11

665 116 10
                                    

Tetap sempatkan untuk memberi vote dan komen, ya. Biar double up hari ini.






Happy Reading





"Apa?!"

Sesungguhnya, belum sampai setengah jam lamanya Hinata menempatkan diri di kursi ketika ia mendapat panggilan agar mendatangi satu ruangan -- di mana Shikamaru sedang berlagak sibuk dengan tumpukan dokumen dan mengatakan ungkapan yang terasa tidak masuk akal di kepala.

Seperti ... why?! Kenapa harus dia?!

"Kenapa harus aku?!"

Benar! Kenapa harus dia? Hinata adalah seorang yang berada di bagian marketing dan sudah sepantasnya mengemban tugas yang berkaitan dengan pemasaran, bukan malah merangkak secara mendadak menjadi asisten pribadi dan harus mengurus segala keperluan bayi raksasa yang tak punya akal sehat.

Telinga Hinata masih terasa bergema karena perkataan luar biasa yang keluar dengan begitu santai dari mulut sang asisten direktur.

"Direktur sedang membutuhkan seseorang untuk menemaninya dalam perjalanan bisnis kali ini, jadi, Hyuga, tugasmu menemaninya ke Iwa."

Hanya saja, kenapa? Kenapa?!

Rasanya, Hinata takkan bosan menyerukan hal serupa. Tentu saja, ini terlalu mendadak dan dia tak berkenan sama sekali jika mau bicara jujur.

"Kenapa harus aku?" pertanyaan yang sama ia lontarkan.

Shikamaru hanya melirik kecil melalui kelopak mata. "Hum ... kenapa, ya?" Ekspresinya dibuat seolah sedang ikut berpikir, lalu, kembali fokus pada lembaran-lembaran di tangan. "Karena dia menginginkannya."

Maka, bertambahlah rasa terkejut Hinata karena jawaban tersebut.

"Apa?!"

Shikamaru menghela napas pelan. Kali ini, benar-benar memutuskan konsentrasi pada pekerjaan dan beralih menatap lama sang wanita.

"Direktur menginginkanmu untuk menemani. Aku juga tak tahu alasan pastinya, namun, yang jelas, kau tak punya kuasa sama sekali untuk menolak tanpa alasan yang kuat."

Tak terima. Pasti. Mana mungkin Hinata mau menerima begitu saja. Tak tahu apa yang menghantam kepala sialan si pirang itu sampai membuat keputusan sepihak seperti ini. Rasanya, belum begitu lama Hinata merasa jika hidup menjadi lebih sejahtera sebab tak berurusan dengannya, tapi, sekarang ... apa ini?!

"Bukankah ini tugas Anda sebagai asistennya? Kenapa harus digantikan oleh orang lain?"

"Aku tak bisa. Istriku akan melahirkan dalam beberapa hari. Aku tak bisa meninggalkannya." Shikamaru menguap sebentar. "Lagi pula, kau akan dapat gaji bonus jika menjalani pekerjaan ini."

Bukan itu masalahnya!

Membayangkan jika dirinya hanya pergi berdua bersama Naruto, bahkan belum dilakukan saja -- sudah membuat Hinata sakit kepala.

Dan lagi, kenapa harus berdua? Kenapa tak tambah satu orang lagi? Sudah pasti di sana akan ada banyak hal yang dilakukan, Hinata tak mungkin bisa meng-handle sendiri.

Hinata akui jika Iwa adalah salah satu tempat yang ia jadikan target perjalanan, karena selain kota yang maju, juga merupakan tempat destinasi wisata yang sering dikunjungi orang-orang ketika berlibur. Tapi, ... bukan pergi dalam keadaan seperti ini yang Hinata mau, apalagi harus bersama Naruto.

Hanya berdua. Apa ini? Memangnya, mereka mau pergi bulan madu?!

"Kenapa harus aku?" kini, Hinata kembali mengulangi, namun, dengan suara yang mulai terdengar pasrah.

Marriage Without Dating - NaruHina [ M ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang