II

1.2K 149 4
                                    

Duke Martin menatap rindu pada lukisan seorang wanita didepannya itu. Tangannya bergerak mengelus wajah wanita yang berada didalam lukisan.

Tiba-tiba tanpa dia sangka cahaya putih keluar dari dalam lukisan itu, menyelimuti seluruh tubuh Duke Martin dan menariknya masuk kedalam lukisan.

"Hey, siapa yang berani melakukan ini padaku, tunjukkan rupamu pengecut"

Duke Martin terlihat marah saat dia menyadari bahwa dia bukan berada di lorong Mansion, tetapi sedang berada di tengah hutan.

"Aku yang membawamu" penuturan lembut dari seorang wanita membuat Duke Martin terdiam. Dia merasa familiar dengan suara ini, buru-buru dia membalikan badannya lalu menatap wanita itu.

"Ka.. Karlina?" Duke Martin berlari mendekati wanita itu, dia memeluk wanita itu dengan erat, menyalurkan semua rasa rindu yang selama ini tertahan.

Plak

Karina, istri dari Duke Martin menampar sang suami. Raut wajahnya menunjukan bahwa dia sedang marah besar.

"Apa yang kau lakukan hah? Mengapa kau tega menelantarkan putri kita seperti itu? Bukankah kemauanmu untuk memiliki seorang putri? Lantas mengapa kau telantarkan?"

"Tapi dia telah membunuhmu, dia membuatku jauh darimu Karina"

"Kau gila? Bagaimana bisa kau menyalahkan bayi tidak berdosa seperti Diana? Aku mati karena ingin mempertahankannya dan itu karena keinginanku sendiri "

"Tapi dia selalu menindas Junifer.."

"Kau menghina darah dagingnya hanya untuk gadis yang kau sendiri tidak tahu asal usulnya? Dasar bodoh"

"Lebih baik kau cari asal usul gadis yang selalu kalian lindungi itu terlebih dahulu sebelum menghina anakku, bahkan kalau bisa akan aku bawa dia bersamaku"

"Silahkan, aku tidak peduli jika dirinya mati"

Duchess  Karina mengepalkan tangannya mendengar penuturan Duke Martin. "Oh, kalau begitu lebih baik aku tidak, menyuruhnya kembali hidup kemarin"

"Apa maksudmu Karina?"

"Kau bahkan tidak tahu kalau kemarin Diana sudah berada diantara hidup dan mati, jika bukan karena aku yang menyuruhnya kembali kedunia maka dia tidak ingin"

"Telusuri semua sebelum kalian menyesal" setelah mengatakan itu tubuh Duchess Karina perlahan menghilang.

"Tunggu Karina, apa maksudmu"

"Karina, tolong jelaskan semua ini"

"KARINA"

Duke Martin terbangun dari mimpinya, keringat dingin bercucuran membasahi tubuhnya. Matanya melihat kearah jendela yang ternyata sudah gelap.

"Apakah anak itu sudah pergi?"

Tanpa berpikir panjang lagi Duke Martin berlari keluar dari ruang kerjanya, tujuannya saat ini hanya satu, Kamar Diana.
.
.
.
"Emely, tolong pastikan tidak ada penghuni mansion yang tahu jika aku kabur dari rumah, kau faham"

Emely hanya mengangguk pasrah, sudah beberapa kali dia bilang pada Diana untuk beberapa saat lagi. Namun Diana malah keras kepala dan nekat kabur malam ini juga.

"Baik, terimakasih atas selama ini, dan maaf kalau aku sering membentakmu" untuk ucapan perpisahan Diana memberikan Emely sebuah gelang.

Tadinya dia ingin memberikan gelang itu pada kakaknya yang esok akan berulang tahun, tapi sepertinya Emely lebih cocok mendapatkannya.

Diana memeluk Emely dengan cukup lama, "Aku pamit, jaga dirimu"

Diana menatap kebawah, saat ini dia berada di lantai 2. Dia menghela nafasnya lalu berancang-ancang untuk melompat, sebelum sebuah suara menghentikan.

Lady Diana's second life: kehidupan Setelah Kematian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang