Chapter 10

114 18 0
                                    

Sasuke benar-benar terkejut dengan apa yang disampaikan oleh ayahnya itu. Bagaimanapun ia tidak ingin dulu menikah dengan siapapun apalagi dengan wanita berambut merah yang merepotkan.

Hari sudah sore namun Sasuke masih tetap duduk di meja kerjanya tanpa melakukan apapun. Ia terus memegang kepalanya mencoba memikirkan keputusan ayahnya tadi siang.

"Apa kau ingin menolak pernikahan itu?" Tanya Kakashi yang berdiri di depan meja Sasuke.

"Ya, tapi ia pasti akan sangat murka jika aku menolak permintaannya" jelas Sasuke yang terlihat frustasi.

"Bawa Sakura bersamamu. Hanya itu ide gila dariku" ucap Kakashi yang membalikkan badannya. Ia berencana untuk pulang setelah mengatakan itu namun Sasuke malah mencegahnya.

"Apa maksudmu, Kakashi? Aku tidak mungkin lagi melibatkan dia dalam masalahku" sekarang Sasuke tengah berdiri tepat di hadapan Kakashi untuk mencegah pria dengan rambut perak itu pergi.

"Ajak Sakura untuk menemui ayahmu dan jelaskan pada ayahmu jika kau akan menikah gadis itu. Maka, itu akan membantumu agar kau tidak jadi dijodohkan dengan Karin" jelas Kakashi yang masih terlihat tenang.

"Itu sangat gila, Kakashi. Sakura pasti akan langsung menolakku. Karena ia sudah tidak ingin bersamaku" Sasuke hanya bisa kembali memegang kepalanya.

"Lalu, kau akan mengajak siapa, huh? Hanya dia yang masih kau cinta, bukan?" Ucapan Kakashi itu membuat Sasuke terdiam membeku.

"Wajahmu selalu menunjukkan bahwa kau masih mencintainya saat kau bertemu dengannya. Jangan pernah membohongi perasaanmu sendiri, Sasuke" ucap Kakashi yang kembali berjalan tanpa menghiraukan Sasuke yg masih terdiam.

"Tapi aku pernah menyentuh perempuan selain dirinya" Ucap Sasuke yang memandang ke arah luar jendela.

"Ya, akan tetapi kau pasti selalu merasa mengkhianatinya jika menyentuh perempuan lain?" Ujar Kakashi yang kembali berhenti dari jalannya.

"Kenapa kau bisa tahu itu, Kakashi?" Tanya Sasuke dengan pikiran yang tertuju pada Sakura.

"Aku selalu memperhatikan dirimu. Aku tahu kepada siapa kau tulus mencintai. Makanya aku hanya bisa menyarankan hal itu"

Blam!!

Kakashi meninggalkan Sasuke sendiri di ruangan itu. Pemuda Raven itu masih terpaku dengan pikirannya sendiri.

"Arrggghh!!!"

~~~

Di hari itu Sakura terbangun siang. Dia berlari menyusuri lorong kantor dan tiba di meja kerjanya dengan napas yang terengah-engah. Gadis itu menarik nafas dan menenangkan dirinya.

"Kau kesiangan, Sakura?" Tanya Ino yang melihat Sakura baru datang.

"Ya, aku kesiangan. Tadi aku bangun jam 7, kau tahu?" ujar Sakura yang meminum air dari botol minumnya.

"Masuk ke ruangan ku, sekarang!" Ucap Sasuke yang tiba-tiba sudah ada di depan meja kerja Sakura. Gadis itu mengerjapkan matanya sejenak dn menengok pada Ino setelah Sasuke pergi.

"Kenapa dia tiba-tiba ada disini?" Tanya Sakura yang masih kebingungan.

"Aku juga tidak tahu. Dia 'kan suka tiba-tiba ada" kekeh Ino yang mengangkat kedua tangannya tanda dia tidak tahu menahu tentang adanya Sasuke tadi.

~~~

Sakura memasuki ruangan Sasuke dengan pelan. Disana dapat ia lihat pemuda Raven dengan kacamata bertengger di hidungnya, sedang melihat berkas-berkas yang tercecer di meja.

"A... Ano... Sasuke - san ...?"

Panggilan itu terdengar dan membuat Sasuke mengalihkan pandangannya pada gadis yang sedang berdiri di depan pintu ruangannya yang sudah tertutup.

"Ya, kemarilah" ujar Sasuke dengan datarnya. Dia kembali melihat berkas-berkas di tangannya.

Gadis merah muda itu berjalan mendekati meja kerja Sasuke. Ia merasa was-was namun tetap mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"A-ada apa memintaku kemari?" Tanya Sakura yang sudah berdiri di depan meja kerja Sasuke.

"Duduklah, Saki" ucap Sasuke yang mendapat anggukan kepala dari Sakura.

Gadis merah muda itu pun duduk dan memandangi seisi ruangan itu karena ia menunggu Sasuke untuk berbicara padanya. Namun, kini pandangannya tertuju pada Sasuke yang tengah fokus melihat berkas-berkas yang ia pegang.

Dia terlihat tampan.

Sekilas pikiran itu melintas di kepala Sakura. Namun, ia segera menggeleng kepalanya untuk membantah bahwa ia tidak mungkin menyukai lelaki menyebalkan di hadapannya itu.

"Kenapa kau datang terlambat?" Tanya Sasuke dengan tiba-tiba, yang membuat Sakura terdiam.

"Sakura, jawab aku" ujar Sasuke yang kini menyimpan lembaran kerjanya dan memandang gadis itu.

"A-aku bangun tidur kesiangan" cicit Sakura yang menundukkan kepalanya.

"Souka... Jangan diulangi lagi jika kau tidak ingin aku potong gaji" Sasuke masih menatap Sakura dalam.

"Baik ... Sasuke- san ..." Ucap Sakura yang berdiri dan membungkukkan badannya.

"Satu lagi" ujar Sasuke yang membuat Sakura kembali berdiri dan menatap Sasuke.

"Manikahlah denganku"

Dengan datarnya Sasuke mengatakan hal itu. Pemuda Raven itu membuka kacamatanya dan menyimpannya tanpa mengalihkan pandangannya dari Sakura.

"Ehhh....?!!"

~to be continued ~

Red DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang