Sesuatu

484 50 15
                                    

Nanon memyembunyikan sesuatu dibalik kaosnya. Gerak geriknya yang mencurigakan tak luput dari perhatian Ohm. Sejak mereka pergi kesupermarket menemani New dan Gun berbelanja bahan makanan, Nanon tak mau diikuti seperti biasanya.

"Aku mau mencari makanan yang kuidamkan. Phi ikut mereka saja" kata Nanon.

"Makanan? Aku juga mau"

"Tidak bisa, maksudku.. tidak perlu. Nanti kubagi juga, oky?"

"Sayang tapi.."

"Phi Ohm, kita ada di satu area supermarket. Aku bahkan bisa memelukmu dari balakang dengan tiba-tiba. Hush..hushh..sana" Nanon mendorong-dorong tubuh Ohm.

Ohm hanya menurut kemudian mencubit hidung besar Nanon sebelum pergi menjauh. Setelahnya Nanon pergi mencari sesuatu yang ingin dia beli.

*****

Setelah selesai berbelanja mereka pulang dan Nanon diam saja berjalan disamping Ohm.

"Baby, tadi beli makanan apa?" Tanya Ohm penasaran.

Nanon kaget." Tidak ada".

"Ekspresimu menjawab ada".

"Iya, ada ini dia" Nanon mengeluarkan keripik dari kantung belanjaan.

"Keripik wortel? Bukankah itu menu wajibmu?"

"Heheh" Nanon cengengesan.

Ohm melirik curiga. Nanon hanya tersenyum lebar tanpa menatap mata Ohm. "Buka kantung belanjaanmu".

"Phi, apa sih yang ingin kau lihat? Jangan perlakukan aku seperti kriminal kelas ikan kakap, oke?"

"Lalu apa? Keriminal kelas ikan buntal? Jika tak menyembunyikan sesuatu, untuk apa kau tutupi?" Tanya Ohm sedikit keras.

BRUK!.

"Aku benci kau!".

Nanon menjatuhkan kantong belanjannya kemudian berlari mengejar Gun yang berteriak kaget mengira ditabrak tronton.

Ohm meraih kantung tersebut dan memeriksa isinya dengan teliti. Snack, keripik wortel, keripik swallow, minyak rambut, sikat gigi baru....

"YAK! NANON KU LIHAT KAU MENYIMPANNYA DALAM SAKU CELANA!" .

*****

Sampai dirumah Ohm terus mendekati Nanon  yang juga terus menjauhinya.

New yang lelah melihat tingkah mereka berdua menegurnya." Kalian ini kenapa? Bertengkar?".

"Tidak!" Jawab mereka serentak.

"Lalu?  Mataku lelah melihat kalian selalu berotasi tanpa titik temu yang jelas!". New berjalan kedapur.

"Kalau mau berciuman lakukan saja seperti biasa." Gun menyeletuk sambil mencuci apel-apel dalam baskom.

"Tapi dia mau melecehkanku. Phi Gun!" Teriak Nanon.

"Rasanya mataku yang kalian lecehkan setiap waktu".

"Aku hanya ingin tau sesuatu yang disimpannya!" Ohm tidak berhenti mendekati Nanon.

"Oh ya? Yang didalam celana?" Tanya New.

"Iya! Kau tahu sekali! Phi!" Kata Ohm.

Gun memutar matanya malas." Tentu saja kau yang lebih tau, Ohm! Bentuk dan kekenyalannya sangat kau hafal".

"Sialan! Bukan yang itu maksudnya"

"Lalu yang ini?" New memencet puting Nanon membuat yang punya memekik.

"Phiiiiiiii!".

Gun hanya mencibir, kembali mencuci apel satu persatu.

"Nanon menyimpan sesuatu disaku celananya! Aku penasaran dia membeli...sesuatu yang terlarang!" Sembari menatap kearah Nanon.

"Apa?Nanun, Jangan-jangan kau membeli kondom?" Seru New setengah mengejek.

Nanon terdiam. Saat itulah Ohm menangkap pinggangnya dalam pelukan kuat. Anak itu bahkan tak sempat merontak. Kancing celana pendeknya dilepas hingga melorot sampai kepaha. Menapilkan kulit paha mulus putih dengan underwear segitiga merah.

Nanon berusaha melepaskan diri dari pelukan Ohm." Le..lepas.. Phii".

"Tidak sebelum kau tunjukkan apa yang tadi kau beli diam-diam!".

"Kau jaha sekali!... ini pelecahan tahu! Maaaaaaa! Paaaaaaa!".

Kuatnya rontaan Nanon membuat Ohm harus membawanya berguling dilantai dapur. Sudah seperti mengepel saja. Berupaya menggeledah tubuh Nanon.

"Asta..ASTAGA! Ohm! Nanon! Apa yang... Gun? New? Kenapa kalian diam saja melihat mereka bercinta didapur? Aishh! Aku bisa gila disini!" Tay beteriak heboh hingga tas dan jaketnya jatuh dari cengkraman.

Gun masih asyik mencuci apel dikeran pencuci piring. New masih mengiris wortel sambil menonton Ohm yang berusaha melucuti celana Nanon. Berguling, gergelut, diatas lantai dapur yang bersih.

"I SAID STOP IT!"

Serentak semua terdiam, menoleh pada Tay yang entah kenapa terlihat keren sekali. Mata melotot, wajah memerah kesal, tangan mengepal.

"Woah, kalimat itulah yang membuatmu keren. Seperti film action Amerika" cetus New kagum.

Ohm segera menggandeng Nanon untuk berdiri. Jangan lupakan kondisi Nanon yang sudah acak-acakan. Kaos putihnya melar melorot dibahu hanya bercelana dalam merah dan kaus kaki boneka dengan hanya memaki sepatu kets sebelah kiri. Yang kanan sudah terpental entah kemana.

"Kalian..." belum sempat mengomel, tubuh Tay didorong New minggir.

"Bagaiman? Sudah dapat?" Tanya New.

"Phi Tay mereka jahat! Mereka menganiayaku!" Nanon berlari memeluk Tay yang nyaris terjengkang karna bobot Nanon berat.

"Yak! Nanon aku ini pacarmu!" Teriak Ohm tak terima oleh rengekan Nanon memeluk Tay. Ingat, Nanonya saat itu hanya bercelana dalam.

"Sebenarnya ini ada apa? Bisa kalian jelaskan?" Tanya Tay.

"Kami tadi kesupermarket, Nanon tidak mau ditempeli Ohm. Kuat dugaan dia membeli barang terlarang. Mungkin saja narkoba atau kondom!" New menyahut dengan bernafsu.

"Apa?".

"Phi New, ternyata ini memang..kondom" Ohm membuka bungkus kecil yang direbutnya dari celana Nanon tadi. Kaget luar biasah.

Ohm mendekati Nanon." Nanun, sayang, apa ini maksudnya untukku? Tak mungkin kau yang mau memakainya kan?"

Nanon menggigit bibirnya menahan tangis. Tay segera mengeratkan pelukannya pada bongkahan pantat kenyal Nanon untuk menenangkannya.

"Hahahahah! Ini lucu sekali! Nanun membeli kondom dengan malu-malu? Hahahha" New terbahak geli sambil memegangi perutnya.

Tay menggeleng.

"Tidak. Sebenarnya aku yang minta belikan. Mungkin Nanon takut Ohm salah paham maka ia membeli titipanku itu dengan sembunyi-sembunyi." Tay berkata dengan sangat tenang.

Hening.

Hening.

Hening.

Ohm tiba-tiba melompat menarik Nanon dari pelukan Tay. Mengusap air mata dipipi chubby itu kemudian mengecupinya penuh penyesalan.

Sementara New melemparkan pisaunya menancap diwortel lalu pergi dengan wajah merah.

"Bwahahahahahah" kali ini Gun yang tertawa geli.

"Kenapa? Apanya yang lucu?".

End.


Tbc.

Hai, hai!🖐

Bagaimana masih nafas kah?😂😂

Ingat jangan lupa Vomenya~~

All About Nanon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang