01. Potongan Memori Manis

94 57 66
                                    

.
.
.
.
Happy Reading....

Terlihat gadis berkacamata yang sedang berkutat dengan setumpuk buku di depan teras rumahnya.

Jika dilihat dari kejauhan orang-orang akan mengira dia adalah gadis SMA yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya. Tapi lihatlah dari dekat, dia gadis yang tengah berkutat dengan pekerjaannya.

Wajah dan tubuh kecilnya membuatnya terlihat seperti gadis belia. Nyatanya dia hampir berumur 25 tahun. Bahkan kesehariannya ia habiskan untuk bekerja.

Entah sudah berapa lama waktu yang ia habiskan duduk disana dengan tumpukan buku serta beberapa kertas itu. Hingga akhirnya bunyi ponselnya yang berdering membuyarkan fokusnya.

"Halo." Ucapnya.

"Kamu sibuk hari ini?" Tanya seseorang di seberang sana.

"Hm, tidak terlalu. Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa. Hanya ingin memastikan kau tidak bekerja saat hari libur."

Gadis itu tertawa pelan, "Sayang sekali. Saat ini aku tengah mengerjakan tugasku. Walaupun itu sedikit."

"Sedikit bagimu itu membutuhkan waktu yang cukup lama."

Ia tertawa kembali, "Sudahlah, lagipula aku hanya ingin meringankan pekerjaan saat masuk kembali."

"Hm, terserah kau saja."

"Oh iya, bagaimana kalau besok kita pergi?" Serunya.

"Kau yakin? Apa kau masih libur besok nanti?"

"Iya, aku mendapat libur sampai empat hari kedepan. Jadi, masih tersisa tiga hari lagi, aku ingin menikmatinya kali ini."

"Baiklah, kabari aku lagi nanti."

"Baiklah akan aku kabari lagi nanti."

Tut.

Gadis itu menutup telponnya terlebih dulu, dan kembali berkutat dengan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi.

"Ah, akhirnya selesai juga," serunya.

Setelah berkutat dengan pekerjaannya selama 5 jam, akhirnya ia benar-benar selesai.

"Sava." Panggil seorang wanita paruh baya yang muncul dari balik pintu.

Gadis yang bernama Sava itu menolehkan kepalanya ke arah suara.

"Mama, ada apa?"

"Bisa bantu mama di dapur?" Tanya ibunya.

Sava tersenyum, "baiklah aku akan membantu."

"Bereskan buku-buku mu terlebih dahulu, lalu segera ke dapur."

"Baiklah ma."

Sava segera membereskan buku-bukunya dan masuk ke dalam rumah. Ia meletakkan sementara bukunya diatas meja sofa. Dan menyusul ibunya yang berada di dapur.

"Aku harus bantu apa ma?" Tanya Sava pada ibunya.

"Kamu cuci sayuran yang ada di atas meja, lalu kamu iris sayurannya. Tapi, jangan terlalu kecil-kecil mengirisnya," Perintah ibunya.

Sava mengangguk, "baiklah," jawabnya seraya berjalan ke arah meja mengambil sayuran dan dibersihkan.

Selesai membersihkan, ia mengirisnya sesuai yang dikatakan oleh ibunya. Dirinya memang tidak pandai dalam hal memasak. Tetapi jika hanya membantu sedikit-sedikit ia bisa.

"Ma, besok aku akan pergi bersama temanku. Apa boleh?" Tanyanya.

Ibunya menoleh sebentar dan fokus kembali dengan masakannya. "Tanyakan hal itu pada papa mu."

Fallin' Love AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang