True Love warisan Ayah

903 107 17
                                    

Perlahan tapi pasti, Marsha semakin dekat dengan Zeeco. Bahkan keduanya tidak jarang pergi bersama, atau Zeeco mengirim makanan kelokasi Marsha berkegiatan saat Zeeco tidak bisa menemaninya. Selain itu hubungan kedua orang tua mereka juga terlihat semakin akrab, terbukti dari kedua orang tua Marsha yang beberapa kali menjenguk Keynan, ayah Zeeco dirumah sakit hingga pulang.

Dan hari ini, karena Marsha pulang dari kegiatan menjelang pagi dijemput Zeeco, dengan sedikit takut Zeeco pun meminta ijin orang tua Marsha agar membawa Marsha pulang kerumah mengingat jarak dari tempat kegiatan kerumah orang tua Marsha terlalu jauh.

Dan hari ini, karena Marsha pulang dari kegiatan menjelang pagi dijemput Zeeco, dengan sedikit takut Zeeco pun meminta ijin orang tua Marsha agar membawa Marsha pulang kerumah mengingat jarak dari tempat kegiatan kerumah orang tua Marsha terlalu jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah sekarang Marsha ,dikamar Zeeco ia melepas lelah, dikamar yang jauh lebih luas bahkan bisa disebut satu ruang tamu rumahnya.

Sementara Zeeco, tentu saja ia tidur dikamar lain. Ia tidur dikamar Briel, meski harus memberi sejumlah uang jajan pada adik pertamanya itu.

***

Hari berganti, matahari sudah menunjukan sinarnya yang indah dan jam pun sudah menunjukan pukul 06.30 pagi. Namun Marsha masih terlelap dengan nyaman tanpa ada yang mengganggu. Berbeda dengan Zeeco yang sudah ikut berkutat didapur membantu sang Mama membuat sarapan, seperti biasa disaat akhir pekan.

"Kamu beneran nggak si bang, sama Marsha ?" tanya Veranda, kembali menyinggung hubungan putranya dengan Marsha seorang publik figur yang cukup memiliki nama di Indonesia.

Zeeco sejenak menoleh pada sang Mama, "Emang harus secepat itu ya Mah ?" ia berbalik bertanya.

"Ya harus, Mama nggak suka ya kalau kamu cuma gondang gandeng anak orang kesana kemari nggak jelas gitu ,"ucap Veranda dengan sedikit nada tegasnya.

"Iya, Mah..Abang ngerti kok. Lagian Abang juga belum pernah bawa Marsha ke mana mana. Paling cuma makan  ,"ucap Zeeco.

Veranda menghentikan aktifitasnya, menatap wajah samping putranya yang sibuk membuka kaleng ikan.

"Justru karena kamu sering pergi makan, Mama takut .Tahu tahu ada berita ini itu , malu Mama bang kalau sampai kaya gitu ,"ucap Veranda.

Zeeco mengulum senyumnya ,mematikan kompornya kemudian memeluk sang Mama layaknya anak kecil. "Mama malu, apa cemburu anaknya udah sering jalan sama yang lain ? eum..,"ucapnya.

Veranda menatap lekat putra sulung, tangan kirinya menangkup dan mengusap pipi putranya itu. "Khawatir kamu sakit hati ,"ucapnya.

Zeeco kembali mengulum senyumnya masih setia memeluk cinta pertamanya didunia itu. Sementara itu, Marsha yang sudah terbangun dan berniat mengambil minum mengurungkan niatnya saat melihat Zeeco tengah bermanja manja didapur.

A day in my life ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang