Siapa yang tidak mengenal sosok Zeaniko, Dokter spesialis bedah yang sudah banyak menolong banyak nyawa dengan kedua tangannya yang digadang gadang dirasuki oleh arwah leluruh. Namanya begitu tersohor, ia juga tidak jarang bekerja ditepi jurang dalam artian menangani pasien dengan nama yang lebih besar dan penting.
Namun sayangnya, dibalik itu semua ia juga dikenal dengan sosok laki laki sombong tidak punya hati meski banyak wanita mendekatinya. Dan sayangnya dari sekian banyak wanita itu, tidak ada satu pun yang mengetuk pintu hatinya hingga diusianya yang hampir berkepala empat ini ia masih betah menyandang status single.
Ya- Single , karena hatinya hingga saat ini masih di isi oleh sosok wanita bernama Marsha yang keberadaanya pun tidak pernah ia ketahui dimana selama sepuluh tahun kebelakang ini.
ceklek....,Zean membuka pintu apartemennya, melangkah masuk dan tidak lupa melempar asal tas kerjanya sembari mengendurkan ikatan dasi dilehernya.
"Cek...,"Zean berdecak kecil, melihat ruang tamu apartemennya sedikit berantakan dengan mainan anak anak. Namun apa boleh buat, itu milik keponakannya yang tidak lain anak dari Chika sang Kakak.
"Yee Om Zean udah puyang, "gadis kecil berumur lima tahun itu berlari gembira kearahnya dan seketika membuat rasa kesal seorang Zean menguap karena ia begitu menyayangi gadis kecil bernama Freya itu.
Zean menekuk lututnya, hingga ia bisa mensejajarkan tingginya dengan Freya. "Om, ayo kata Mami , Om mau ajak Frelya ke Fandu, "ucap Freya dengan cadelnya.
Zean menangkup kedua pipi Freya dengan gemas. "Lusa ya ...,soalnya Om ada banyak kerjaan ,"ucapnya.
Freya yang tadinya senang dengan kepulang Zean, mendadak menjadi murung karena lagi lagi Zean mengundur waktu pergi je Fandu.
Dari kejauhan, Chika hanya menggeleng dan menghela nafas. Ia sebenarnya kesal dengan sang adik, Zean yang selalu membuat janji manis dengan Freya. Sangat berbeda dengan si bungsu Christy, yang selalu membuat waktu bersama Freya.
****
Tap...tap...tap... Zean berlari begitu cepat dilorong rumah sakit, tepatnya setelah ia menerima panggilan darurat jika ada pasien yang harus menjalani operasi.
"Sabar Sha, dia pasti baik baik aja kok..,"
Degh... Zean sedikit merasa tersentak, ia yang tidak sengaja mendengar percakapan dua orang wanita yang dilewati itu seperti tidak asing dengan nada suara mereka. Zean ingin menoleh, namun seorang petugas medis terus berbicara disampingnya memberi tahu tanda vital sang pasien yang akan ditangani. Hingga membuat fokusnya terbagi.
Setibanya diruang operasi, Zean sejenak menatap wajah pasien yang akan di tangannya. Namun, aneh, ia seperti tersihir oleh pasien itu. Ia seperti mendapat bisik yang sangat kuat untuk menyelamatkan pasien dihadapanya itu.
"knife..,"ucap Zean sembari mengadahkan tangan kanannya.
Operasi darurat berjalan dibawah komando Zean sebagai Dokter utama dan dibantu oleh dua asisten Dokter juga beberapa perawat.
Sementara diruang tunggu, Marsha ditemani Ashel tengah berharap cemas menunggu sang suami yang tengah mendapatkan operasi darurat.
Ya- pasien yang Zean tangani itu adalah suami dari Marsha, Louis namanya.
Dua jam berlalu, seorang suster datang menghampiri Marsha dan mengatakan jika operasi telah selesai.
"syukurlah...,"ucap Ashel, mengusap kedua bahu Marsha ketika suster mengatakan jika operasi berjalan lancar dan mereka bisa menunggu pasien yang akan segera dipindahkan ruang inap.
Sesuai arahan dari suster, Marsha yang masih ditemani Ashel menunggu didepan pintu. Hingga pintu itu terbuka dan seorang Dokter juga terlihat keluar.
Degh.... dua pasang mata yang sudah sepuluh tahun tidak saling bertemu akhirnya kembali bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A day in my life ...
FanfictionJangan ditunggu ,ini cuma lapak saya buat short story. Disclaimer ini fiksi semuanya karena pemikiran penulis bxg gxg (jangan berharap lebih) 18+