L I M A

582 93 13
                                    


"Halo temen-temen... nama gue Alyza Gabriella, panggil gue Alyza, Lily, Al, apa ajadeh terserah kalian, btw gue pindahan dari Bandung. Salam kenal semuanya.."

Seisi kelas terpesona melihat senyuman manis yang ditunjukkan Alyza di depan sana.

"Oke, ada yang mau bertanya?" Tanya pak Jojo, guru dengan kacamata bulat serta kepala yang botak itu menatap satu persatu murid kelasnya.

Athalla mengangkat tangannya, "Sa–"

"Baik, sepertinya tidak ada, Alyza kamu duduk di–"

"Duduknya sama saya aj–"

"Kursi sebelah Vanya kosong, kamu boleh duduk disitu."

Athalla mendengus kesal, berbeda dengan teman-temannya yang menertawakan dirinya. Menurunkan tangannya yang sedari tadi diudara, beralih mengepal kuat menahan emosi. "BAPAK PUNYA MASALAH APA SIH SAMA SAYA?!"

Pak Jojo menaikkan kedua bahunya acuh, "Pasti pertanyaan kamu bakalan aneh, mending diem aja deh, kamu itu gak diajak." Ucapnya membuat Athalla mendengus kesal.

Bruk!

Athalla menunjukkan deretan giginya yang rapi setelah melempar tas milik Tyan mengenai wajah cantik Vanya. "PAK! VANYA ITU DUDUKNYA SAMA TYAN!"

Vanya hendak protes, tapi Athalla meletakkan jari telunjuk nya didepan wajah gadis itu. "Sstt, niat gue baik. Biar lo bisa mantep-mantep sama si Tyan tiap hari."

Vanya mendengus, gadis itu meletakkan tas milik Tyan di kursi sebelahnya dengan perasaan kesal sekaligus senang. Kesal karena Tyan lama sekali mengobati luka Jeffrey di UKS. Ia jadi curiga sendiri. Mana wajah Jeffrey itu tampan sekaligus cantik. Kan ga lucu kalo dia saingannya sama lelaki.

Pak Jojo menggelengkan kepalanya heran. Matanya beralih menatap Nathan, murid yang tengah anteng bermain game tanpa memperdulikan keadaan kelas. "Kamu duduknya sama Nathan aja, kasian duduk di pojok sendirian mulu."

Alyza menganggukkan kepalanya, lalu berjalan menghampiri Meja Nathan yang berada di belakang, tepat di sudut kelas sebelah kiri.

Athalla menjatuhkan rahangnya speechless. "Wah.. sialan, pak Jojo tipe manusia yang gak di interview dulu pas masuk neraka." Gumamnya pelan.

Yudha terkekeh pelan, memutar badannya menghadap Athalla. "Pak Jojo tipe-tipe manusia yang optimis masuk neraka, ya." Ujarnya disaat kelas sedang sunyi-sunyinya. Membuat Yudha langsung mengatupkan bibirnya.

"Ngomong apa kamu, Yudha? Saya tipe manusia yang optimis masuk neraka?"

Yudha kembali menghadap ke depan, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gini, pak... Maksud saya.. semua manusia itu tidak luput dari kesalahan, pasti merasakan api neraka terlebih dahulu, kemudian akan merasakan nikmatnya surga."

Pak Jojo mengangguk mengerti, "Kalo kamu tipe manusia yang langsung tinggal di neraka tanpa merasakan nikmatnya surga."

Yudha tersedak ludahnya sendiri, berbeda dengan teman-temannya yang menertawakan dirinya. Dosa apa yang telah diperbuat oleh hambamu yang satu ini ya Allah.. dapet guru mulutnya udah kayak ulekan cabe, PEDES BRAY!.

Athalla menghentikan tawanya, "Di obok-obok airnya di obok-obok, si Yudha otaknya murni goblok!"

Yudha mendengus, dirinya menendang meja Athalla. "Sialan, lo."

Athalla menghiraukan Yudha, mengulurkan tangannya untuk mengambil kembali tas Tyan. "Gue tarik ucapan gue, dosa kalo tiap hari mantap-mantap di kelas."

Vanya membulatkan kedua bola matanya, tangannya dengan gercep menahan tas milik Tyan. "Gak, gaada! Tyan duduknya sama gue!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RegiasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang