I

1.7K 157 5
                                    

"Jika aku di izinkan untuk hidup kembali maka aku tidak akan mengharapkan cinta dari kalian lagi,bahkan aku berharap tidak mengenal kalian"

"TIDAAK"

Dirinya terbangun dari tidurnya lantas menatap sekeliling.Nafasnya tersengal-sengal,keringat mulai bercucuran dari wajahnya.

"Nona, anda kenapa?" Seorang pelayan menghampirinya dengan langkah terburu-buru

Gadis itu melihat kamarnya dengan linglung, sorotan matanya terlihat kosong. "Kenapa?" Tanya gadis itu dengan lirih.

Pelayannya terlihat mengerutkan kening,"Apa maksud anda nona?"

"KENAPA AKU MASIH HIDUP, BUKAN KAH BADEBAH SIALAN ITU TELAH MEMBUNUHKU?" Teriaknya dengan suara nyaring.

Emely, tubuh pelayan itu bergetar ketakutan mendengan bentakan dari nona-nya. Wajahnya menunduk tak berani menatap mata nyalang milik gadis didepannya itu.

"Tatap lawan bicaramu Emely"

Dengan tagu Emely mengangkat wajahnya, matanya membulat saat melihat raut wajah milik nona-nya itu. Raut wajah yang biasanya angkuh kini terlihat rapuh, sorot mata dari di depannya itu hanya terdapat kekosongan.

"Ma..maaf Nona, tapi anda terjatuh seminggu lalu karena di dorong oleh Putra mahkota" Emely menjawab dengan tergagap, dia menundukkan wajahnya kembali.

"Tunggu, bukankah aku mati karena di penggal oleh pria bajingan itu?" Gadis itu memiringkan matanya.

Seingatnya dia dipenggal oleh Putra mahkota karena mencelakai adiknya, lali mengapa pelayannya mengatakan bahwa dia pingsan karena di dorong oleh pria sialan itu.

"Apa maksud Nona, anda pingsan karena di dorong oleh Putra Mahkota karena mencelakai Lady Junifer"

Ah, sekarang dia ingat. Dia kembali mengulang kehidupannya untuk yang kedua kalinya,

Diana Nasution De' Fraincesenoir, putri satu-satunya keluarga Fraincesenoir. Namun bukannya menjadi anak kesayangan Diana malah menjadi anak yang di terlantarkan.

Kehidupannya makin berubah saat kedatangan Junifer Idris, gadis yang ditemukan ayahnya saat pulang dari Medan perang.

Dia mengambil semua yang seharusnya Diana miliki, mulai dari cinta dan kasih sayang keluarganya hingga cinta pertama Diana.

Dulu, Diana selalu memikirkan cara agar Junifer pergi dari dunianya, namun semua yang dia lakukan ternyata sia-sia. Ayah dan kakaknya selalu melindungi Junifer dan menghina Diana.

Mungkin di kehidupannya dulu dia bisa disebut antagonis, tapi yang dia inginkan adalah kasih sayang dari keluarganya, apa itu salah?

Seorang protagonis bisa berkorban demi kebahagiaan orang lain, tapi mengapa selalu menghancurkan hidup sang antagonis? Bukankah seorang antagonis juga ingin bahagia.

Bahagianya seorang protagonis selalu diatas penderitaan seorang antagonis, bukankah itu sangat tidak adil. Seorang antagonis juga ingin bahagia, apa itu salah?

Jika itu salah, maka mengapa harus ada seorang antagonis? Untuk menghalangi jalan seorang protagonis?

Tentu saja tidak, walaupun seorang antagonis. Tetapi dia tetaplah manusia, ingin merasakan sebuah kebahagiaan.

Jadi disini siapa yang egois? Junifer si protagonis atau Diana si antagonis yang memimpikan sebuah kebahagiaan?

"Emely, apakah aku bisa minta tolong?" Emely terkejut dengan penuturan dari Diana.

Tentu saja, karena Diana adalah salah satu orang yang enggan mengucapkan kata 'tolong', 'maaf', dan 'terimakasih'. Wajah jika pelayan itu merasa terkejut.

Lady Diana's second life: kehidupan Setelah Kematian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang