1.4 Hanya sebatas teman?

990 82 39
                                    

"jadilah pacarku, kaveh"

Ucap lelaki berambut abu-abu itu sambil memandang sedikit menunduk ke arah mata sunset temannya. Temannya yang pirang bengong dan langsung menghentakkan badan berusaha menjaga jarak.

"Kau pasti sudah gila, haitam!" Teriaknya dan langsung meninggalkan kasur dan bergegas ke kamar mandi.

Dia menahan sekaligus melumat bibirnya sendiri. Perasaan kesal sekaligus malu bersatu-padu dalam diri kaveh. Langkahnya sesekali terasa nyaris membuatnya lemas dan terjatuh. Air matanya menggenang seiring alisnya dikerutkan berusaha menahan lelah itu. Alhaitam segera turun dari kasur dan menyusul kaveh. Dia menggapai tubuh kaveh yang nyaris terjatuh lagi,

"Bertahanlah kaveh, akan kuantar kau sampai ke kamar mandi-" ucapnya sambil menarik pelan tubuh kaveh

Kaki kaveh nampak bergetar namun dia langsung menyahut-menarik kembali lengannya,

"Aku tak butuh bantuanmu,"

Dia melirik tepat dari bawah alisnya ke arah haitam yang cukup terkejut mendapatkan reaksi seperti itu. Kaveh melanjutkan perjalanan dengan kakinya yang gemetar bagai anak rusa yang baru lahir ke dunia.

DUAK!!!

Suara pintu kamar mandi yang dibanting tanpa perasaan memisahkan kedua orang itu dalam keadaan yang saling diam. Haitam menghela nafas sambil memalingkan wajah ke arah jendela yang langsung tertuju ke dunia luar. Laki-laki bertubuh atletis itu langsung beranjak dari kasur dan segera melangkah ke luar kamar asrama sambil membawa kunci kamarnya.

Ruangan terasa semakin sunyi, suara gema dari pintu itu meninggalkan isyarat bagi kaveh yang merasa sangat frustasi di dalam kamar mandi. Wajahnya memerah padam hingga dia tak mau lagi melihat dirinya sendiri di pantulan kaca yang tepat berada diatas wastafel. Matanya berkaca-kaca hingga hidungnya tak lagi bisa bernafas Karna tersumbat.

Dia mendapatkan dirinya masih merasa tak cukup dengan apa yang sudah dilakukan haitam sebelumnya. Perasaan kesal bercampur aduk ketika bagian sinsitif itu masih berdiri tegak dan ingin dibelai lebih lagi. Kakinya lemas hingga tak lagi mampu berdiri. Dia tersungkur di lantai sambil dengan berat hati memuaskan hasratnya lagi dan lagi hingga dia lelah.

"Dasar haitam bodoh-" umpatnya setelah dia mencapai klimaksnya seiring dia sudah eneg pada dirinya hingga menampar dirinya dengan tangan yang lain.

***

"Haitaaam~! Alhaitam!!!! "

Sapa salah seorang dari tengah kota yang langsung mendatanginya. Alhaitam langsung menoleh kearah sumber suara yang terdengar jelas,

"Cyno? Kau ngapain disini?? " Tanyanya penasaran sambil melihat kantong belanja yang ada di tangan kanannya.

Cyno ikutan melihat kantong belanjaannya dan mengangkat sedikit plastik itu.

"Oh ya, tadi aku baru aja beli ikan dan beberapa sayur sih buat nanti makan..," balasnya seiring jarinya menunjuk-nunjuk benda-benda yang ada di dalam kantong belanjaan.

Lelaki yang cabut dari asrama itu langsung mengangguk-angguk mengiyakan apa yang dibicarakan temennya. Wajahnya yang sedikit pucat itu menarik perhatian temannya,

"Haitam, kau sudah sarapan belom? Rasanya kamu gak sefresh biasanya.. udah olahraga kamu pagi ini? " Tanyanya yang penuh perhatian

Haitam mangangguk-angguk sebagai respon awal,

"Ya. Aku sudah sarapan dan olahraga seperti biasa kok, jangan khawatir," balasnya.

Pria berambut putih dengan kulit cokelat itu melihatkan ekspresi cemberut sambil memiringkan kepalanya.

Di Bawah Atap yang Sama (Al-Haitam x Kaveh) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang