III

1.3K 141 13
                                    

Diana menatap yakin hutan didepannya itu. Hutan yang menjadi pembatas antara dua kerajaan yang sama-sama netral. Kerajaan Northumbria kerajaan Antonius, kedua kerajaan itu sama-sama memiliki sifat netral.

Berbeda dengan kebanyakan kerajaan pada umumnya, jika sebagian Kerajaan memilih beberapa sekutu. Kedua kerajaan ini tidak memiliki sekutu, musuh pun sangat minim. Itu yang menyebabkan kedua kerajaan ini menjadi kerajaan yang makmur.

"Ayo kita mulai hidup baru, bukan sebagai Diana Nasution De Fraincesenoir, tapi hanya sebagai Diana" guman Diana dengan kepala yang menatap gumpalan awan diatasnya.

Saat memasuki hutan Diana menundukkan kepalanya, dia tidak menghadap ke depan. Pikiran Diana kosong, begitu pula tatapan matanya, hanya ada kekosongan yang ada di dirinya.

Bruk

"Aish" Diana memegang keningnya yang baru saja menubruk sesuatu.

"Tertangkap juga kau bocah nakal"

Kepalanya terangkat saat mendengar suara serak dari depannya. Tubuh Diana menegang saat mengetahui benda yang dia tabrak adalah kakaknya sendiri.

"Lepas"tekan Diana mencoba melepaskan tangan Eugene yang mencengkram tangannya dengan erat.

"Apa kau gila heh? Kabur saat malam-malam seperti ini apa kau tidak takut kalau dimakan hewan buas?"

Diana memutar malas bola matanya, dia menatap Eugene."Kalian yang gila, bukankah seharusnya kalian senang jika aku pergi dari hidup kalian. Parasit ini akan pergi dari sebuah pohon, seharusnya kalian senang, karena dengan itu Junifer akan menjadi putri satu-satunya keluarga Fraincesenoir. Kau harusnya senang jika Junifer menjadi adikmu, bukannya malah mencegahku untuk pergi. Ah, sudahlah, sekarang lepaskan tanganku"

Eugene tidak mendengarkan perkataan panjang Diana, diang mengangkat tubuh mungil milik Diana seperti mengangkat karung beras.

"Hey turunkan aku brengsek" tangan mungil milik Diana memukul punggung Eugene dengan keras.

Namun bukannya diturunkan, Eugene malah berteleportasi meninggalkan hutan yang kembali sunyi. Dia membawa Diana kembali ke mansion Fraincesenoir, neraka tersendiri bagi Diana.
.
.
.

Diana menatap nyalang ketiga pria berbeda usia didepannya itu, wajahnya terangkat memberikan tubuhnya aura dingin.

"Mengapa kau kabur dari mansion?" Tanya Duke Martin setelah keterdiaman mereka yang cukup lama.

"Ingin tau saja kau" Diana berkata dengan sinis, dia bahkan memutar malas bola matanya.

Terkejut? Entah berapa kali mereka terkejut dengan perubahan Diana yang begitu drastis hari ini. Padahal seminggu kemarin Diana masih suka mencari perhatian mereka.

"Bicaralah dengan sopan pada ayahmu Diana"

Diana menghela nafas mendengar penekanan dari Arthur,"Ayah kalian, bukan ayahku"

"Apa maksudmu Diana?" Duke Martin menatap nyalang kearah putrinya itu. Sejak kapan putri kecilnya yang manja itu menjadi berani terhadap dirinya.

"Bodoh"

"Diana, jaga sopan santun-mu kepada Ayah" Eugene membentak Diana agar adiknya itu menurut.

Namun Diana yang sekarang berbeda dengan Diana yang dulu. Jika dulu dia akan menangis, sekarang dia akan melawan.

"Bukankah aku tidak pernah diajarkan?" Diana maju mendekati ketiga pria itu.

"Sopan santun? Apa itu, aku tidak pernah diajarkan untuk sopan, terlebih dengan pria brengsek seperti kalian"

Lady Diana's second life: kehidupan Setelah Kematian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang