02. Devan Nillia Joan

79 50 47
                                    

.
.
.
Happy Reading

Sava tertawa kecil saat Nill sudah duduk di kursi mengemudi, sedangkan Nill mengernyit bingung dengan Sava yang tertawa.

"Mengapa kau tertawa?" Tanya Nill dengan heran.

"Pstt, Kaka tadi bilang akan memperkenalkan kekasih Kaka pada Mama. Memangnya Kaka punya seorang kekasih?" Goda Sava pada Nil.

"Hey.. kau kira aku tidak laku?"

"Memang" jawabnya dengan enteng.

Nill mengacak rambut Sava pelan, dan menyalakan mobilnya.

"Aku punya, hanya saja belum saatnya semua orang tahu." Ucap Nill.

Saat Sava hendak berbicara kembali, Nill melajukan mobilnya. Nill ini, selalu saja seperti ini. Tidak ingin orang-orang bertanya lebih tentang dirinya.

Oh, aku lupa memperkenalkannya. Namanya adalah Devan Nillia Joan. Pria yang berusia 29 tahun dan mendirikan sebuah coffee shop sejak empat tahun yang lalu.

Dan ya, dia saat ini menyetir dengan tenang. Membiarkan Sava yang menahan kesalnya dengan dirinya.

Sava kesal dengan itu, jadi selama perjalanan dia hanya diam dan sesekali melihat ke arah jendela mobil ataupun bersenandung kecil. Nill yang tidak suka keheningan saat perjalanan pun memulai membuka obrolan.

"Kau marah?"

Sava menoleh, "Tidak."

Nill terkekeh sebentar, "Aku bukannya tidak ingin memberitahumu Sava. Aku akan bercerita, hanya saja tidak disini kan?"

Matanya mendelik, "Jadi kau sudah memiliki kekasih? Kenapa aku harus mengetahuinya belakangan sih."

"Bukan seperti itu, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Jadi, aku baru sempat memberitahumu hari ini."

Sava menoleh, "Jadi, hari ini kau akan menceritakan tentang kekasih mu itu?" tanyanya.

Nill menganggukkan kepalanya. Dan matanya kembali fokus ke depan jalanan.

"Kenapa berhenti kak?" Tanya Sava. Karena secara mendadak Nill memberhentikan mobilnya di depan sebuah toko kue.

"Mami memesan kue disini dan aku harus mengambilnya. Kau mau ikut turun denganku atau tetap menunggu disini?" Jawab Nill seraya mengajak Sava untuk ikut turun dengannya sebelum dia membuka pintu mobilnya.

Sava menggeleng pelan, "Aku menunggu disini saja."

Nill mengangguk, "Baiklah, aku ambil pesanan mami dulu."

Sava menganggukkan kepalanya.

Tapi saat hendak menutup pintu mobil, Nill kembali mengajukan pertanyaan. "Kau ingin mencoba cake disini?"

Sava menoleh ke arah Nill. Dia diam sebentar, sampai akhirnya dia mengangguk setuju.

"Mau cake rasa apa? Atau kau mau cookies?"

Mendengar kata Cookies dari mulut Nill, membuat mata Sava jadi berbinar cerah. Dia pecinta cookies, tentu saja dia akan memilih menu itu.

"Disini ada cookies, kak?"

Nill mengangguk.

"Aku mau. Tapi yang ada chocochipsnya."

Nill mengangguk lagi, "Baiklah, akan aku belikan. Tunggu sebentar, oke? Aku tidak akan lama."

Sava mengangguk menurut, setelahnya Nill melangkahkan kakinya memasuki toko kue tersebut. Dan Sava yang berdiam diri di dalam mobil seraya menunggu pria itupun beralih membuka ponselnya.

Fallin' Love AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang