Telinga

433 48 10
                                    

"Phi, ada apa ini ditelingaku, gatal bukan main". Kata Nanon sembari mengorek-orek telinganya.

Arm melihat kedalam telingan Nanon sebentar lalu kembali fokus pada pekerjaannya." Hmm. Tidak ada apa-apa, mungkin kau tidak membersihkannya dengan teratur".

Nanon merengut, meninggalkan Arm. Beralih pada Off yang sedang manggut-manggut duduk dipojokan mendengar musik lewat headphone.

"Phi Off, telingaku gatal apa ada sesuatu didalamnya?".

Off terus manggut-manggut" apa sayang? Kau sedang gatal? Memangnya Ohm kemana?".

"Telingakuu! Phi Offf! Gatal!" Nanon menepuk paham Off kesal.

"Ohh, telinga? Gatal ingin ditusuk?".

Nanon segera pergi dengan kesal. Off sialan itu hanya tertawa geli. Kini iya menghampiri Tay dan Gun yang sedang sibuk berbicara.

"Phi Tay, telingaku gatal. Mungkin ada serangga didalamnya?".

"Tunggu,Non. Bersihkan sendiri dulu" Tay hanya memeluk pinggang Nanon namun terus berbincang dengan serius.

Aih, dipikirnya Nanon sedang bete butuh perhatian apa?.

Ia segera berpindah keruang makan. New dan Ohm sedang lahap menikmati makananya.

"Phi Ohm, telingaku gatal sekali, apa ada serangga didalamnya?". Tanya Nanon ke Ohm.

"Hm? Telinga gatal?, ini makanlah rasanya enak sekali." Ohm menyuapkan sesumpit daging sapi yang diterima Nanon dengan mulut menganga.

"Mau coba punyaku? Ini lebih pedas. Kau pasti akan menjerit-jerit nikmat" sela New sambil bergaya iklan.

"Oya? Tetapi Phi tidak menjerit, berarti itu tidak nikmat" cetus Ohm terkekeh mengejek.

"Yak! Aku sudah menjerit sejak tadi! Kau tak melihat suaraku serak!".

"Suaramu tidak bisa dilihat, berarrti Phi bohong". Balas Ohm masih terkekeh.

Nanon bangkit setelah mulutnya kosong. Tak ada yang peduli pada telinganya apakah dimasuki tikus atau katak, iya merasa hanya segumpal daging berotot tak berharga yang dijual kiloan.

Akhirnya Nanon duduk tepekur disudut kamar mandi setelah berupaya mengorek-orek telinganya dengan kelingking namun tetap gatal. Takk sadar air matanya meleleh dipipi merasakan sesak nafas menahan isak tangis yang akan keluar.

Kemudian pintu kamar mandi terbuka, sosok Gun muncul. Tanpa suara ia berjongkok disamping Nanon dan menyingkirkan tangannya yang menutup telinga. Sibuk mengarahkan sinar lampu ponsel kelubang telinga Nanon sesaat.

"Coba miringkan kepalamu".

Nanon patuh.

Gun mendekatkan mulutnya kemudian memberikan semburan hawa panas yang membuat Nanon terjengkang kaget. Bukan sekali bahkan 4x hingga ia ingin pingsan oleh teroro mengerikan itu.

"Selesai. Semutnya sudah keluar".

Nanon ternganga, merasakan ada sesuatu yang berjalan dipipinya. Satu pencetan jari, hewan mabuk hawa naga itu langsung wafat. Benar, telinganya langsung ringan bagai bulu.

"Terimakasih phi.. hiks.. hiks.. kau baik...sekali.. hiks".

"Sudahlah jangan menangis, orang-orang sedang sibuk jadi maklumi saja" Gun menepuk pipi Nanon kemudian keluar.

*****

Nanon duduk disofa sembari bermain game diponsel. Off mendekati dan membuang nafas.

"Hei, Nanun kau sedang main ya?" Tanya Off.

Nanon melotot seru masih sibuk bermain game tidak memperdulikan Off.

"Woah, score maxsimal".

Nanon sama sekali tak menoleh membuat Off kesal dan berlalu. Nampak ia mengadu pada Arm dan Tay yang sedang meminum kopi. Mereka menoleh serentak menemukan Nanon yang asyik bermain game.

"Sayang, kalau sudah selesai bermain game, ayo kita tidur" Ohm muncul bersama New sehabis istirahat makan malam.

Nanon tak menyahut. Acuh saja meneruskan permainannya.

"Yak! Nanon kau tidak dengar ya?" Seru New tak sabar.

"Nanon, berhenti bermain game dan pergi tidur." Kali ini Tay yang bersuara.

Nanon hanya terbatuk masih tetap bermain ponsel.

"Dia kenapa, merajuk?".

"Hei, Ohm kau bertengkar dengannya?".

"Tidak, phi New lihat sendiri tadi kami baik-baik saja" jawab Ohm.

"Apa terjadi sesuatu?".

"Entahlah kadang aku takut ditinju lebih dulu sebelum jelas masalahnya".

"Kau sudah menyinggungnya?".

"Kalian mau tau sebabnya?" Kali ini Gun yang bertanya.

Gun langsung menceritakan kejadian di dikamar mandi. Seketika mereka mengangguk-ngangguk baru paham.

Tay mendekati Nanon."Nanun, kami minta maaf jika terkesan tak memperdulikanmu. Kami menganggap itu hal yang biasa terjadi. Telingaku juga sering gatal namun kugaruk sendiri"

Nanon tetap fokus bermain.

"Sayang, aku sungguh tak mendengar keluhanmu lapar membuat telingaku tertutup" kata Ohm sembari duduk disamping Nanon.

Nanon tetap tidak perduli.

"Maafkan kami, sungguh. Jangan balas dendam begitu aku jadi sedihh" rengek Off sambil beraegyo.

"Nanun" Gun memanggil.

Oleh suara Gun, Nanon barulah mengangkat kepalnya santai lalu melihat kearah semua orang.

"Aku tidak dendam kok, hanya memberi gambaran pada kalian seandainya telingaku menjadi tuli oleh hal yang kalian anggap remeh itu. Aku tidak sepanik itu jika tidak pernah mengalaminya. Waktu kecil aku bahkan harus operasi pita suara akibat saluran eustachiusku terganggu. Perlu dua bulan untuk memulihkannya, jadi apa sikapku terlalu berlebihan menanggapi telinga yang gatal?". Tanya Nanon

Hening.

Beberapa saat kemudian mereka bergantian memeluk Nanon dan mengecup pipinya penuh sesal. Seperti pepatah 'hal yang remeh bisa menjadi petaka dikeudian hari'.

End.

Tbc.

Cerita ini tidak penting bagi kita tapi penting bagi Nanon😅.

Begitulahhhhhh...

Oky jangan lupa Vomennya~

All About Nanon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang