August 2020
Sooyoung membelalakan matanya. Layar komputer ruangan kantor milik Vante menyala. Mungkin ia lancang saat ini, tapi Sooyoung masa bodoh. Sooyoung tersenyum penuh kebahagiaan. Bukti pembayaran sebuah tas. Dan kebetulan ia mendapatkan kiriman misterius berisi Tas dari peri penolongnya. Tas yang persis seperti yang berada di website komputer tersebut.
Jika selama ini ia hanya berasumsi maka kali ini bukti ada didepan matanya.
"Apa yang kau lakukan?!", Vante berlari cepat mematikan komputer tersebut. Sooyoung wanita itu tertawa kecil lalu menatap Vante penuh binar.
"Terima kasih atas segalanya Sajangnim. Kau melakukan banyak hal untukku", Vante menatapnya penuh kepanikan. Vante menghela nafas kasar lalu menatapnya tajam. Mencoba mengelak penuh penghayatan.
"Melakukan banyak hal? Apanya?",
"Kau membayarkan biaya kuliahku. Lalu mengirimkan aku ini dan itu. Banyak sekali. Aku sulit untuk menjabarkan seberapa berartinya niat bai...", Vante mengumpat dalam hati. Sooyoung tidak boleh mengetahui semua ini. Ia tidak ingin wanita itu terbawa perasaan hanya karna sebuah rasa terima kasih dan ingin balas budi.
Vante tertawa, tawa yang terdengar begitu canggung dan sukses membuat Sooyoung melunturkan senyumannya.
"Kau salah orang. Memang kau pikir tas yang kau pakai sekarang dengan yang kubeli hanya ada satu didunia ini? Aneh sekali", Sooyoung merapatkan bibirnya menatap Vante penuh kekecewaan.
"Aneh?", ucap Sooyoung tanpa sadar. Vante mengangguk sembari mencoba kembali tertawa palsu dengan nada sumbang dan canggungnya.
"Untuk apa aku berbuat sejauh itu? Toh kau juga bekerja padaku untuk melunasi hutang ayahmu pada perusahaan bukan? Lalu untuk apa aku melakukan itu semua? Bukankah itu namanya menambah hutangmu?", Sooyoung tertegun. Ia hampir lupa dimana posisinya.
Ia lupa ia anak dari seorang yang terlilit hutang. Ia lupa ia bukan lagi Sooyoung yang dulu. Ia lupa bahwa ia bukan siapa-siapa dan...
Vante terlalu sulit untuk dijangkau.
Sooyoung menahan tangisannya. Ia ikut tertawa dengan nada canggungnya. Menutupi raut kekecewaannya dan menahan tangisnya.
"Benar juga! Aneh sekali ya? Maafkan aku sajangnim", Sooyoung menunduk lalu berlalu dari ruangan tersebut.
Berjalan cepat menuju toilet. Dimana ia bisa bersembunyi dibalik bilik kamar kecil tersebut dan mulai menangisi dirinya sendiri.
Sooyoung malu karna terlalu percaya diri dan meyakini intuisinya.
......................................................................
Now
"Ya maaf! Aku tidak siap untuk mengaku saat itu", ujar Vante si pria berseragam rumah sakit yang terbaring dengan wajah memelasnya. Sooyoung mendengus kesal lalu mendudukan tubuhnya disisi ranjang rumah sakit dimana Vante terbaring.
"Kau tahu seberapa banyak air mata yang kubuang huh?!", Vante mendudukan tubuhnya. Mengedipkan matanya beberapa kali lalu menatap Sooyoung penasaran.
"Air mata? Kau menangis? Karna hal itu?",
"Tentu saja! Aku menyukaimu saat itu! Menganggapmu pangeran tampan berkuda putih dan aku Cind...", Sooyoung menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangannya. Ia terkejut karna ulah mulutnya sendiri. Vante pria itu tersenyum lebar lalu mengulurkan tangannya kearah puncak kepala milik Sooyoung dan mengusap kepalanya beberapa kali.
"Saat itu? Lalu bagaimana dengan saat ini? Kau masih menyukaiku?", tanya Vante. Dada keduanya bergemuruh, debaran itu membuncah. Cara kerja jantung keduanya memompa berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CURSE ( VJOY ) M
RomanceKau mungkin tidak akan percaya. Wajar saja. Baik Park Sooyoung ataupun Kim Vante. Keduanya tak mempercayai apa yang terjadi diantara mereka. Sooyoung hanya terlampau kesal dan emosi ketika mengucapkan sumpah serapah yang keluar dengan mulus dan tul...