Haitam menggaruk-garuk kepalanya sambil sesekali menjilat bibir bawahnya setelah makan kue manis itu. Dia menelengkan kepalanya sambil memandang langit-langit.
"Hmmm.. enak juga ini tapi terlalu manis untukku," ucapnya sambil mengangguk-angguk sambil memejamkan matanya.
Teman sekamarnya, kaveh, masih duduk membelakanginya dari seberang kasurnya. Wajahnya sedikit memerah seiring alisnya dirapatkan satu sama lain.
"Kenapa dia tiba-tiba seperti itu... Bener-bener mengagetkan aku aja sih ya, "
Kaveh melahap lagi kue dan giginya mengunyah itu hingga lembut. Bibirnya manyun ketika dia melirik dari ujung matanya melihat teman sekamarnya. Haitam sedang merangkak diatas kasur membelakanginya. Paha dan juga pinggang yang ramping punya Haitam benar-benar sebuah keindahan surga yang turun ke bumi. Mata kaveh masih melirik sinis melihat body Haitam yang cukup terekspose dari balik celana pendek yang semakin memendek karna tekukan yang dibuat Karna pose itu.
"Hmmmm...."
Haitam berhasil menarik sebuah buku tipis dari deretan buku diatas meja dekatnya dan membalikkan badan mendapatkan dirinya sedang dilihatin oleh temannya. Dia menaruh badannya diatas kasur dekat dengan dinding dan mulai bersandar.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanyanya penasaran sambil membuka halaman terakhir yang dibatasi oleh sebuah tali berwarna biru.
Kaveh kembali membuang mukanya sambil menyuap kembali potongan kue terakhir di mulutnya yang sudah daritadi menganga menanti suapan itu. Haitam yang melihat itupun spontan mengangkat sedikit pundaknya tanda gak peduli sambil memakai kacamata baca dengan frame hitam.
Jarinya yang panjang itu mulai menyusuri setiap kata demi kata yang dia baca. Matanya mulai fokus melihat dan juga membayangkan apa yang ada di bacaan itu. Matanya menari kesana-kemari sangat cepat dan balikan kertas terus terdengar semakin lincah.
Kue manis itu nampak sudah habis, lidah sekaligus bibirnya melumat sisa cream dari kue.
"Uhmmm-"
Tak sengaja terdengar suara desahan kecil dari kegiatan yang kaveh lakukan itu membuat seseorang di seberang kasur merasa terganggu fokusnya. Mata haitam dari melihat Teks yang ada di buku beralih melirik tipis ke temannya. Lelaki blonde itu berpindah menjilati ujung jari telunjuknya yang masih ada sisa cream manis putih hingga habis tak tersisa.
"Kaveh-" panggilnya
Teman sekamarnya itu langsung menoleh Seiring jarinya dia tarik keluar dari mulutnya dan masih menyisakan benang tipis Saliva.
"Apa, haitam?" Balasnya.
Alhaitam menaikkan kacamatanya ke posisi semula dan menghela nafas,
"Lebih baik kau cuci tangan ke kamar mandi daripada jorok gitu deh,"
"What?! Jorok?! Ya bener sih.. setidaknya kau gak perlu ngomongnya gitu deh," balasnya emosi sambil beranjak dari kasur ke kamar mandi.
Langkahnya yang dia hentak-hentakkan di lantai kayu itu membuat seisi ruangan berisik dan membuat Haitam menggeleng-geleng lelah melihat kelakuan itu.
Hari makin larut dan suara burung hantu sesekali berbisik dari arah hutan yang tak jauh dari asrama Akademiya ini. Kaveh yang termasuk pelajar jurusan seni dan arsitektur ini mulai menguap dan terus menguap. Sesekali matanya dikucek merasakan betapa ngantuk.
"Aduuuh..." Keluhnya sambil meremas-remas kertas jadi bola dan dia buang ke tempat sampah Yang sudah menumpuk dengan kertas coretan
"Ini gimana sihhh!! Gak paham deh Ama mau profesornya!!! Katanya bentuknya harus indah, sekalinya dikasih malah dikomen ini-itu... Apaan sih maunya!!" Lanjutnya sambil tangan kanannya memegang pena bulu dan sibuk mencoret sketsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Atap yang Sama (Al-Haitam x Kaveh)
Fanfiction"aku pikir.. rasanya semalam aku memimpikanmu deh, Haitam," ucap lelaki pirang itu sambil tertawa geli membahas betapa konyolnya apa yang sedang ia ucapkan. entah perasaan seperti apa yang akan mereka jalani setelah cukup lama menjadi teman belajar...