Chapter 5

159 33 1
                                    

RED DRESS

.

.

.

Disclaimer: Masashi Kishimoto

.

.

.

Sakura dan Ino terkejut saat melihat Sasuke sudah ada di belakang mereka. Ino pun langsung tersenyum kearah Sasuke.

"Ano... Uchiha- san... kami tidak sedang membicarakanmu, kami hanya sedang membicarakan seseorang yang lain" cicit Ino dengan senyuman ragu di wajahnya.

"He... Mana mungkin telinga ku ini salah dengar" ucap Sasuke yang bergaya membersihkan telinganya.

"Kami memang tidak membicarakan mu, bodoh" ucap Sakura secara spontan yang membuat Ino melihat kearah Sakura dengan tatapan mengancam seolah berkata 'apa yang kau katakan tadi?'.

"Aku tidak peduli. Mau dia marah aku sebut bodoh juga tidak apa" Sakura dengan tenangnya membalikkan badannya dan membelakangi Sasuke untuk kembali pada kerjaannya.

"Ano... Uchiha- san... Maaf... Dia memang sedang tidak senang pada seseorang" ucap Ino yang membungkukkan tubuhnya sebagai pertanda maaf.

"Tak apa, Ino. Aku sudah terbiasa dengan hal itu" ujar Sasuke yang memasang senyuman di wajahnya.

Ino yang melihat itu sedikit terkejut dan tidak lagi membungkukkan tubuhnya. Tidak lama setelah itu Sasuke kembali pergi menuju ruangan nya.

.

.

.

Meskipun kantor itu dengan kebisingan tapi hal itu tidak mempengaruhi Sakura yang sedang melamunkan Sasuke pastinya.

Dia masih tidak bisa mendapatkan jawaban apakah dia memang sedang mencintai pria itu atau tidak. Tangannya yang memegang handphone terus menerus mengetuk layar handphone dengan jarinya.

Ya, hatinya tengah gelisah. Bagaimana jika ia memang mencintai pria yang selama ini tidak ada di hatinya? Berbagai pertanyaan muncul dalam benak Sakura.

"Hei, Sakura." panggil seseorang dari belakangnya.

"Heee!!! Sia- eh Kakashi- San" Sakura sedikit terkejut dan saat membalikkan badannya ternyata yang memanggilnya adalah Kakashi, seorang pria paruh baya yang merupakan asisten Sasuke.

"Kau sedang melamunkan apa?" tanya Kakashi dengan senyuman di balik maskernya.

"Ah, tidak, Kakashi- san. Aku hanya memikirkan pekerjaan di rumah" kekeh Sakura yang membuat Kakashi menyipitkan matanya.

"Bukan memikirkan Sasuke, kan?" tanya Kakashi yang langsung membuat pipi Sakura sedikit bersemu merah.

"Tidak, tidak. Mana mungkin aku memikirkan orang yang dingin dan menjengkelkan seperti dia" ucap Sakura yang mengibaskan tangannya.

"Eh, berarti dulu selama menjadi kekasihmu kau tidak pernah mencintainya?" tanya Kakashi lagi, karena ia memang penasaran dengan apa yang terjadi di antara Sasuke dan Sakura.

"Ya, aku tidak pernah mencintainya. Lagipula kenapa Kakashi- san membahas masa lalu ku dengannya?" pada akhirnya Sakura pun berbalik tanya pada Sasuke.

"Aku hanya ingin tahu saja, mengapa kau tidak mencintai Sasuke?" tanya Kakashi masih dengan wajah polosnya.

"Uhm... Karena masih ada seseorang di dalam hatiku saat menjadi kekasih Sasuke- san dan aku tidak dapat melupakannya meskipun Sasuke- san selalu memberikan apapun untukku" Sakura sedikit menundukkan kepalanya.

"Begitu rupanya. Pada akhirnya kau hanya merasa kasihan pada Sasuke karena ia selalu mengejarmu" ujar Kakashi yang mendapat anggukkan kepala dari Sakura.

Puk!

Kakashi menepuk puncak kepala Sakura dengan pelan. Sakura yang merasakan perlakuan dari Kakashi itu akhirnya mendongakkan kepalanya untuk melihat Kakashi.

"Jangan merasa bersalah seperti itu, dia pergi karena dia tahu kau tidak pernah mencintainya. Namun, dia selalu mencintaimu hingga hari ini" ucap Kakashi yang kembali menarik tangannya.

"Jika ia memang mencintaiku hingga hari ini, seharusnya dia dapat bertahan walaupun tidak aku cintai" ucap Sakura dengan wajahnya kesal yang ia pasang.

"Aku mau ke toilet dulu, Kakashi- san" Sakura akhirnya bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar kecil di kantor tersebut, meninggalkan Kakashi yang dibuat cengo olehnya.

"Huft... Sama-sama saling menahan perasaan" ucap Kakashi yang menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Sakura yang hampir mirip dengan Sasuke.

.

.

.

Sore hari menjelang, Sakura pulang dari perusahaan dengan berjalan kaki. Maklum, rumahnya memang tidak terlalu jauh dari tempat ia kerja.

"Gerimis..." gumam Sakura saat menengadahkan wajahnya ke atas dan merasakan gerimis yang mengenainya.

Saat ia merasakan gerimis itu semakin lebat, Sakura langsung sadar bahwa hujan telah tiba. Tanpa pikir panjang ia langsung berlari karena hujan yang semakin lebat.

"Kenapa aku malah menikmati gerimis tadi?" umpat Sakura yang tengah berlari.

Saat tiba di dekat sebuah hotel, Sakura langsung menghentikan larinya dan berteduh disana.

Dari jauh Sakura melihat seseorang berjalan ke arahnya dengan sebuah payung yang melindunginya dari hujan.

.

.

.

~To Be Continued ~

Red DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang