True love warisan Ayah

997 131 43
                                    

"Hari ini aku mau belanja, mau beli isi dapur ,keperluan bulanan dan kamu harus ikut ,"ucap Marsha dengan tatapan mata yang mengancam.

Zeeco hanya berdehem dan masih enggan untuk membuka kedua matanya, meski jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi.

" Kok cuma hem ? nggak mau nemenin istrinya belanja  ? " ucap Marsha lagi dan Zeeco hanya diam.

"Hissh ,nyebelin ,"kesal Marsha kemudian meninggalkan kamar.

Zeeco kembali ke alam mimpinya,  ia benar benar lelah dan mengantuk setelah menghabiskan malamnya dengan pekerjaan kantor. Dan sekarang hari sabtu, Zeeco ingin sejenak bermalas malasan. Namun sayang, itu hanya sebuah keinginan karena setelah Marsha menutup pintu kamar, ponselnya berdering.

"Iya Mah..," Zeeco menjawab panggilan telepon dari sang Mama dengan nada suara yang masih mengantuk.

"Abang, kamu gimana sih. Istri kamu minta ditemenin belanja kok malah nggak mau ?".

Suara nyaring dari sang Mama di sambungan telepon sukses membuat Zeeco membuka kedua matanya dan mengambil duduk.

"Mama nggak mau tahu ya, kalau sampai menantu Mama kenapa kenapa ,awas aja ,".

Zeeco sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya sejenak. "Iya Mah, abang siap siap sekarang  ,"ucapnya kemudian tidak lama panggilan telepon berakhir.

"Huft...Bener bener ke geser nih posisi anak ,menantunya terus loh yang diperhatiin, anaknya dilupain, "Zeeco mengerutu, sembari beranjak dari tempat tidur untuk bersiap siap .

Sementara Marsha, ia sudah duduk dengan santai sembari melihat onlineshop di ponselnya setelah mengadu pada sang ibu mertua ,jika Zeeco tidak mau menemaninya.

Lima belas menit berlalu, Marsha sedikit mendongak mencium wangi perfum sang suami. Seutas senyum terukir dibibir, melihat suaminya menghampiri dengan hoodie putih dan celana cinos coklat muda setinggi lutut.

"Pagi istrinya aku..,"ucap Zeeco sembari mengambil duduk disamping Marsha.  "Pagi bayinya Papa ,"ucapnya lagi, sembari mengusap dan mencium perut sang istri.

Marsha menyimpan ponselnya, mengusap lembut rambut Zeeco. "Udah lumayan panjang nih, setelah belanja dirapiin dulu ya , aku temenin ,"ucapnya.

"Enggak ah, kaya bapak bapak kalau rapi rapi ,"ucap Zeeco tanpa merubah posisinya yang masih nyaman menciumi perut sang istri, dimana buah cinta mereka tumbuh.

"aku beliin sushi deh  ,"ucap Marsha yang sukses membuat Zeeco menatapnya.

"Beneran nggak nih ? entar ngambil uang belanja lagi  ,"ucap Zeeco.

"Ih, engga.  Pakek uang aku lah, "ucap Marsha meyakinkan.

"Oke deh ,yuk jalan ,"ucap Zeeco beranjak lebih dulu, kemudian mengulurkan tanganya untuk membantu sang istri berdiri. "Berat ya sayang ?" tanyanya, tidak tega melihat sang istri kesusahan .

"Enggak kok, kan belum hamil tua ,"jawab Marsha diakhiri senyum tipisnya.

"Kalau hamil tua ?" tanya Zeeco, sembari menggandeng tanggan Marsha meninggalkan ruang santai.

"Ya aku mau kamu 24/7 sama aku, ya kali kamu mau enaknya aja ,"jawab Marsha.

Zeeco menoleh. "Ya pastilah aku sama kamu 24/7 ...kalau perlu aku pindahin kantor kerumah biar aku bisa jagain kamu sama bayi kita ,"jawabnya.

***

Belanja keperluan bulanan adalah agenda pertama di hari sabtu ini. Layaknya suami pada umumnya, Zeeco berjalan disamping Marsha sembari mendorong troli membiarkan Marsha mengambil apa yang ingin wanita itu beli.

A day in my life ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang