aku membencimu!!!!", Sooyoung mengakhiri aksi pidato kasarnya dengan kalimat ini. Membuat Vante sekali lagi tertampar.

"Kenapa kau begitu membenciku?", tanya Vante. Sooyoung menganga tidak percaya dan menghela nafas kasar.

"Kau bertanya alasannya? BANYAK! Kau seenaknya, kau sewenang-wenang dan... Oh Tuhan aku bahkan sampai bingung harus mulai mencelamu mulai darimana", Vante meneguk ludahnya sendiri menatap ke Sooyoung dengan serius.

"Bisa kau kurangi kadar bencimu saja sedikit?",

"Eh? Kau demam ya?", tanya Sooyoung. Pertanyaan Vante yang terakhir tak masuk akal baginya.

"Aku serius", Sooyoung mengernyitkan keningnya lalu menatapnya bingung.

"Mungkin bisa. Jika kau membelikanku sesuatu", tawar Sooyoung. Vante menatapnya curiga.

"Tidak mahal. Ayolah!",

"Baiklah, apa?",

"Woah! Daebak! Kau benaran sedang sakit ya? Sejak kapan kau sebaik hati ini? Oh... Perubahan sifat menjelang ajal", Vante mendengus kesal memandangnya malas.

"Mau atau tidak? Tidak tahu diri sekali, orang sudah berniat baik malah... Ah sudahlah",

"Hey aku tuan rumah disini. Kau yang harus tahu diri. Lagipula kenapa membawa koper?",

"Bencana itu belum menyerangku hari ini. Jaga-jaga saja, aku akan bermalam dirumah kecilmu ini", ledek Vante sembari membaringkan tubuhnya secara sembarangan pada sofa milik Sooyoung.

"MWO?! KECIL?!", omong kosong! Rumah milik Sooyoung cukup luas dan dikawasan yang cukup elit. Meskipun jelas kalah luas, mewah dan elit dari rumah milik Vante.

"Yya!! Kenapa kau terus meneriakiku?!", protes Vante. Sooyoung meraih gelas berisi coklat buatannya berniat ingin menyiram Vante siang ini. Tapi selanjutnya ia malah harus mendengus kesal penuh kekecewaan karna gelas itu sudah kosong dan kering.

"Kau benar-benar menyebalkan! Berbeda jauh dari Kim malaikatku!", ujar Sooyoung sembari membuang mukanya.

"Kim malaikat? Oh terima kasih atas pujiannya", Vante berucap sembari mulai sibuk dengan game diponselnya dengan nada meledeknya.

"EW! Bukan untukmu! Tentu saja untuk sepupumu, Jin oppa", Vante mendudukan tubuhnya lalu menatap Sooyoung dengan tatapan seriusnya.

"Jin hyung? Dan kau? HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA kau jelas bukan tipenya!", ledek Vante sembari terbahak. Membuat Sooyoung semakin kesal lalu memutuskan untuk meraih bantal sofanya lalu menghantam wajah milik Vante dengan bantal sofa yang ia raih berkali-kali. Sialnya tak berefek apapun Vante tetap menertawainya.

"Bagaimana bisa kau bilang aku bukan tipenya? Sedangkan ia akan pulang Minggu ini dan kami akan berkencan", tawa milik Vante perlahan memelan. Pria itu berdehem lalu menatap Sooyoung singkat.

"Berkencan?",

Sooyoung terlihat tersipu, wajahnya merona. Wanita itu tersenyum malu-malu dengan mata lentik indahnya yang berbinar.

"Cih! Seharusnya ciuman pertamaku akan kuberikan padanya Minggu nanti! Tapi... Sepupu laknatnya mencurinya!", Vante tersenyum tipis.

"Aku tidak hanya akan mencuri ciuman pertamamu dari Jin hyung. Aku juga akan mencuri pelakunya",

"Mwoya? Apa maksudnya?", tanya Sooyoung sewot. Vante menarik tangan milik Sooyoung hingga wanita itu terduduk di atas pangkuannya.

"Tak hanya itu. Aku juga akan mencurimu dari Jin hyung",

TBC
.............................................................

Tadaaaa. Ada beberapa yang req double up nih wkwkwk. Wujudin ga yaaa wkwkwk.

Vote 50+ and komen 20+ auto up. Bisa single bisa double. Ayoo gimana

THE CURSE ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang