11. Lentera Xiao

222 26 4
                                    

"Yang ini adalah Lentera Xiao. Lentera pertama yang diterbangkan penduduk Liyue dimasa lalu untuk menuntun para pahlawan mereka agar bisa menemukan jalan pulang selama Perang Archon."


Penggalan cerita kuno yang diceritakan penjaja lentera yang di temui Lumine kemarin sore rupanya masih membekas kuat di ingatan. Lumine memang terbilang orang asing di Teyvat, ia tidak banyak tahu soal sejarah dari tanah yang dipijak nya saat ini. Namun begitu mendengar penggalan kisah para penduduk pendahulu Liyue bersama Sang Archon Geo dan pasukannya, Lumine sadar betul bahwa Liyue adalah sebuah bangsa besar dengan sejarah yang begitu panjang. Dan sedikit dari bagian sejarah yang panjang itu, nama Vigilant Yaksha tertulis disana.

"Ribuan tahun... Laki-laki itu sudah menanggung semua ini selama ribuan tahun lamanya." Lumine bergumam lirih.

---oooOooo---

Kurang dari seminggu lagi Lumine akan berangkat pergi ke Inazuma dan meninggalkan semua ke ramah tamahan penduduk Liyue yang membuatnya begitu nyaman. Ada banyak yang ingin ia salami sebelum pergi, tapi rasanya pasti sangat berat. Ia memang tidak pergi jauh tapi dalam petualangan nya bisa saja Lumine gugur terlebih dahulu sebelum sempat menginjakan kembali kakinya ke Liyue, oleh karena itu Lumine ingin sekali meninggalkan kesan terakhir yang baik dimata teman temannya.

Pagi itu Lumine bangun bahkan sebelum fajar menyingsing. Ia meninggalkan sepucuk pesan di dekat Paimon yang masih mendengkur, bahwa ia akan berjalan jalan pagi sebentar. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah Wangshu Inn. Satu dari sekian banyak teman yang paling membuat Lumine khawatir akan kepergiannya adalah Xiao. Selama ini Lumine rasa Xiao sudah mulai berubah, ia jadi lebih hangat dan tidak sedingin saat pertama kali mereka bertemu. Dengan perginya ia ke Inazuma, Lumine hanya berharap bahwa Xiao dapat perlahan terus membuka diri kepada orang lain selain dirinya agar ia tidak kesepian.

Lumine kemudian berangkat, serta merta membawa sebuah lentera xiao yang telah dirakitnya sepanjang malam hingga beberapa kali jarinya berdarah karena gesekan bilah bambu. Lumine hanya tak yakin Xiao mau repot repot datang ke pelabuhan saat Lantern Rite dan melepas lentera semacam ini diantara para manusia, jadi ia membuatkan satu untuk Xiao agar laki-laki itu bisa ikut menerbangkan miliknya juga dimana pun ia berada. Kehangatan Festival Lantern Rite tahun ini harus sampai juga kepadanya, salah satu pahlawan Liyue yang sesungguhnya.

Setengah berlari dalam gelapnya pagi, Lumine berangkat dengan penuh semangat, berharap lentera buatannya bisa menjadi hadiah perpisahan yang berkesan bagi Xiao.

Perlu waktu cukup lama sampai ia tiba di Wangshu Inn. Di timur matahari sudah mulai menunjukkan semburat jingganya tapi disana belum banyak aktivitas para pengunjung yang terlihat. Hanya ada Yanxiao dan Nona Goldet yang seperti biasa tampak bersiaga di tempatnya masing-masing.

"Pagi Nona Goldet." sapa Lumine berjalan masuk.

"Pagi pengembara. Kamu datang pagi sekali? Perlu sesuatu?"

Tersenyum penuh arti, Lumine menjawab nya dengan singkat sambil menaiki tangga menuju balkon atas. "Aku ingin bertemu seseorang."

Nona Goldet tentu sudah tau betul siapa yang ingin ditemui Lumine, jadi tentu saja ia tak bertanya lebih jauh dan langsung mempersilakan Lumine pergi mencari sosok yang dicarinya.

Udara pagi yang terasa masih sangat segar memenuhi rongga paru paru nya, Lumine bersiap memanggil nama laki-laki itu dalam satu tarikan nafas.  Masih terlalu pagi memang untuk menganggu Xiao dan para pengunjung penginapan, tapi gadis itu benar-benar penasaran dengan reaksi Xiao saat ia memberikan hadiahnya. Mungkin laki-laki itu akan sedikit bingung dan heran kenapa ia mau repot repot memberikannya, tapi pada akhirnya Lumine sangat yakin ia akan menerimanya.

"... Xiao!! Xiao!! Conquer of Demon yang terhormat!! Kamu dimana?!" Sejujurnya Lumine benar-benar sungkan untuk menganggu para tamu penginapan dengan teriakannya. Tapi Lumine janji, hanya kali ini saja ia menganggu para pengunjung di pagi buta begini.

Teriakan Lumine menggema cukup keras di sekitar area penginapan. Membuat si pemilik nama tanpa perlu menunggu lama datang dan menghampiri gadis itu.

"Bisa hentikan itu? Ini masih pagi." tegur laki-laki itu berjalan mendekat ke arah Lumine.

Melihat sosok yang dicari nya datang, Lumine kontan tersenyum lebar. "Pagi Xiao. Bagaimana kabar mu ha-"

Belum selesai Lumine menyapanya, Xiao dengan cepat langsung memotong kalimat gadis itu. "Untuk apa kemari?!"

Lumine sedikit terkejut, karena ini kali pertama Xiao memotong pembicaraannya dengan benar benar angkuh dan ketus. Sepertinya mood laki-laki itu sedang tidak bagus. Meski begitu ia tetap melanjutkan perkataannya dengan sedikit perasaan mengganjal

"Huh? Ah... Begini, aku punya sesuatu untukmu. Semua orang kan sedang bersemarak menyambut Festival lentera jadi-"

"Bodoh!"

Lumine tersentak.

"Festival itu adalah hal bodoh. Ratusan manusia akan menerbangkan kembali sampah bercahaya ke langit dan setelahnya semua benda itu akan mengotori lautan serta hutan. Bersemarak untuk hal seperti itu adalah hal yang bodoh."

Cukup lama Lumine terdiam mendengar kalimat Xiao barusan. Xiao memang dingin tapi ia bukan sosok yang kasar dan kalimat barusan benar-benar terdengar sangat menyayat hatinya. Ia seperti bukan Xiao yang biasanya.

Lumine cukup peka bahwa ada sesuatu yang salah dengan sikap Xiao padanya. "Kamu, kenapa?" tanya Lumine dengan suara yang sangat lirih. Setengah takut bercampur sedih dan kecewa melihat sikap Xiao pagi ini padanya.

Xiao tak menjawab, laki-laki itu bahkan tak berita menatapnya. Pandangan laki-laki itu terlihat jauh menatap ke arah lain.

Menelan salivanya karena gugup, Lumine masih berusaha melanjutkan "Mungkin terdengar konyol untuk adeptus seperti mu tapi sebenarnya-"

"Tidak perlu basa basi. Langsung saja, mau apa kemari?" sorot tajam itu bukanlah sesuatu yang pernah Lumine dapatkan dari Xiao selama ini. Bahkan semarah apapun Xiao saat Lumine bersikap ceroboh, ia tak pernah memandang Lumine dengan pandangan tajam seperti ini.

Lumine tertegun, agaknya kini ia benar-benar takut untuk melanjutkan lagi kalimatnya karena sikap Xiao secara terang terangan seperti menolak eksistensinya.

"... Aku mau memberikan ini." cicitnya kecil dengan pandangan yang jatuh ke lantai. Ia terlalu takut untuk menatap Xiao dengan pandangan setajam itu

Lumine kemudian mengangkat Lentera Xiao yang dibuatnya dengan sepucuk surat perpisahan yang terselip di dalam. Xiao tau betul darimana gadis itu mendapatkannya dan tentu saja menerima benda itu hanya akan membuatnya semakin terbakar emosi.

Pandangan laki-laki itu kian mendingin, teramat jelas menunjukkan ketidaksukaan yang sangat mengiris hati gadis di depannya "Apa yang membuatmu berfikir aku akan menerima benda semacam ini?"

Deg

"Aku seorang Adeptus yang disibukkan dengan hal lain saat kalian para manusia bersuka cita merayakan festival bodoh itu. Aku bertarung sepanjang malam hanya untuk memastikan para monster tidak akan mendekat ke arah pemukiman.

Hentikan saja! Aku sudah melihat terlalu banyak hal konyol dari mu. Lebih baik sibukan dirimu dengan festival ini bersama para teman manusia mu itu! Bukankah kamu bahagia saat bersama mereka? Kalau begitu untuk apa repot-repot kamu datang kemari? Pergilah!!"

Dibanding menghilang seperti biasa kali ini Xiao berjalan begitu saja melewati Lumine dengan tak acuh. Untuk kali pertama, Lumine benar-benar merasa bahwa kehadirannya sangat tidak diterima oleh Xiao.

Disadari atau tidak, pandangan gadis itu mulai memburam. Dadanya terasa begitu nyeri dan hal terakhir yang diingatnya sebelum ia lari keluar dari penginapan adalah ia membanting lentera hasil kerja kerasnya sendiri ke sudut balkon lalu pergi tanpa menghiraukan panggilan Nona Goldet yang mengkhawatirkannya.

Sebelum benar-benar menghilang, sepertinya beberapa dari pengunjung penginapan sempat mendengar sebuah teriakan yang berbunyi...

"AKU BENCI XIAO! AKU BENCI!!! ADEPTUS JELEK!! YAKSHA PAYAH!! DASAR PENDEK!! AKU BENCI!!"

Inteyvat | XiaolumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang