Chapter 3

218 33 2
                                    

RED DRESS

.

.

.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

.

.

.

Sakura mematikan lampu kamarnya dan ia membaringkan tubuhnya setelah mengganti pakaian malam itu dengan pakaian tidur. Dia termenung memandangi langit-langit kamarnya yang berwarna putih.

"Apakah aku memang mencintainya?" gumamnya dengan terbayang nya kejadian di pesta tadi.

~~~

Sasuke sendiri malam itu masih duduk di tempat nya yang berada di depan Kakashi.

"Mungkin dirimu masih mencintainya" ucap Kakashi yang kembali membuat Sasuke mendongakkan kepalanya.

"Tidak, tidak, itu tidak mungkin. Aku muak dengan kelakuannya yang mempermainkan perasaanku ini. Padahal jika dia memang tidak mencintaiku, dia tinggal bilang saja tanpa harus menunggu aku mengetahui kelakuannya itu" jelas Sasuke dengan panjangnya.

Jarang sekali Sasuke berbicara sepanjang itu kecuali memang perlu. Kakashi hanya bisa terheran melihat atasannya tersebut bisa berbicara sepanjang itu.

~satu tahun yang lalu~

Saat itu Sasuke masih belum diangkat menjadi asisten direktur. Namun, ia sudah memiliki nama tersendiri di Haruka corp. Sasuke saat itu tengah memiliki hubungan dengan Sakura.

Namun, sesuatu terjadi pada malam saat ia baru saja selesai dengan kerjaan lemburnya. Sasuke tengah berjalan untuk pulang menuju rumahnya. Maklum ia sedang tidak ingin menggunakan mobil pribadi nya.

Di tengah perjalanan ia melihat gadis merah muda itu tengah berada di cafe yang tidak jauh dari perusahaan. Sasuke tidak heran jika gadisnya itu ke cafe, namun yang membuatnya heran adalah gadis itu tengah berbincang dengan pemuda lain di depannya.

Sasuke pun memicingkan matanya untuk melihat dengan jelas apakah itu adalah Sakura atau bukan. Namun, ternyata benar itu adalah Sakura dan dia tengah bersama pemuda lain.

Sasuke tahu, dia mendapatkan Sakura karena gadis itu tengah mengalami luka. Ya, luka ditinggalkan oleh pemuda yang dicintai gadisnya.

Namun, ia tidak menyangka Sakura akan kembali jalan dengan seseorang selain dirinya.

"Tch, kenapa ia harus melakukan itu jika memang ia tidak mencintaiku secara tulus" gumam Sasuke yang akhirnya pergi dari depan cafe tersebut dan kembali berjalan untuk pulang.

~~~

Esok harinya, pagi hari buta sekitar jam enam Sasuke sengaja membawa mobil pribadi nya menuju rumah Sakura yang masih searah dengan jalan ke rumahnya. Tidak lama ia sampai di rumah gadisnya tersebut.

Seperti biasa, Mebuki yang merupakan ibu Sakura sudah bangun di pagi buta itu. Sasuke mengetuk pintu dengan pelan dan teratur hingga Mebuki membukakan pintu untuknya.

"Ah, Sasuke- kun... Ada apa pagi sekali sudah kesini? Apa kau mau menjemput Sakura?" tanya Mebuki dengan senyuman di wajahnya.

"Ah, iya, Baa- san. Aku sengaja kesini ingin menjemputnya agar bisa berangkat bersama" Sasuke pun tersenyum.

"Yasudah masuk saja, lagipula Sakura juga sudah bangun untuk bersiap-siap" ucap Mebuki yang mempersilahkan Sasuke untuk masuk.

Sasuke hanya mengangguk dan mengikuti langkah Mebuki yang memasuki rumah itu. Tidak lupa ia juga menutup kembali pintu rumah.

"Sasuke- kun, Sakura masih di kamar. Kau mungkin bisa memanggilnya" ucap Mebuki yang berjalan menuju dapur.

"Memang tidak apa-apa aku ke kamar nya, baa- san?" tanya Sasuke yang masih ragu.

"Ya, tak apa. Biasanya juga kau selalu ke kamarnya, 'kan?" ujar Mebuki yang mendapatkan anggukan kepala dari Sasuke.

Pemuda itu langsung berjalan menuju kamar kekasihnya yang berada di lantai atas.

~~~

Tok! Tok! Tok!

Sasuke mengetuk pintu kamar itu dengan suara yang lumayan keras namun tidak terdengar hingga dapur.

"Iya, sebentar..." ucap Sakura dari dalam kamar.

Gadis itu membukakan pintu dan terkejut ketika melihat Sasuke sudah ada di depan pintu kamarnya. "Sa-Sasuke- san?" panggil Sakura yang sedikit gugup dengan kehadiran pemuda itu.

Sasuke melangkahkan kakinya ke dalam kamar, membuat Sakura memundurkan langkahnya dan kembali ke dalam. Secara cepat Sasuke menutup pintu kamar dan berhasil memojokkan Sakura ke dinding sebelah kanan pintu.

Cup!

Sasuke berhasil mendaratkan ciumannya di bibir ranum Sakura. Kedua tangan Sasuke menahan kedua tangan Sakura yang terasa akan mendorong tubuh pemuda raven itu.

Ia meremas kedua tangan Sakura dan menikmati ciuman yang ia lakukan. Tanpa Sakura sadari ia memejamkan matanya dan merasakan setiap kelembutan bibir Sasuke.

Sasuke melepas ciumannya dan dia menatap tajam pada Sakura yang langsung tersadar.

"Sasuke- san, ada apa pagi-pagi sekali sudah kemari?" tanya Sakura yang masih dalam genggaman Sasuke.

"Semalam dirimu, bukan?" Sasuke kembali bertanya.

"Aku? Dimana?" tanya Sakura yang agak keheranan dengan pertanyaan Sasuke.

"Di cafe dekat perusahaan. Semalam kau berkencan disana dengan seseorang" ucap Sasuke yang mendekatkan wajahnya.

"I-itu... bukan aku, Sasuke- san" ucap Sakura yang sangat terlihat gugup.

"Jangan berbohong padaku, hime. Jika kau memang tidak menginginkan aku, bilang saja" Sasuke menempelkan dahinya pada dahi Sakura.

Gadis itu terdiam sejenak sebelum akhirnya dia menurunkan pandangan matanya untuk menghindari tatapan Sasuke.

"Iya, itu aku. Aku memang bersama orang lain semalam. Aku tidak akan mengelak dari mu" ujar Sakura dengan mengalihkan pandangannya dari Sasuke.

"Jadi, selama ini aku tidak pernah ada di hatimu sama sekali?" tanya Sasuke yang mendapat gelengan kepala dari Sakura.

"Apa aku hanya kau jadikan pelampiasan setelah semua luka yang kau alami?" tanya Sasuke lagi yang kembali mendapat anggukan kepala.

"Jawab dan tatap aku, Sakura" ucap Sasuke yang masih memenjarakan Sakura dalam genggamannya.

Gadis merah muda itu mencoba menatap Sasuke. Ia menggigit bibir bawahnya seakan sulit untuk mengatakan sesuatu pada pemuda di depannya itu.

"A-aku memang tidak pernah mencintaimu" ucap Sakura yang membuat Sasuke seakan tersambar petir saat mendapati jawaban seperti itu.

~~~

~to be continued ~~

Red DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang