3

1.1K 231 9
                                    

Leean kini tengah memandang datar tiga orang dihadapan nya. Papa dengan wajah gembira tersenyum melangkah maju memeluk Leean.

"Mas Leean hebat. Papa bangga sama mas."

Hati Leean sedikit terenyuh, baru saja mulai membangun suasana mengharu biru, adik nya datang pula menghambur memeluk.

"Mas keren, adek mau kayak mas nanti."

Jendra tersenyum, mengusap kepala si bungsu.

"Pasti bisa adek juga hebat."

Sedangkan Kayna hanya menyaksikan momen tersebut, Kayna senang atas pencapaian Leean yang memenangkan pertandingan hari ini. Namun dia takut seandainya dia ikut berbaur, ia akan merusak suasana hati Leean.

Seolah menyadari kegundahan Kayna, Jendra melepas pelukan nya pada sang anak.

"Mas, kita ke Kintan yuk? Kita makan makan hari ini."

Leean mengangguk, kemudian dilihat nya Papa Jendra melangkah maju menggenggam erat tangan Kak Kayna.

Kayna tersenyum memandang genggaman tangan Jendra yang begitu erat. Seolah mengatakan bahwa dia sudah melakukan yang terbaik.

"Adek nanti disuapin ya kak Kay?" Perkataan Jevian membuat Kay tersenyum.

"Iya adek nanti kak Kay suapin."

Keempat nya sibuk dengan kegiatan mereka sesampainya di restauran.
Sekilas mereka terlihat seperti keluarga yang bahagia. Tak ada rasa canggung yang seperti biasa mereka alami.

"Papa anter adek ke toilet, adek kebelet," ya setidak nya sampai Adek Vian pergi ke toilet bersama Jendra.

Hening menyelimuti kedua nya sejenak.

"Selamat ya mas Leean. Kak Kay seneng mas Leean bisa banggain papa."

"Ya makasih."

"Mas Leean mau makan lagi? Biar kak Kay panggangan daging nya."

"Gak usah Leean bisa sendiri."

Lagi lagi Kayna hanya bisa menghela nafas atas ketus nya ucapan ucapan Leean terhadap nya.

"Mas? Mungkin ini bukan waktu yang tepat buat bilang ini, tapi kak Kay sama sekali gak ada niat gantiin mama nya mas Leean. Apa kita gak bisa jadi temen aja?"

"Leean justru gak percaya sama wanita manapun yang jadi pasangan papa. Mama? Kak Kay? Leean gak peduli."

Bagai tersambar petir, Kayna terkejut mendengar itu. Sejauh apa Leean mengetahui fakta yang selama ini keluarga Jendra sembunyikan rapat rapat?

"Mas, jangan terlalu keras ya? Kak Kay gak tau mas tau faktanya sampai mana. Tapi mas harus tau, semua hal yang udah dilakukan papa dari mas lahir sampai sekarang adalah hal yang terbaik yang bisa papa nya mas kasih."

"Kak Kay terlalu banyak ikut campur. Leean gak mau bahas ini sekarang."

"Maafin kak Kay ya."

"Apa nih maaf maaf? Kan belum lebaran?"

Kayna memaksakan tawa nya menggelitiki perut si bungsu.

"Lebaran emang adek maaf maafan? Adek kan nonis."

"Eh iya kak Kay, udah adek mau makan lagi."

"Jangan kebanyakan dek, ntar muntah."

"Tuh denger papah."

Lagi, Leean merasa dirinya kesepian, walau ia berada di tengah keramaian.

...

Hari ini Kayna selesai membuat kue di dapur keluarga Wijaya bersama Bubu yang berkunjung.
Bubu bilang, ia sangat merindukan Kayna yang sudah ia anggap seperti anak perempuan nya.

Has to be YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang