1.8 Cerita Lama Sang Gadis Berambut Hitam

800 68 24
                                    

"JADIANLAH DENGANKU, AL-HAITAM!!!"

sebuah deklarasi cinta yang malah terdengar seperti sirine perang itu benar-benar membuat semua orang menoleh spontan ke arah gadis itu. Semua pasang mata beralih ke gadis yang masih memegang erat tangan dari pria yang dia cintai.

Lelaki berambut pirang di belakang sudah gak bisa lagi berkata-kata setelah mendengar hal yang semakin gila jika di dengar dan dicerna oleh akal sehat saat itu. Mata dari lelaki yang baru saja dipaksa jadian itu mengalihkan ke arah lain dan berkata,

"Tidak.. aku tak bisa jadian denganmu, faatin." Ucapnya dengan nada rendah.

Tangannya yang digenggam erat itu perlahan berusaha melepaskan diri tetapi cengkeraman erat dari sang gadis tidak memberinya ampun.

Gadis itu masih berusaha keras,

"Itu syaratku, Alhaitam! Pacaranlah denganku 1 bulan maka dari itu aku tidak akan mengganggu kalian berdua!"

Gadis berambut hitam itu mulai memainkan negosiasinya dengan Alhaitam.

"Apa kau yakin dengan ucapanmu yang belakang? Yang tidak akan mengganggu kami lagi?" Tanyanya mencoba mengkoreksi ulang

Faatin mengangguk dengan keras,

"Ya! Aku janji!"

Alhaitam mulai memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi sebenarnya. Dia melirik sejenak kepada teman sekamarnya yang masih diam dan menunggu.

Lelaki bersurai abu-abu putih kembali memandang gadis yang masih menanti jawaban haitam. Sekali mendeham dan dilanjutkan berkata,

"Ya.. aku akan pacaran denganmu, tapi ingat janjimu itu setelahnya adalah  jangan ganggu kami lagi,"

"Eh?"

Semua mata tertuju padanya seketika. Tighnari, Cyno, kaveh dan juga bahkan Faatin sendiri tak percaya mendengar apa yang barusan terucap. Dengan segera kaveh menarik pundak haitam dan membalikkan badan temannya. Dengan wajah kesal dia berteriak,

"Yang benar saja!! Kau pasti bercanda!!"

Cyno dan tighnari yang melihat situasi semakin ricuh langsung berlari dan meleraikan mereka yang sudah makin gak terkendali.

Tighnari menarik badan kaveh dan Cyno menarik mundur haitam. Wajah murka tak bisa lagi disembunyikan dari lelaki pirang itu.

Cyno yang bertanya dengan pandangan matanya yang sangat judging,

"Haitam! Apa kau gila?!" Tanyanya

Dan Haitam berkata, "diamlah.. itu bukan urusanmu, Cyno"

Merasa harga dirinya tak dihargai membuat Cyno merasa kesal,

"Eh, haitam! Yang bener saja ya, aku selama ini yang jaga-"

Kali ini ucapannya terhentikan oleh tighnari yang ikutan menarik temannya yang mulai meluap tensinya.

"Cyno diem! Jangan banyak bicara!" Perintah tighnari yang kelelahan mengurus 2 orang yang memberontak akan kegilaan yang dibuat  haitam.

Kaveh yang merasa kesal itu langsung menyahut tangannya yang daritadi ditahan temannya, begitu juga Cyno yang ikutan marah.

Kaveh membuat wajah masam dengan menarik salah satu ujung bibirnya diikuti dengan alisnya yang mengkerut,

"Aku mau pergi dari sini.. benar-benar menyebalkan gadis itu, cih.. membuat moodku hancur seketika," ucapnya sambil pergi ke dalam asrama

Cyno yang memberikan pandangan hina dan muak juga ikutan membalikkan badan,

"Kalau itu maumu terserah sih, haitam. Tapi aku kecewa denganmu, haitam" ucapnya sinis diikuti langkahnya menjauh dan pergi ke kerumunan orang-orang sumeru

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di Bawah Atap yang Sama (Al-Haitam x Kaveh) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang