Prolog

406 38 11
                                    

Disclaimer : Novel ini adalah versi remake. Seluruh nama karakter sesuai dengan novelnya hanya nama pemeran utama yang diganti.

P.s. Sorry for typo's

.

.

.

.

Sudah tiga hari berlalu sejak upacara pemakaman Direktur Kim Kyung Hwan, putra tinggal dan penerus satu-satubya Goryo Grup. Ditengah tatapan tajam anggota keluarga yang semuanya masih mengenakan pakaian hitam rapi, pengacara perusahaan itu mendapat isyarat dari Presiden Kim untuk membacakan isi surat wasiat yang ditinggalkan oleh almarhum. Presiden Kim yang baru saja kehilangan putranya mengangguk pelan, dan Pengacara Han yang sudah menjadi tangan kanannya berdeham ringan lalu mulai berbicara.

"Seperti yang telah Anda sekalian ketahui, almarhum Kim Kyung Hwan selalu berusaha dan bekerja keras demi perusahaan bahkan sampai detik-detik terakhir hidupnya. Anda sekalian pasti juga mengakui betapa almarhum sangat mencintai Goryo Grup."

Mendengar ucapan Pengacara Han, serentak semua orang di ruang rapat itu terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya, kecuali satu orang yang mencibirkan bibirnya dan tersenyum sinis. Orang itu adalah anak kandung Direktur Kim Kyung Hwan, Kim Taehyung, yang kini berusia 20 tahun.

Mencintai perusahaan? Omong kosong. Anjing pun mungkin akan tertawa mendengarnya. Ayahnya itu memang mencintai banyak hal, kecuali satu hal. Mencari uang. Rasanya semua orang diruangan itu— apalagi orang-orang yang tertarik dengan harta peninggalan ayahnya— pun tahu kalau ayahnya dulu seorang playboy yang suka mempermainkan wanita dengan wajah tampan dan kharismanya. Tentu saja, saat ini perhatian orang-orang itu bukan tertuju pada kesalahan dan tindakan buruk yang dilakukan almarhum, melainkan pada nama-nama yang tertulis pada enam lembar kertas surat wasiat itu dan apa yang akan menjadi warisan mereka. Orang-orang seperti itu adalah orang-orang yang tidak keberatan melupakan dan memaafkan sikap buruk almarhum, asalkan mereka bisa lihat dapat bagian dari warisan itu.

Didalam ruang baca yang sunyi ini, Presiden Kim dapat melihat tawa bisu di wajah Taehyung. Salah satu anak lelaki almarhum yang lain —Jae Hyun— pun menatap kakak angkatnya itu.

Jae Hyun menatapnya dengan geram dan kesal melihat sikapnya yang tidak sopan. Sementara itu, Taehyung balas menatapnya tajam, seolah menantangnya sambil memasang senyum aneh di wajahnya hingga akhirnya Jae Hyun terlebih dahulu mengalihkan pandangannya.

Pengacara Han kembali berdeham seolah meminta perhatian dari orang-orang diruangan itu dan perlahan membuka surat wasiat tersebut di atas meja.

"Rumah yang terletak di daerah Pyeongchang dan seluruh saham perusahaan akan diwariskan pada putra tertua almarhum, Kim Taehyung. Lalu, saham di Universitas Kyung Hwan akan diberikan kepada Nyonya Oh Yeon Hee dan putra keduanya, Kim Jae Hyun..."

"Apa? Yang benar saja."

"Kenapa malah anak diluar nikah yang tidak jelas hubungan darahnya itu..."

Sebelum Pengacara Han menyelesaikan ucapannya, seruan kaget langsung terdengar dari seluruh penjuru ruangan. Isi surat wasiat itu benar-benar tidak terduga terutama bagi Ibu Jae Hyun, Nyonya Oh, yang sejak dulu ikut bersabar mengurusi Taehyung yang lahir bukan dari pernikahannya. Tatapannya terlihat penuh amarah dan kebencian yang luar biasa. Ia tidak percaya suaminya akan mewariskan seluruh saham perusahaan pada Taehyung. Bagi wanita yang selama ini bertahan dengan memegang harga dirinya sebagai istri yang sah dari suaminya, isi surat wasiat itu benar-benar merupakan penghinaan yang tidak tertahankan baginya. Ia merasa dipermainkan oleh suaminya bahkan setelah suaminya itu meninggal dunia

4 Ways To Get A Wife (REMAKE VERSI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang