Malam nya, Maryam mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat maghrib. Semua teman-teman nya tersenyum saat melihat mukenah pemberian Jammy yang di pakai olehnya, Maryam membenarkan mukenahnya sembari melihat ke cermin.
"Udah cantik mba, ngga usah di pandangi terus. Nanti mba jadi cinta," ucap Asiyah berhasil membuat pipi Maryam memerah.
"Apasih As, mending berangkat jama'ahan sekarang," balas Maryam.
"Iya, ayo!"
Kedua gadis cantik itu pun langsung berjalan menuju mushola yang ada di dalam pondok itu, saat di tengah jalan dia melihat seseorang yang tak asing bagi nya.
"Itu bukan nya Gus Azzam?" tanya Maryam sembari menunjuk seseorang yang tengah menggendong anak kecil.
"Iya, ganteng banget. Masya Allah," puji Asiyah terus memandangi Gus Azzam.
"Syutt jaga ikhtilat Asiyah!" tegas Maryam.
"Sayang, pemandangan gini ngga boleh di lewatin mba," Maryam menarik tangan Asiyah agar segera pergi dari sana, bisa bahaya jika gadis itu tetap di sana.
Maryam dan Asiyah menggelar sajadah bersampingan lalu duduk sembari menunggu imam datang, putra putri di gabung namun di halangi pembatas. Kebetulan Maryam berada paling pinggir jadi dia samar-samar melihat santri putra.
Tanpa sengaja Azzam yang baru saja masuk melihat Maryam tengah melirik santri putra, Azzam menggeleng pelan tak habis pikir dengan santri nya satu ini.
Para santri menunduk saat Azzam lewat, mereka langsung mencium alas yang baru saja di injak oleh sang Gus tampan.
"Allahumma solli ala sayyidina wamaulana muhammad, Allahu akbar Allahu akbar. Asyahadu ala ilaha ilallah, wa asyhadu ana muhammadar rasulullah. Hayya ala solat, hayya ala fallah. Qodqomati solat Qodqomati solat, Allahu akbar Allahu akbar. La ilaha ilallah,"
"La ilaha ilallah muhammadarrosulullah sollullahu alaihi wasallam,"
Mendengar suara qomat, para santri pun berdiri lalu melaksanakan solat jama'ah bersama.
Usai solat berjama'ah mereka mendengarkan dakwah dan ceramah dari Gus Azzam, candaan Gus Azzam sesekali membuat mereka tertawa.
"Jadi ngga ada pacaran-pacaran ya, apalagi kalian yang sudah menyandang status sebagai santri," ucap Azzam.
"Saya ngga pernah pacaran," sahut salah satu santri.
"Ngga pernah pacaran? Masya Allah sekali, contoh ini saudara kalian. Di pondok ini niat kalian Tolabul ilmi bukan Tolabul santri putri. Paham?" tanya Azzam.
"Paham Gus," sahut mereka.
"Menjaga hati biar ngga pacaran itu mudah saudaraku, yang susah itu menjaga ikhtilat."
"Apa iya ada santri putra yang matanya ngga jelalatan liat santri putri?"
"Ada ngga?"
"Ngga ada," sahut mereka di iringi tawaan.
"Nah kan, buat ukhti ukhti juga ya. Kalo ada santri putra jangan larak-lirik, dosa. Ngga sayang sama hafalan yang udah susah susah di hafalin, tiba-tiba ilang gitu aja gara-gara nyawang santri putra?" tanya Azzam.
Maryam menggigit bibir bawahnya kala tersindir dengan ceramah Gus Azzam, dia berusaha mencerna semua perkataan yang di lontarkan gus tampan itu untuk para santri nya.
"Wala taqrobu Zina!"
"Jangan lah kamu mendekati Zina, mendekati Zina aja ngga boleh apalagi sampai ber--"
![](https://img.wattpad.com/cover/325740396-288-k331961.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lauhul Mahfudz?
Teen FictionSiti Maryam, seorang perempuan cantik yang tengah menunggu takdir terbaik menurut tuhan. Apakah jodoh atau kematian yang akan menjadi takdir nya? "Aku hanya ingin sedikit lebih dekat dengan kebahagiaan,"