Chapter 10 - Gelar

49 8 4
                                    

Arka menatap tidak percaya.

Reza mendengus, "Kendalikan wajahmu."

"Aku tidak menyangka. Netizen yang selalu berkomentar saat berpapasan denganku adalah seorang mantan The Prince angkatan kedua."

Pria itu melengos, "Diam. Kenapa kau dikejar?"

Arka memasang pose berpikir. "Entahlah, mereka hanya cemburu atau semacamnya."

"Kenapa tidak melawan?"

"Aku tidak mood."

Reza menghela nafasnya, "Kau seperti anak perempuan."

Deg

"Jangan keluar, mereka mungkin masih mencarimu." Pria itu berjalan menuju sofa yang tidak jauh dari mereka, kemudian duduk disana.

Arka menatapnya bingung, ia mengangguk kecil dan berjalan untuk duduk di sofa seberang. Maniknya melihat seisi ruangan.

"Ini ruangan apa?"

"Khusus tamu."

"Oh."

Arka melanjutkan acara lihat-lihatnya. Ia terpukau dengan lukisan dan beberapa ornamen yang dipajang dalam ruangan itu.

Reza melirik ke arah pemuda yang duduk di hadapannya. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit.

"Kau pasti yang selanjutnya."

Arka melihat ke arah pria itu dengan tatapan bingung. "Apa maksudnya?" Namun Reza tak menjawab pertanyaan itu. Ia sibuk meraih dan memainkan ponselnya. Seperti mengetikkan pesan.

Kedua manik Arka menyipit, menatapnya tajam. "Hey, mantan pangeran. Kenapa kau menyebalkan sekali setiap kita bertemu?"

Pertanyaan itu membuat Reza menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh dan menatap Arka.

"Aku hanya menyesuaikan."

Arka berdecak, "Ternyata seorang pangeran generasi kedua adalah orang yang menyebalkan. Aku heran kenapa para siswi lebih menyukaimu dibanding yang lain. Andai mereka tau." Arka tersenyum mengejek.

Reza menaikkan sebelah alisnya. Raut wajah itu nampak kesal, namun ditahan. "Bukan salahku. Mereka yang melihat dari luar saja."

Jawaban itu tepat sasaran. Arka terdiam sejenak. Ia nampak berpikir lalu tersenyum penuh arti.

"Wow mengagumkan sekali! Persis seperti yang aku bayangkan. Sudah diputuskan, Kak Reza akan menjadi idolaku."

Reza hanya memutar bola matanya malas. Ia bangkit dari posisi duduknya, kemudian tersenyum tipis.

"Jika benar begitu, aku akan mengajarimu."

"Hah?" Wajah Arka penuh kebingungan.

"Aku akan datang sehari setelah perolehan gelar." Ia mematri langkah menuju pintu, hendak keluar. "Semoga beruntung." Sosoknya pun menghilang dibalik dinding.

"Gelar? ... Apa maksudnya?"

"Buset, Arka kemana ya?" Satya celingak-celinguk mencari sahabatnya di tengah kerumunan.

"Kayaknya ponsel dia lowbat, ditelpon gagal terus." Naya menaruh ponselnya kembali pada sling bag yang dibawanya.

"Aduh acara inti sebentar lagi mulai. Lo sih ninggalin dia!" Satya memelototi Naya.

Yang bersangkutan tidak terima, ia memelototi balik. "Lo lah! Jelas-jelas dia udah bangunin lo malah tinggal makan sambil nongki!"

"Dia nya gak mau ikut."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Prince(ss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang