Jawaban "Iya" dari lamaran yang Zeeco katakan pada Marsha beberapa bulan lalu, membuahkan hasil. Marsha menerima lamarannya dan kini keduanya tengah dalam persiapan menuju pernikahan. Tentu saja konsep pernikahan sesuai yang Marsha mau, sementara Zeeco hanya mengikutinya dan sesekali mengutarakan kemauanya meski tidak sepenuhnya diterima oleh Marsha.
Namun, meski Marsha sering menolak apa yang Zeeco mau, lantas tidak membuatnya senang dan justru kesal karena Zeeco sama sekali tidak memberikan perlawanan. Seperti malam ini contohnya, setelah keduanya selesai melakukan fiting baju.
"Kamu kenapa ? kurang suka sama bajunya ?" tanya Zeeco sembari mengusap kepala Marsha disaat ia masih harus fokus mengemudi.
Srekk...Marsha merubah posisi duduknya, menghadap Zeeco sepenuhnya.
"Kamu serius nggak sih nikahin aku ?"Marsha berbalik bertanya pada Zeeco.
Dengan sedikit alis bertauta, Zeeco tertawa kecil. "Kok tanyanya gitu ? emang aku kelihatan main main ?" ucapnya.
Marsha berdecak kecil, "Ya aku heran sama kamu, tiap aku nggak setuju sama pilihan kamu. Kamu diem ,ngalah. Kaya nggak punya kuasa sama sekali jadi orang, "ucapnya, akhirnya bisa meluapkan isi kepala yang penuh kekesalanya itu.
Lagi, Zeeco tersenyum tipis. "Apapun yang kamu mau, aku turutin Sha. anything for you, tapi ya yang masuk akal aja mintanya ,"ucapnya.
Lagi, Marsha hanya berdecak gemas dan kesal pada respon yang diberikan calon suaminya.
Tiba didepan rumah Marsha, seperti biasa Zeeco tentu saja turun dan menemui orang tua Marsha. Ia tidak pernah menurunkan Marsha begitu saja tanpa bertemu orang tua Marsha, kecuali jika orang tua Marsha tidak berada dirumah.
Setelah bertemu dengan kedua orang tua Marsha, Zeeco pun berpamitan untuk pulang. Tapi saat akan berbalik, tangan kirinya tertahan dan membuatnya kembali berbalik.
"Pulang gitu aja ?" tanya Marsha dengan alis kiri yang sedikit naik.
Zeeco menaikan alisnya, sedikit menunjukan ekspresi bingung. "Enggak mau kiss dulu kah ?" tanya Marsha padanya.
"Ih, nggak boleh tahu..,"jawab Zeeco mencubit gemas pipi Marsha, "nanti kalau udah sah ya. sabar ya ,"ucapnya lagi.
Marsha hanya mencibik, meski dalam hati begitu hangat dengan perlakuan Zeeco yang manis padanya.
;****
Hari yang ditunggu akhirnya tiba, Zeeco dan Marsha mengucap janji pernikahan mereka didepan seorang Pendeta dan disaksikan kedua orang tua serta sanak keluarga yang mereka undangan.
Air mata harusnya bahkan turut menjadi saksi kebahagiaan Zeeco dan Marsha di moment itu. Dan selain itu pernikahan Zeeco dan Marsha juga digadang gadang menjadi hari patah hati nasional, meningat Marsha adalah sosok artis wanita yang memiliki fans laki laki tidak sedikit, sedangkan didunia bisnis tentu saja para kolega Zeeco yang merasakan patah hati karena tidak bisa menjadikan Zeeco menantu mereka.
Selesai pengucapan janji pernikahan di gereja, acara resepsi pun berlangsung disebuah hotel bintang lima yang juga milik Zeeco, hotel yang Zeeco resmikan dua tahun lalu yang kini dengan sadar sudah dialihkan nama dengan nama Marsha.
Ya - anggap saja itu hadiah pernikahan darinya untuk wanita yang mau menerima laki laki pemalu sepertinya.
Bicara soal pesta penikahan, tentu saja pesta pernikahan terkonsep sesuai yang Marsha mau. Mulai dari tema, tata ruang dan bahkan makanan penjamu pun pilihan Marsha. Hanya home band pengiring dan penyanyi penghibur pilihan Zeeco.
Selain itu, para tamu yang datang pun sangat sangat jauh berbeda. Tamu yang Marsha kenal kebanyakan datang dari kalangan artis dan muda muda. Sementara tamu yang Zeeco kenal tentu saja dari kalangan pengusaha dan rata rata sudah berumur hanya beberapa yang muda.
"Kamu nggak punya temen ?" tanya Marsha dengan nada berbisik setelah beberapa kali mengalami tamu laki laki atau perempuan yang seumuran orang tuanya.
Zeeco tersenyum tipis ,kemudian menggeleng sebagai jawabnya.
"Zeeco...,"seorang gadis berkulit sawo matang dan senyum yang begitu merkah menyapa dan menghampiri Zeeco, gadis itu bahkan dengan santai memeluk Zeeco dengan erat.
"Akhirnya ada yang mau sama lo ...,"ucap gadis itu yang tidak lain adalah Freya, sahabat Zeeco dari SMA.
"Mana cantik lagi, ati ati ya lo ...jangan sampai dia bosen sama lo ..,"ucap Freya lagi, kemudian memeluk Zeeco.
Melihat interaksi Zeeco dengan Freya yang begitu dekat, sedikit membuat Marsha bertanya tanya. Namun ia segera mengalihkan fokusnya, saat Freya menghampirinya dan memberi selamat.
Satu persatu tamu datang memberi selamat, hingga pesta pernikahan itu selesai saat jam sudah menunjukan pukul 05.00 sore.
"Jadi, abang mau pulang kerumah atau kemana nih ?" tanya Christy pada Zeeco.
"Ya kerumah abang lah, ya kali udah nikah masih mau tinggal sama kita ,"saut Briel yang sukses membuat Christy mempoutkan bibirnya, karena masih belum rela Zeeco mencintai wanita lain selain dirinya.
Zeeco mengacak gemas rambut Christy, kemudian merengkuh kedalam pelukanya. "Jangan sedih dong, kan kita masih satu kota satu komplek ..,"ucapnya.
Christy mengusap kedua matanya yang berair ,"Kak Briel sih tadi bilang gitu, kan aku jadi sadar kalau abang udah nikah ,"ucapnya dan kembali memeluk Zeeco.
****?
Hari yang melelahkan telah selesai, kini Zeeco dan Marsha sudah beristirahat dirumah baru yang Zeeco siapkan yang lagi lagi Zeeco berikan sebagai hadiah pernikahan.
"Kayanya, aku nggak mau punya anak deh ,"ucap Marsha tiba tiba saat Zeeco baru saja meletakan ponsel tidak jauh dari tempat tidur mereka.
Zeeco sedikit terdiam dan terfokus pada Marsha. Tidak lama ia tersenyum tipis. "Aku nggak maksa kamu Sha, kamu mau punya anak atau enggak. Soalnya kan yang hamil kamu ,"ucapnya.
Kaget, Marsha justru terkaget dengan respon yang Zeeco berikan. Ia tidak menyangka Zeeco akan memberi respon yang sangat tenang diluar pikirannya.
"Kok jawab gitu, jangan jangan kamu punya wanita lain ya ?" Marsha menatap tajam pada Zeeco.
Lagi, Zeeco mengulum senyumnya. "Ya kalau kamu mau cari tahu silahkan, itu pun kalau ada ..,"ucap Zeeco.
Ditengah kebahagiaan yang Zeeco rasakan. Dilain tempat ,kebahagiaan yang sama juga tengah Aldo rasakan. Laki laki yang ditunggu responnya atas pernikahan Marsha itu juga tengah merasakan bahagia karena baru saja dikaruniai seorang bayi laki laki yang lahir dari Anin, lawan mainnya dalam sebuah film .
Dan siapa yang menyangka, Marsha menerima Zeeco adalah sebuah pelarian. Lebih tepatnya setelah Aldo jujur telah menghamili Anin disaat hubungan mereka baik baik saja, disaat Marsha tengah menyusun rencana menolak perjodohannya dengan Zeeco.
***End***
runnnnn... 🏃🏃🏃🏃
KAMU SEDANG MEMBACA
A day in my life ...
ФанфикJangan ditunggu ,ini cuma lapak saya buat short story. Disclaimer ini fiksi semuanya karena pemikiran penulis bxg gxg (jangan berharap lebih) 18+