[6/10]

925 228 16
                                    

"Aku, mencintai nya?" -(Name)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku, mencintai nya?" -(Name)

"Bahkan Makima-san pun akan kalah jauh kalo saingan nya (Name)-Chan!!" -Denji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bahkan Makima-san pun akan kalah jauh kalo saingan nya (Name)-Chan!!" -Denji



[A/N]: Thank you buat kalian yang udah setia nunggu book ini. Sayang kalian banya banya! Btw maaf kalo banyak typo ya:p








"(Name)-Chan!" Panggil Denji

"Hm?"

"Kenapa cantik banget?" Tanya Denji asal

"Hah?"

"Kenapa bisa cantik banget?" Denji mengulangi pertanyaan nya.

"Tidak tahu."

"Melelahkan ngomong sama (Name)-Chan tuh.." Denji menghela nafas nya lelah dengan sikap (Name) yang tak kunjung melunak.

"Yaudah tidak usah berbicara padaku." Balas (Name) santai.

"Mana bisa begitu! Itu sama saja seperti neraka." Keluh Denji. Ia membayangkan hari-hari nya tanpa (Name) saja sudah merinding!

Diam-diam (Name) mengulum senyum nya. Ntah kenapa, saat bersama makhluk berambut pirang ini, (Name) menjadi seseorang yang jadi sedikit lebih mudah tersenyum. Ya walaupun diam diam sih.

Tiba-tiba seorang wanita bersurai merah terang menghampiri kedua nya.

"Ne, (Name)-Chan, aku pinjam Denji-kun nya sebentar ya." Makima tersenyum, (Name) yang mendengar hanya mengangguk.

Denji mengikuti langkah Makima. Sepertinya mereka berdua berjalan ke arah ruangan Makima. Yahh siapa peduli? pikir (Name).

(Name) ingin keluar mencari angin, ia melewati ruangan Makima. (Name) pun jadi tak sengaja mendengar pembicaraan mereka berdua.

"Kau boleh meminta apapun jika berhasil membunuh iblis sialan itu."

"Apapun? Bahkan yang begituan?!"

(Name) terdiam disana. Sudah tidak ada lagi niat untuk mencari udara segar di luar. Yang ia inginkan adalah menguping pembicaraan mereka sekarang.

"Hmm apapun itu, Denji-kun."

"Aku menerima misi ini. Bareng (Name)-Chan kan?"

"Sudah tentu, kalian partner."

(Name) menjadi tenang sedikit. Tapi tak menutup kemungkinan (Name) gelisah sekarang. Denji menerima karena tawaran Makima-san atau memang karena itu adalah tugas nya?

Hati (Name) sedikit sakit ketika pikiran nya mengatakan bahwa Denji menerima karena tawaran Makima-san. Oh ayolah, (Name) tahu, Denji itu mesum. Tawaran yang ditawarkan Makima-san itu pasti sangat menggiurkan bagi Denji. Apalagi Makima-san itu cantik.

"Kau benar ingin menerima misi ini? Aku tidak berbohong, jika kau berhasil melakukan misi ini, aku akan menuruti permintaan mu, apapun." Makima bertanya memastikan.

"Aku menerima nya—"

(Name) segera pergi dari tempat itu. Ia berjalan menuju rooftop. Tidak, ia tidak mau mendengar perkataan Denji sampai habis. Takut nanti nya hanya akan membuat nya terluka.

Di rooftop, (Name) menatap pemandangan yang cukup menenangkan. Awan senja yang indah terlihat. Dulu, (Name) ingin sekali menjadi senja.

Senja itu selalu menepati janji nya. Ketika senja pergi, esok hari akan datang lagi.

(Name) mengulas senyum nya. Mengingat kedatangan Denji di dalam hidup nya, membuat hidup nya menjadi lebih berwarna.

(Name) sempat menolak pernyataan bahwa ternyata ia menyukai Denji— tidak, mencintai Denji. Tapi ternyata, perasaan memang tak bisa dibohongi.

'Aku akan membuat nya bahagia. Mungkin, membantu nya berhasil dalam misi itu. Dengan begitu, tujuan nya tercapai bukan? Ia pasti akan bahagia.' batin (Name)

Itu akan membuat Denji bahagia, tapi juga akan membuat hati (Name) sedikit sesak.

"(Name)-Chann~ kita punya misi—"

"Aku akan membantu mu agar bisa berhasil dalam misi itu."

"Itu memang tugas kita sebagai partner sih."

"Kali ini beda, kan? Kau ditawari Makima-san. Aku akan membantu sebisa ku."

"Itu benar, eh tunggu! Kau menguping yaa?!" Panik Denji.

"Aku hanya tak sengaja lewat." Bohong (Name).

"(Name)-Chan gak marah kan? Aduh aduh, jadi gini, aku memang menerima misi nya, tapi tidak dengan tawaran nya!!" Denji menjelaskan dengan nada yang sudah panik banget.

Lucu.

"Lagi pula kan sudah ku bilang bukan? Mau apapun taruhan nya, bahkan sama wanita cantik sekalipun, kalo wanita itu bukan (Name)-Chan aku tidak mau!" Lanjut nya.

(Name) tersentak, rona merah menghiasi pipi nya samar. Denji, benar-benar tulus pada nya ya?

"H-hah? Kau bicara apa sih?" Sialan, (Name) gugup sekarang.

"Tidak mengerti, atau pura pura tidak mengerti, hm?" Denji merendahkan nada suara nya.

"T-tidak mengerti!"

"Aku melakukan itu karena aku menyukai— tidak, mencintai (Name)-Chan."

"Eh?"

———

20 Vote untuk lanjut😾❤️

ꕥ-𝓕𝓻𝓮𝓪𝓴, 𝓫𝓾𝓽 𝓲 𝓵𝓲𝓴𝓮 𝓱𝓲𝓶.⍣ ೋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang