Disebuah rumah tinggalah 7 bujang Thailand ada yang ganteng ada juga Yang imut. Kenapa mereka tinggal satu atap karna mereka tidak mau repot-repot mencari kos-kosan. Karna tempat mereka bekerja juga tidak terlalu jauh dari tempat tinggal sekarang. Mereka ber7 bekerja di GMMtv.
"Hei gembul kau lihat bajuku yang kuning kemarin?" Teriak Off melonggokkan kepalanya dari pintu kamar.
"Aku tak mau menjawab" teriak Nanon tak kalah keras.
"Lalu kau sebut apa teriakan itu? Bukankah kau tetap menjawab" balas Off.
Gun mematikan televisi dengan kesal ia sedang asik menonton acara quis tapi terganggu dengan suara dua orang yang beda umur itu, lalu langsung mengirim tatapn killernya kepada Nanon. Namun Nanon sedang tak takut apapun jika marah.
"Nanun gembull!! Pipinya gembil!! Lalalalala!" Ejek Off, membuat Nanon makin menghentak-hentak kaki dengan muka merengut 90%.
"YAK! Phi Off! Jangan sok perfect jadi manusia" tegur Gun yg terganggu karan suara meraka berdua.
"Phi Gun.. aku tidak gembul kan?" Tanya Nanon dengan bibir mencebik lucu.
"Oh ya ampun, Nanunn! Kenapa kau cengeng sekali sih?"
"Aku benci disebut gembul! Aku tidak merasa genduttt, Phiii" Kata Nanon.
Gun hanya geleng-geleng kepala oleh ekspresi muka si bontot yg bersiap membentuk tangisan. Akhirnya ia mengelus kepala Nanon lembut. Sementara Off masih menyanyikan lagu Nanun gembul dari kamar mandi tak mengira obyek lagu tersebut sedang menangis dalam pangkuan Gun.
Bukan Off saja yg senang menggoda Nanon begitu, Arm bahkan Tay juga membuat suasana hati Nanon makin panas. Kadang ia merajuk tak mau mengerjakkan tugas mencucinya,mengurung diri dikamar sampai sore. Namun perutnya yg montok tak bisa merajuk juga. Tetap butuh asupan minimal 2 jam sekali.
"Ada apa? Nanun kenapa sayang?" Arm muncul sambil membawa setoples Kue kacang."Mau kue? Ini supaya pipimu makin gembil dan montok menggairahkan." Lanjut Arm menawarkan.
"MAAAAAAAA!" Jeritan Nanon membuat Arm terpental kebelakang, Gun nyaris melompat kabur dan Off kejeduk lemari.
"Kalian jahat! Aku tak mau makan apapun mulai sekarang! Aku tak mau disebut gambul lagi, dengar" Nanon lari masuk kamarnya dan membanting pintu.
BAMM!.
"Aku salah apa? Nanon kenapa seberutal itu?" Tanya Arm bingung.
"Kalian itu... aish aku tak mau komen" Gun menyalakan lagi televisi dan tak peduli raut muka Arm yg bingung.
*****
Nanon memang berusaha membuktikan bahwa ia tidak gembul. Otot bisep lengannya sudah terbentuk tapi mungkin hatinya masih tercacah-cacah. Cengeng, sensitif, namun keinginan untuk mengunyah bukan keinginannya. Ia hanya selalu lapar.
Lamat-lamat terdengar suara New dan Tay yang baru pulang dari belanja.
Tok..tok..
"Nanun? Kau tidur? Sebentar lagi kita makan malam, ayolah bangun dan ikut menyiapkan piring!" New memanggil dari luar.
Suara pelastik kresek dan detingan piring nampak ramai diluar. Tawa Off dan Arm makin meramaikan dapur, gembira sekali.
Cklek.
"Nanun?" New masuk kamar dan menemukan tubuh bongsor Nanon bergelung dikasur.
"Kau sakit? Biasanya kau menunggu belanjaanku dan sibuk mencari kue yang kubeli?" New meraba kening Nanon sesaat namun tak terasa hangat.
"Aku tak lapar, Phi. Aku ngantuk biarkan aku tidur" Gumamnya pura-pura terpejam.
"Lalu kue itu?".
"Kalian saja yang habiskan".
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Nanon.
RandomJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Cerita Nanon dengan segala tingkah polahnya dinaungi bayangan para Phinya dalam satu atap. Tiap capter beda cerita! Under OhmNanon's flag!