Korban Kelas Buangan

32 5 1
                                    

Hai guys, balik lagi bersama aku, baecarly15 a.k.a Alifia Maharani.
Di sini, aku mau bagi cerita seru nih untuk antologi. Kira-kira udah ada yang siap gak?
Kalau siap, kuy baca dan jangan lupa putar mulmednya.









Tersebutlah di sebuah rumah sederhana yang kaya akan kasih sayang, di dalam rumah tersebut terdapat sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan satu anak perempuannya yang sebentar lagi akan mengenyam bangku SMA.

"Bunda, sebentar lagi kan Mora sudah mau SMA. Nah, Mora nemu sekolah bagus nih," ucap sang anak yang bernama Mora pada suatu hari.

"SMA di mana, Mora? Bolehkah Bunda tahu?" tanya bunda seraya meletakkan cangkir kopinya.

"SMA Mitra Nusantara, Bun," jawab Mora polos.

Seketika itu juga wajah bunda memucat mendengar jawaban Mora, bersamaan dengan mulutnya yang meneguk salivanya dengan kasar. Dia menatap anaknya dengan tatapan khawatir, lalu dia menggeleng.

"Jangan, jangan sekolah di sana."

***

Jakarta, sekitar tahun 2022.

Seorang gadis berambut ikal berjalan dengan lunglai sambil memperhatikan kartu yang berisi nama-nama siswa beserta kelasnya. Tampak ada satu nama kelas yang dicoret entah karena apa.

"Hai, nama kamu Shani, ya?" tanya seorang gadis berambut panjang dikuncir yang tanpa basa-basi mengulurkan tangan kepada Shani.

"Ah, iya. Namaku Shani, kamu siapa?" jawab gadis berambut ikal bernama Shani tersebut.

"Cassiopeia, tapi kamu panggil aku Cassie aja," ucap gadis bernama Cassie tersebut sambil menaikkan alisnya. Melihat cara berkenalan Cassie yang ramah, Shani mengangguk dan dengan senang hati menyambut uluran tangan tersebut.

"Kita kelas 10-E, kan? Wah, sekelas, dong," ucap Cassie riang seraya mengayunkan tangannya.

"Iya." Shani mengangguk.

"Ya, gak papa lah, ya. Soalnya kan kelas kita kelas buangan," ucap Cassie tiba-tiba hingga membuat Shani kaget.

"Kelas buangan? Maksudnya apa, ya?" tanya Shani bingung.

"Aku juga gak ngerti sih, tapi kebetulan ada sepupuku yang alumni sini, dan dia pernah bilang kalau kelas E adalah kelas buangan," jawab Cassie dengan nada merendah, seakan sedang sedih.

"Dih, gak jelas. Ya sudahlah, ayo kita masuk kelas," ajak Shani agar Cassie tidak semakin murung.

"Aye!"

Di kelas, Shani dan Cassie menjumpai beberapa murid lain yang akan menjadi teman sekelas mereka.

"Shan, kenalin ini temanku, namanya Elfa," ucap Cassie memperkenalkan Elfa, sahabatnya sejak SMP.

"Hai, Fa. Kenalin, aku Shani," ucap Shani seraya mengulurkan tangannya, mengajak Elfa berkenalan.

"Eh, masuk, yuk. Udah ada gurunya," seru salah seorang murid laki-laki yang sedari tadi memantau di luar kelas. Mendengar seruan tersebut, Shani dan kawan-kawan langsung duduk di bangku masing-masing.

"Selamat pagi, anak-anak," sapa seorang guru paruh baya dengan nada dingin seakan sudah mengetahui kesialan apa yang akan terjadi ketika mengajar di kelas.

"Selamat pagi, Bu," ucap para murid secara serentak.

"Hari ini kalian pemilihan ketua kelas dulu saja, saya mau ke kantor dulu," ucap guru itu seraya mengambil mapnya, lalu buru-buru pergi ke luar kelas.

CapriciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang