1

3.1K 243 32
                                    

Ini masih kacau banget karena belum direvisi, jadi, cukup banyak typo di dalamnya.



Marriage Without Dating

Story by Eminamiya

Rate : M

WARNING!
Typo(s), banyak kata terulang-ulang, alur cepat dan ringan, plot pasaran/mudah ditebak


HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENGCOPY CERITA INI

DON'T LIKE, DON'T READ

Happy Reading




Tiga, empat, lima atau berapa?

Hinata tidak tahu. Namun yang pasti, telapak tangannya sudah terkepal erat karena merasa terlalu gemas ingin menjambak kepala bersurai pirang di balik meja besar.

"Revisi lagi! Aku bukan menggajimu untuk duduk-duduk santai dan bergosip murahan."

Sial.

Tahu apa yang melintas di otak Hinata saat ini?

Bagaimana rasanya jika menampar bolak-balik muka sombong itu? Oh ... pasti sangat menyegarkan jiwa.

"Tapi, Direktur, ini sudah yang kesekian kalinya. Lagi pula, saya rasa, tidak ada yang perlu direvisi lagi. Semua yang Anda koreksi dan minta sebelumnya, sudah saya terapkan."

Gila. Jika dipikir-pikir lagi, setiap kali Hinata diminta untuk melakukan perbaikan, lagaknya, tak ada bagian begitu penting yang sebetulnya harus dicap sebagai perkara krusial. Maksudnya, jika memang kesalahan yang Hinata buat akan memberi kerugian pada perusahaan, hal tersebut layak untuk disebut sebuah masalah, tapi ini--

"Bukankah sudah kukatakan untuk memperhatikan tiap detailnya? Ini! Ini!"

Mata Hinata memicing--coba menangkap arah tunjuk yang akan memperlihatkan di mana letak kefatalan yang ia lakukan kali ini.

"Apa kau bisa membedakan titik dan koma? Seharusnya, di bagian ini, kau menggunakan titik, bukan koma! Bukan koma! Kau yakin telah belajar dengan baik semasa sekolah? Dua hal ini memiliki bunyi yang berbeda dalam bacaan."

Sumpah, ya! Hinata bukan lagi mahasiswa tahun awal yang harus diajarkan segala macam tetek-bengek mengenai perbedaan tanda baca saat pertama kali membuat laporan.

"Koma, artinya menjeda. Sedangkan titik, artinya berhenti. Apa aku harus mengajarimu lagi lebih jauh, Nona Hyuga?"

Dengan segala hormat bagi Tuan Namikaze Agung yang begitu paham tentang teknik penulisan luas biasa, Hinata tidak sudi!

Ya, Tuhan. Apa pentingnya masalah ini? Apa dunia akan kiamat hanya karena urusan tanda baca?!

"Di sini, di sini, dan di sini lagi. Terlalu banyak. Perbaiki! Jika masih tak bisa, pergilah bersekolah kembali."

Sedikit kasar, tumpukan kertas yang sedari tadi lembarannya dibuka paksa berkali-kali, ditutup cepat serta terhempas begitu saja ke atas meja.

Hinata masih diam di tempat--memaku pijakan bersama pandangan mata yang seolah ingin menelan manusia hidup-hidup.

Tak bisakah pria ini tidak memperkeruh situasi--yang sebenarnya sangat sepele--sehari saja?

"Apa lihat-lihat?! Ambil dan perbaiki ulang!"

Sekuat tenaga, Hinata berusaha menenangkan diri. Jika kata orang lain, 'seorang karyawan harus bisa bersikap profesional dan menghormati atasan'. Baik, sebagai bawahan baik hati, akan Hinata lakukan--meski perutnya sudah mual saking kesal menahan emosi.

Marriage Without Dating - NaruHina [ M ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang