08. Sehari Tanpa Paimon Bagian II

268 39 4
                                    

Mungkin sudah menjadi kebiasaan bagi Xiao untuk melakukan setiap perjalanannya dalam keheningan. Hampir sepanjang hidupnya Xiao habiskan sendirian sepeninggal para kawan seperjuangannya. Jadi untuk merespon bincang bincang ringan seperti hal yang sedang dilakukan Lumine saat ini adalah perkara sulit. Xiao bukannya tidak menyimak, bukan juga tidak peduli dengan segala celoteh kecil yang dilontarkan gadis itu. Hanya saja ia terlalu bingung untuk merespon obrolan ringan semacam ini.

"Dan begitulah... Sampai beberapa saat yang lalu aku baru sadar betapa Paimon sangat penting bagiku. Menjalani berbagai petualang berat seorang diri sangatlah sepi aku benar benar tidak bisa tahan." ujarnya dengan kedua lengan gadis itu masih melingkar diantara bahu dan leher Xiao. Lumine masih ada dalam gendongan Xiao.

Tak memberikan respon apapun dalam beberapa detik ke depan Lumine akhirnya berinisiatif untuk bertanya. Meskipun tak yakin bagaimana Xiao akan merespon pertanyaan semacam ini. "Bagaimana dengan mu? Xiao biasanya melakukan perjalanan untuk membunuh para iblis sendirian bukan? Apa kamu tidak pernah merasa kesepian selama ini?"

Pertanyaan yang Lumine ajukan sukses membuat langkah Xiao berhenti sejenak. Selama ini Xiao rasa, ia tidak pernah memikirkan hal semacam itu. Karena baginya kesendirian memang sudah harus menjadi bagian dari dirinya. Ditemani oleh mereka yang fana hanya akan menyisakan luka bagi kedua pihak. Sedang dengan mahluk immortal lain, Xiao bahkan merasa tak pernah punya cukup alasan untuk berhubungan dengan mereka, apalagi sampai menjadi partner seperti Lumine dan Paimon.

"Tidak." hanya sepatah kata yang bisa keluar dari bibir laki-laki itu.

Lumine tak langsung memberikan respon setelahnya. Ia hanya mengeratkan kembali kaitan kedua lengannya sambil menenggelamkan wajahnya dibalik punggung Xiao.

"Pembohong." gumam gadis itu.

---oooOooo---

"Duduk disini. Akan ku carikan beberapa kepiting dulu." menggendong seorang gadis dengan perawakan mungil seperti Lumine memang bukanlah perkara sulit. Badan gadis itu sebenarnya sangat ringan untuk ditopang kedua lengan dan punggung gagah Xiao. Namun untuk mempersingkat waktu, ia lebih memilih untuk mendudukkan Lumine diatas sebuah batu besar sementara dirinya pergi menangkap kepiting di sekitar situ.

"Sepertinya akan ada badai. Lebih baik kita bergegas." ucap Lumine sambil memperhatikan langit pesisir yang mulai gelap.

Xiao mengangguk, bergegas melakukan pekerjaan nya, sementara Lumine menunggunya selesai.

Hening tercipta beberapa saat, sementara Xiao masih disibukan dengan perburuan kepiting nya, Lumine memperhatikan kembali bagian bagian kasa yang Xiao pasang untuk membalut seluruh lukanya. Kalau dipikir pikir, laki-laki itu memang sedikit galak dan ucapannya sering kali tajam, tapi diluar itu semua Lumine sangat tersanjung dengan kesediaan Xiao untuk membantunya dan mengkhawatirkannya bahkan dalam hal hal kecil yang sangat remeh seperti ini. Sedikit merepotkan orang lain memang, tapi ntah kenapa bila itu Xiao, Lumine sama sekali tidak merasa sungkan. Bukan, gadis itu bukan ingin membebani Xiao, hanya saja rasa nyaman yang diberikan laki-laki itu untuk nya, tampak sangat meyakinkan untuk membuat Lumine terus bergantung padanya.

Gadis bersurai piring itu tanpa sadar kini memusatkan atensi nya secara penuh pada sang Yaksha. Dari kejauhan punggung laki-laki itu tampak sangat kecil tapi disaat yang sama tampak sangat kuat. Surai hitamnya juga tampak sangat lembut saat tertiup oleh sepoi angin laut yang membawa sedikit kilau air keperakan. Membayangkan sosok seindah dan sekuat Xiao akan selalu ada untuk melindunginya pasti membuat siapapun merasa tenang. Anehnya, Xiao sendiri tidak pernah menyadari bagaimana sikapnya terkadang bisa membuat orang lain ingin terus ada disisinya. Yah tidak heran, bukan kepada semua orang juga Xiao bisa bersikap demikian. Perlu waktu dan moment yang tepat untuk melihat Xiao menunjukkan sisi lembutnya.

Inteyvat | XiaolumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang