Seandainya Christy mengatakan tidak mengenal seorang Marsha Lenathea, mungkin ia tidak akan menjadi kurir seorang AzizeeAshadel Natio seperti pagi ini contohnya.
Dengan senang hati seorang Azizee atau Zee yang tidak banyak waktu luang itu mengantar Christy ke sekolah, meski Christy sudah berkali kali menolaknya.
"Sudah sampai disekolah dengan selamat tuan putri, "ucap Zee, setelah ia menepikan mobilnya didepan sekolah Christy.
Christy memutar malas bola matanya, sementara Zee menatapnya dengan senyum hangat penuh arti.
"Ya, thanks..,"ucap Christy dengan nada malasanya, kemudian bersiap untuk turun dari mobil.
"etss...jangan lupa dong, nih..nitip ya, tolong jangan sampai rusak ,"Zee memberikan coklat dan juga setangkai bunga pada Christy. Eum- Tidak, lebih tepatnya Christy hanya akan menjadi pengantar bunga dan coklat itu, karena kedua barang itu Zee persembahkan untuk Marsha.
Lagi, Christy memutar malas kedua bola matanya. "Zoy, kamu tahu nggak ..,"ia menatap Zee.
"Enggak ...,"Zee memasang wajah polosnya.
Christy berdecak, "Cara kamu itu kuno, "ucapnya kemudian turun dari mobil.
Zee hanya terdiam, mencerna apa yang diucapkan sepupunya itu.
"Ah, enggak ah.. buktinya Mami bisa buat kutub es mencair karena coklat dan bunga ," Zee berucap sembari bersiap melajukan mobilnya, meninggalkan sekolah Christy.
***
"Marsha..,"Christy sedikit berteriak ketika melihat Marsha, gadis cantik yang menjadi incaran Zee, sang sepupu.
Marsha yang tadinya berjalan dengan santai, sontak menghentikan langkahnya kemudian menoleh.
Tap tap...tap... Christy sedikit mempercepat langkahnya, hingga ia kini berhadapan dengan Marsha.
"Nih, buat kamu ,"ucap Christy memberikan coklat yang Zee titipkan padanya.
Lagi, untuk kesekian kalinya mendapat coklat di pagi hari sedikit membuat Marsha memutar malas kedua bola matanya.
"Terima aja, "ucap Christy sedikit memaksa.
Dengan perasaan malas, Marsha pun kembali menerima coklat itu dan memasukanya ke dalam tas seperti kemarin kemarin.
"Oh'iya Sha, lusa kamu jadi ke acara Jejepangan yang ada di FX itu kan ?" tanya Christy sembari mengapit lengan Marsha dan keduanya pun berjalan berdampingan menuju kelas.
"Iya, kamu dateng juga ?" Marsha berbalik bertanya.
Christy mengangguk. "He.em...kita bareng aja yuk, kamu pasti pergi sendiri kan ?" ucapnya sembari menoleh pada Marsha.
Marsha mengangguk, "Boleh, "ucapnya yang membuat Christy mengulas senyumnya.
Di lain tempat, tepatnya di studio rekaman. Zee yang hari ini memiliki jadwal rekaman masih terlihat santai sembari menunggu Sisca, salah satu soloist wanita yang juga seniornya di agencynya yang kali ini akan berkolaborasi denganya.
"Zee, lo udah ketemu sama cewek yang di Zoom itu belom ?" tanya Olla, sembari meletakan kopi yang Zee pesan.
Zee sedikit mendongak, mengulas senyum tipisnya. "Nih, gue udah follow twitter nya ...,"ucapnya, menunjukan ponselnya.
Olla sedikit menautkan alisnya. "Mana ? kok cuma layar item doang ?" bingungnya.
Zee kembali terlihat lesu. "Akunnya di gembok, kayanya banyak yang nge follow dia deh,"ucapnya.
"Pfft...,"Olla hampir saja melepaskan tawanya, karena baru kali ini artisnya susah mendapat perhatian dari seorang gadis.
"Ya udah sabar aja, mungkin lo bukan typenya. sama satu lagi, kurang kurangin tuh sifat buaya lo ,"ucap Olla yang terdengar mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
A day in my life ...
Fiksi PenggemarJangan ditunggu ,ini cuma lapak saya buat short story. Disclaimer ini fiksi semuanya karena pemikiran penulis bxg gxg (jangan berharap lebih) 18+