Chapter 3

1K 98 4
                                    


Jam 8 pagi Justin sudah berada di rumah William, dengan ogah ogahan nya menunggu dengan anteng di ruang tamu

"Apa yang dia lakukan di kamar mandi, sampai selama ini, membuang waktu ku saja"Ujar Justin menyenderkan kepala nya di sofa dan kepala nya sedikit mendongak ke atas sambil memejamkan matanya

Tanpa sadar, William secara perlahan mendekat ke arah Justin dan mengecup bibir pink milik Justin

Cup

" Manis, masih sama seperti dulu, kamu lupa jika aku di kamar mandi itu ngelakuin apa hm, aku ingin bercinta dengan mu sekarang disini sayang" Ujar William mulai menampilkan seringai nya yang membuat Justin bergidik ngeri

"Aku tidak punya banyak waktu untuk melayani pikiran kotor mu itu, jangan harap kita bisa bercinta lagi, mana bunga mawar nya"Ujar Justin menagih bunga mawar nya

"Sedang di ambil oleh pelayan, mungkin butuh satu jam, masih ada waktu untuk kita bercinta sayang, oh ayolah, naga ku sudah lama tidak masuk kedalam goa nya"Ujar William dengan raut wajah sedih nya yang di buat buat

"Tcih ! Aku tidak mudah di tipu oleh wajah sedih mu itu dan berhenti untuk mengatakan kata "BERCINTA" itu tidak akan pernah terjadi lagi, sudah cukup aku memiliki 4 anak yang nakal nya luar biasa"Ujar Justin tidak bisa membayangkan jika dia menambah anak lagi apa yang akan terjadi dengan rumah ini, mungkin akan hancur

"Lahirkan 4 orang anak lagi untuk ku dan kita tidak akan bercinta lagi"Ujar William membuat Justin melotot ke arah nya

"Kamu kira aku anak kucing ? Buat aja sendiri sana, aku ogah, badan ku sudah cantik begini disuruh hamil lagi ? Maaf maaf aja ya tuan William, itu hanya mimpi untuk mu"

Di saat mereka sedang berdebat karena kata kata bercinta seseorang masuk dengan gaya jalang nya kedalam rumah besar William

Tapi di saat yang bersamaan juga Althan keluar dari kamar nya dan melihat ada Justin di ruang tamu, langsung berlari menuruni anak tangga dan memanggil Justin

"Papa...!" Teriak Althan berlari ke arah Justin

Tapi dengan malu nya si Olle merentangkan tangan nya ke arah Althan, dia kira Althan memanggil nya dengan sebutan papa ? Itu tidak akan mungkin terjadi, manggil kakek sihir sih iya karena memang mirip seperti perusak rumah tangga orang

"Althan ..." Ujar Justin tersenyum sambil merentangkan kedua tangan nya untuk memeluk anak ketiga nya tersebut

"Ck, jangan harap aku memeluk tubuh kotor mu itu wahai kakek sihir, papa ku yang ini bukan kamu dan kenapa pagi pagi sudah kesini, bahkan kamu tidak di undang untuk berada di sini"Sinis Althan melihat ke arah Olle, menilai Olle dari atas sampai bawah

"Aku kesini ? Tentu saja untuk menemui calon suami ku"Ujar Olle dengan pede nya melangkah mendekat ke arah William yang sedang duduk santai di sofa nya

"Hebat banget kamu, mengatakan calon suami di depan istri sah daddy ku"Ujar Lano yang baru masuk kedalam rumah dengan wajah sangar nya

"Apakah akan mulai keributan disini, lebih baik aku pulang daripada harus meladeni orang yang tidak penting sama sekali ini, cara berpakaian mu terlalu murahan dan kampungan, lulusan kuliah mana kamu ? Oh apa kamu tidak punya pekerjaan yang layak makanya ingin menjadi nyonya Smith disini ? Dalam mimpi mu, seluruh dunia juga sudah tau saya siapa disini, mungkin cuman kamu yang tidak tau saya siapa, merepotkan sekali berurusan dengan hama seperti mu ini"Justin menilai Olle dari cara berpakaian dan kerapihan nya dari atas sampai bawah ralat bahkan tidak ada kerapihan sedikit pun di pakaian nya

"Aku sedang mengandung anak nya, jadi jangan menghalangi ku untuk menikah dengan William" Ujar Olle dengan tidak tau malu nya, mungkin urat malu nya sudah di ambil orang gila makanya dia seperti orang gila dengan ucapan nya yang tidak masuk akal

"Asal kamu tau ya, keluarga Smith tidak menyebarkan benih nya ke sembarang orang, dia hanya menyebarkan nya pada ku, jadi jangan harap mengakui kalau kamu mengandung anak William, rencana jalang mu tidak akan berhasil dengan mudah, karena aku tidak mudah di bodohin seperti otak dangkal mu, antarkan bunga nya nanti ke rumah ku, aku harus bekerja, waktu ku terbuang sia sia disini"Ujar Justin langsung berlalu dari hadapan semua orang yang ada di ruang tamu

"Sayang, tolong tanggungjawab sama anak ini"Mohon Olle kepada William

"Tidak punya malu kah dirimu wahai jalang, itu anak Alex bukan anak daddy ku"Ujar Althan menatap sinis ke arah Olle

"Pergi dari sini sebelum tubuh jelek mu ku kuliti hidup hidup"Ujar Lano membuat Olle langsung berlari keluar dari rumah ini

"Hanya gertakan langsung pergi, pria lemah sepertinya tidak pantas bersanding dengan daddy"Ujar Althan

"Darimana kamu tadi malam" Tanya William ke Lano

"Tadi malam ke bar terus pagi nya udah ada dirumah papa, aku tadi malam hampir memperkosa papa dirumah nya sendiri"Ujar Lano memanas manasi William

Plak

"Jangan pernah menyentuh papa mu sendiri anak nakal, dia yang melahirkan mu, papa mu cuman milik daddy, ingat itu baik baik"William geram dengan Lano sampai memukul kepala nya dengan sedikit kuat

"Akh sakit dad, daddy ini tidak jauh beda dengan papa, suka sekali memukul kepala ku"Ujar Lano mengusap kepala nya sendiri

"Suruh siapa kakak nakal, pfft, anak nakal harus di pukul yakan dad"Ledek Althan membuat Lano bersiap untuk mengerjai adek nya lagi

"Tunggu pembalasan kakak mu ini Althan, lihat saja nanti"Lano berlalu dari hadapan daddy dan adek nya

"Aku gak takut wlekk"Althan menjulurkan lidah nya dengan gaya mengejek langsung berlari keluar dari rumah nya untuk berangkat ke sekolah

Althan selalu telat masuk sekolah seharusnya di jam 7 pagi dia harus berangkat tapi paling lambat jam 10 siang karena peraturan datang sekolah memang jam segitu, jadi gak heran kalau Althan berangkat siang, peraturan sekolah gak papa murid terlambat asalkan masuk ke sekolah dan tidak alfa

Padahal Althan dan Lian satu sekolah tapi sifat kedisplinan mereka berbeda, kalau Althan sebelum ke sekolah nongkrong dulu, mikirin untuk tawuran lagi sedangkan Lian anak rajin yang datang selalu tepat waktu














.














Next ?
Jangan lupa Vote dan Komen

MAFIA [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang