"kita harus apa Jeno? Harta Papa udah di ambil sama pelacur itu ! Jadi siapa yang ngerawat kita? Keluarga kita gada yang di sini, rumah kita juga udah di ambil. Kita bener benar ga ada apa apa lagi, kita jadi miskin. Apa kita nanti jadi gembel yang tinggal di kolong jembatan?"
Itu ocehan Jaemin yang dari saat ayah mereka di kubur ga mau berhenti bicara.
Jeno bahkan hampir kewalahan menghadapi ocehan Jaemin
"Sttt ! Lo jangan ngomong gitu, nanti Papa denger" Ucap Jeno sembil menaruh tangan nya di samping kiri dan kanan papan nisan yang bertulis nama Ayah mereka.
"Tapi kan—"
"Udah lah na, mau di apain lagi? Ini udah terjadi" Ucap Jeno.
Kedua saudara tersebut baru aja kehilangan sosok sang Ayah, kehilangan sosok yang bakalan menjadi contoh yang baik untuk mereka kelak.
Jung Jaehyun, CEO dari agensi dymionz company. Beliau baru aja menghelah nafas untuk terakhir kali di karenakan penyakit yang dia derita.
"Jen, gua kangen Papa" Ucap Jaemin dengan raut sedih, ga lupa dengan bekas air mata membasahi pipi nya.
"Lo kata gua engga?" Saut Jeno.
Walaupun baru beberapa jam mereka ga bertemu Jaehyun, tapi entah kenapa rasa rindu mengisi hati mereka. Mereka merasa seperti di tinggal bertahun tahun lama nya.
"Permisi, kalian anak dari almarhum tuan Jaehyun?"
Jeno sama Jaemin kompak noleh ke arah suara. Di sana, berdiri seorang lelaki yang tubuh nya lebih kecil di bandingkan Jeno yang kebetulan berdiri di samping seseorang itu.
"Iya, kenapa ya?" Tanya Jeno.
"Saya Renjun, asisten sekaligus manager almarhum tuan Jaehyun. Saya denger tadi kalian sudah tidak mempunyai rumah?" Tanya Renjun dengan suara lembut nya.
Pertanyaan tersebut di angguki Jeno dan Jaemin.
"Kalian boleh tinggal di rumah saya, saya yang akan membiayai kehidupan kalian dan bertanggung jawab untuk kalian, anggap saja saya ini Ayah bagi kalian. Mulai sekarang, saya yang menjadi wali kalian" Ucap Renjun.
Jaemin yang lagi jongkok di makam Papa nya tercengang waktu denger Renjun berbicara.
"Suara nya aja selembut ini, muka nya juga manis. Masa iya gua panggil Ayah? Cocok nya mah gua panggil sayang aja hehe" Batin Jaemin.
"Secantik ini mau di panggil Ayah?" Batin Jeno
"Kalian bersedia?" Tanya Renjun.
Tanpa pikir panjang, Jeno memberi tanggapan "Selagi kamu baik, kita mau" Ucap nya tanpa ragu.
Tanggapan Jeno tersebut di angguki Jaemin, jika di liat liat juga lelaki di depan nya ini terlihat baik. Lagian jika mereka menolak bisa makan apa mereka nanti?
"Baik, mulai sekarang kalian memanggil ku Ayah !" Ucap Renjun dengan senyum nya yang manis.
"Tapi kalo Nana mau manggil kamu Bunda gapapa kan?" Tanya Jaemin dengan muka polos seperti tanpa dosa.
"Nana? Siapa itu Nana? Lagian saya ini cowo, cocok nya di panggil Ayah, bukan Bunda, Bunda itu cocok nya untuk cewe" Jawab Renjun.
"Nana itu panggilan khusus buat Jaemin, biasa nya dia nyebut diri sendiri pakai nama itu waktu udah deket sama orang aja, entah sekarang kenapa jadi gini. Dan aku Nono" Jelas Jeno.
Renjun ngangguk dengar ucapan Jeno.
"Kalian tidak ingin pulang? Ini sudah ingin senja. Jika kalian di sini terus bisa masuk angin" Ucap Renjun.
Benar, sekarang sudah jam 18.26 yang di mana sebentar lagi matahari akan tenggelam dan tergantikan dengan bulan.
"Boleh?" Tanya Jaemin.
"Tentu, kalian sudah menjadi anak saya kan sekarang?"
"Beneran?" Tanya Jeno
"Ya, ini juga sebagai bentuk balas Budi saya untuk almarhum tuan Jaehyun yang telah baik ke saya" Ucap Renjun.
━━━━✦❘ ༻ ⛤ ༺ ❘✦━━━━
Pendek dulu kaks, panjang nya nanti aja hehe
Sorry ga jelas hiks
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my mother? 『 Norenmin 』 HIATUS
Dla nastolatkówJeno dan Jaemin, seorang saudara yang di tinggal Ayah nya, saat itu keadaan mereka benar benar membingungkan. mereka bingung, bagaimana cara hidup tanpa seorang Ayah dengan harta yang telah di rampas oleh Ibu tiri mereka? Tapi saat itu, Renjun sang...