Queen 34

1.2K 149 24
                                    

Queen 👑






















Terjadi pertikaian di antara kedua belah pihak, sempat terjadi perundingan yang sudah bersifat dengan pertimbangan dan kepala dingin. Namun kembali di rusak karena pangeran jung yang terus-terusan tak Terima dan mengelak karena pangeran jung merasa tertekan dan akan terbukti bersalah, pangeran jung pun mengait-seretkan segala hal bahkan sampai membawa-bawa panglima kim didalamnya.

Keadaan kembali memanas kala itu, lalu pertikaian di akhiri dengan kepergian orang-orang dari selatan dengan tak terhormat.

Berakhirlah penguasa negeri selatan angkat kaki dari tanah kerajaan joseon dengan pikiran keruh.

Mereka pergi dengan penghinaan dan rasa malu, meninggalkan tanah kerajaan raja jeon dengan rasa kesal memupuk di hati.

Walau begitu tak ayal mereka tetap mempertahankan ego mereka dan tetap kekeuh merasa tak bersalah, kini malah mereka yang merasa di hakimi di sini.

Mereka menyimpan dendam masing-masing atas kejadian hari ini. Kedua kerajaan yang tadinya bersahabat kini terpecah belah dan saling membenci.

Terlebih pangeran jung yang terlampau kesal, apalagi pada ratu. Suatu hari, dia akan membalaskan dendam.

Tak tau diri memang, tapi pangeran jung malah menganggap bahwa ini semua gara-gara ratu, pokoknya karena ulahnya.


























...

Setelah kejadian tempo lalu, kini di istana tidak lagi membahas apa yang pernah terjadi atas perintah Raja sendiri.

Semuanya berjalan seperti biasa dan untungnya ratu tidak mendapatkan luka yang berarti.

Sejak kejadian tempo lalu, jimin terus saja di recoki pertanyaan-pertanyaan yang sama setiap detiknya oleh Raja maupun panglima kim, ditambah abdinya dan lain-lain.

'Gwaenchana? /kau baik-baik saja?, kau tidak apa-apa?...
Semua jenis pertanyaan yang hanya mengandung satu maksud terus di tujukan padanya dari berbagai kesempatan dan orang yang berbeda.

Sudah jimin bilang ia tidak apa, namun masih saja ia di khawatirkan. Heran.

"Gwaenchana? "

"Arrghh..! Jika kau terus melontarkan pertanyaan yang sama aku bisa gila!! "
Pekik jimin frustasi, sedangkan yang melihatnya berkedip-kedip dengan sorot bingung.

"Waeyo? Apa pertanyaan membuatmu gila?"
Ujarnya seadanya.

Jimin menatap seseorang yang adalah raja Joseon itu dengan lelah. Kadang jimin berpikir, dia ini polos atau bego sih? Tapi masa iya?!

"Sudahlah cukup. Katanya mau ditemani minum, tapi kenapa malah banyak omong! Cepatlah minum! "
Seru jimin tak ada sopan sopannya.

Raja mengkerut sebal.

"Iya, iya. Bisa lembut sedikit tidak sih?. "
Gumam raja.

Dengan ia dongkol mengambil cangkirnya dan menyruput isinya.

Jimin pun menyunggingkan senyum bangga. Bolehkan ia sombong sedikit saat mengetahui raja begitu menurut padanya?

Jimin ikut meminum teh miliknya. Sebenarnya dia tidak suka minum teh hangat di siang bolong, tapi dengan sedikit paksaan ia berakhir di kediaman raja. Duduk berhadapan dengan meja di antaranya, beberapa cemilan terhidang di atas meja sedang itu sebagai teman teh hijau mereka.

Memperhatikan ratu yang sedang fokus fokusnya dengan cangkirnya, membuat tanpa sadar senyum kecil terbit di sudut bibirnya.

Tetapi ingatannya kembali terlempar ke kejadian tempo lalu, tepatnya saat ratu tengah berada di dekapan panglima kim. Hal itu sedikit-tidaknya membuat ia cemburu. Oh ternyata begini ya rasanya cemburu?

"Queen"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang