🌺🌺🌺
Ada kalanya mencintai seseorang membuatmu menjadi bodoh tanpa sadar. Yang lebih parah, kau menjadi orang dengan kadar kewarasan yang perlu dipertanyakan saat kau tidak menyadari bahwa sebenarnya kau sedang jatuh cinta. Mungkin itulah yang Hokuto rasakan akhir-akhir ini. Kemudian kewarasan itu sepertinya benar-benar terkuras habis beberapa detik yang lalu ketika Kazuma mengungkapkan perasaannya.
Entah sejak kapan sosok remaja berambut raven itu sangat penting bagi dirinya. Tatapan tajam yang anehnya penuh keteduhan itu seringkali menjadi pengganggu Hokuto saat malam, membuatnya susah memejam. Keberadaannya menjadi pelengkap. Kazuma tidak pernah tahu jika selama satu minggu tanpa kehadirannya, Hokuto seperti orang yang kehilangan semangat hidup.
Benar-benar tidak mengenal dirinya sendiri. Belum lagi masalah yang berhubungan dengan Itsuki berhasil membuat separuh siswa di angkatannya menjadikan Hokuto bahan omongan. Hokuto timpang tanpa Kazuma. Setiap kali mengunjungi perpustakaan, sosok pendiam itu tidak ada di sana dan Hokuto berakhir dengan merutuki dirinya sendiri. Perlahan, rindu mulai mengganggunya. Hari-harinya terasa membosankan karena tidak ada lagi ajang "mengganggu" ketenangan Kazuma yang menggemaskan.
Hokuto berulang kali ingin menjenguk anak itu di rumah sakit, tapi lagi-lagi Itsuki melarangnya. Dengan bodohnya, Hokuto menurut. Di sisi lain, dia tidak sanggup melihat kondisi Kazuma. Hokuto tidak berhenti menyalahkan dirinya sejak malam ia meninggalkan Kazuma di tengah kesakitannya. Bagaimana jika Kazuma benar-benar pergi meninggalkannya malam itu? Maka mungkin Hokuto akan dihantui rasa bersalah seumur hidup.
Sebenarnya apa yang sedang ia rasakan sekarang ini?
Ketika dia berkonsultasi secara random pada beberapa kenalannya di sekolah, mereka bilang itu adalah perasaan suka, malah bisa disebut dengan cinta. Hokuto sempat bergidik, karena dia masih sangat bodoh untuk mengenal apa itu cinta. Namun, setelah Kazuma kembali, perasaan itu seakan menjadi jelas.
Cara Kazuma mengulas senyum, berbicara dengan nada lembut penuh kesabaran, dan suara khasnya yang selalu membuat Hokuto ingin mendengarnya lagi dan lagi. Itu semua cukup membuktikan jika konsultasi Hokuto membuahkan hasil. Dia benar-benar jatuh pada pesona Kazuma dan tidak bisa mengelak lebih jauh lagi.
Hanya, dia terlalu takut untuk menunjukkannya. Kazuma terlalu rapuh untuk mengetahui perasaan anehnya dan Hokuto tidak akan membiarkan perasaannya menjadi beban untuk Kazuma. Lebih baik menyimpannya. Melihat Kazuma berada di dekatnya saat ini sudah jauh lebih dari cukup.
Lalu senja pada penghujung musim gugur kali ini akan menjadi senja paling indah untuk Hokuto. Dia tidak akan membiarkan Kazuma tahu, biarkan semuanya tersembunyi sehingga semuanya akan baik-baik saja. Setidaknya itu yang Hokuto percayai sebelum Kazuma mengatakan sesuatu yang membuat Hokuto tidak tahu apakah kakinya masih menapak di tanah atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
WIND AND STAR
FanfictionA short story of KazuHoku. Bagi Kazuma, ada seseorang yang seperti bintang untuknya. Dia terlalu indah, tetapi tidak mungkin untuk tergapai oleh tangannya. Sementara dirinya hanya seperti angin, yang kehadirannya bisa dirasakan tanpa pernah terlihat...