Mata Mereka saling memandang satu sama lain tanpa kata-kata terucap sekalipun. Pagi itu merupakan hari yang cerah, burung yang berkicau membuat kedua lelaki yang mana teman sekamar itu saling terdiam.
"Sorry, tadi kamu bilang apa, Kaveh?" Ucapnya sambil menggaruk kupingnya, mungkin saja dia salah dengar.
Lelaki blonde yang berada di kasur berbeda juga ikutan menggaruk kepalanya,
"Kubilang kamu masuk ke mimpiku semalem! Apa kamu gak denger hah? Pagi-pagi udah cari emosi aja sih,duuh- nyebelin amat" balasnya yang tiba-tiba meledak tempernya.
Kaveh sibuk berkomat-kamit gak jelas sambil turun dari kasur dan bergegas ke toilet. Al-Haitam (*untuk selanjutnya author akan singkat jadi Haitam) terus memandangi rekan sekamarnya dari atas kasurnya. Dia menghela nafas dan membalikkan badannya tuk memandang keluar asramanya. Matanya bisa melihat cerah dimana pepohonan dari luar kota Sumeru itu sangat lebar nan hijau. Sebuah pemandangan yang cukup menyegarkan mata.
"A-aaaghhh!!" Dia mengerang sedikit sambil meregangkan seluruh badannya seiring dia turun dari kasur dan beranjak ke walking closetnya untuk mencari seragam Pelajar Sumeru.
Al-Haitam, seorang pelajar muda yang lahir juga di Kota Sumeru itu sendiri kini menempuh pendidikan di Akademiya, sebuah perguruan tinggi bagi siapapun yang ingin mengejar pengetahuan. Dia kini sedang memulai bersiap-siap untuk menikmati Minggu terakhir liburan musim panasnya sebelum akhirnya dia kembali bersekolah.
Sambil memilah baju seragam, dia berteriak,
"KAVEH! CEPETAN MANDINYA!!! "
Dan tanpa ada jeda sedikitpun rekannya langsung menyahut,
"SABAR DIKIT NAPAA!!! AKU TUH BARU MASUK MULAI MANDI TAU!!!"
mendengar itu haitam merasa kesal dan membalas lagi,
" KAMU UDAH 15 MENIT DI SANA DAN BARU MULAI MANDI?! CEPETAN DIKIT DONK!"
Kali ini tak ada sahutan balasan tapi bukan berarti Haitam peduli dengan itu. Dia masih terus asik menata peralatan untuk dibawa ke Akademiya. Memang cukup merasa lama bagi Haitam menunggu sampai dia kembali duduk di ujung kasur sambil melihat ke arah kamar mandi, berpikir apa yang sedang teman sekamarnya lakukan hingga bisa selama itu di dalam sana.
Memang lama dan bisa diakui sangat lama akhirnya dia keluar. Rambut yang masih basah dengan wajah cemberutnya yang habis diganggu kesenangan mandinya. Dengan hanya bermodalkan handuk yang dia ikat di pinggang, dia berjalan menyebrangi ruangan ke arah ruang walking closet dengan air menetes di setiap langkah dia bergerak.
"Udah tuh kamar mandinya, cepetan sana mandi, " ucapnya kesal sambil membuka pintu lemari itu.
Haitam hanya diam dan gantian memakai kamar mandi. Sedikit menarik nafas dan mengeluarkan dengan rasa berat di dada. Memang mengesalkan bagi Haitam untuk terus dan terus bertengkar hampir setiap saat bersama rekan sekamarnya.
Disisi lain, kaveh melangkah menyebrangi ruangan kamar dengan kaki yang masih basah, membuka lemari baju dan mengambil seragam sekolahnya yang berwarna hijau. Dia kembali melangkah ke meja riasnya dan mulai memakai skincare Karna hari ini akan ada pelajaran outdoor. Memijat pipi wajahnya setelah diberi sunscreen sambil sesekali berguman menyanyikan lirik lagu kesukaannya. Disaat dirinya mulai mengeringkan rambut dengan hair drayer, tepat disitu Haitam selesai dengan urusannya dari kamar mandi.
Haitam mengusap rambutnya dengan handuk lain selain yang mengikat di pinggangnya. Dia melirik ke rekan kamarnya,
"Tumben kau hari ini lebih cepat bersiapnya dari biasanya," ucapnya sambil mengambil seragam dan mengenakannya satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Atap yang Sama (Al-Haitam x Kaveh)
Fanfiction"aku pikir.. rasanya semalam aku memimpikanmu deh, Haitam," ucap lelaki pirang itu sambil tertawa geli membahas betapa konyolnya apa yang sedang ia ucapkan. entah perasaan seperti apa yang akan mereka jalani setelah cukup lama menjadi teman belajar...