-Happy Reading-
gracia memasuki kamarnya, dengan tergesa-gesa, dan disusul oleh air mata yang menetes ,dan dengan kekecewaan yang berat. dia mendudukan dirinya di bawah lantai dan menyenderkan tubuhnya disisi kasur tidurnya. dia meneteskan air matanya hingga mengenai seluruh wajahnya.
"Shan, emang seharusnya gua ga terlalu terjerumus terlalu dalam. gua udah fatal, dan sekarang gua gabisa begitu aja nepis cinta ini, karena ujung-ujungnya gabakal bisa."
Gracia juga gabisa dong tiba-tiba ngejauhin Shani tanpa alasan, dan pasti itu malah membuat Shani bingung. ntah lah Gracia harus apa, dia sekarang sedang merasa bingung harus bagaimana cara melepaskannya.
Flashback
setelah Gracia bertanya, Shani yang mendengarnya langsung kaget dan melihat kearah Gracia,"ini cuma nanya kan, Gada maksud lain kan??, Jangan-jangan kamu nanya ini karena kamu juga gitu?" sinis shani sambil menjauhkan dirinya dari Gracia.
"Jangan gila kamu, Gracia" Shani sedikit meninggikan suaranya.
pak sopir yang mendengar itu tak ingin ikut campur, karena dia tidak tau apa-apa.
Gracia yang mendengar ucapan itu langsung mendudukan dirinya, dan mendapati wajah shani yang melihat kearahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Gracia sebenarnya tengah menahan sakit di dadanya setelah mendengar ucapan Shani. Sebenarnya Gracia ingin Sekali berteriak mengeluarkan unek-uneknya kearah Shani. tentang kalo sebenarnya Gracia mempunyai rasa kepada Shani. tapi ini bukan waktu yang tepat, untuk mengungkapkan perasaannya sekarang. jadi Gracia hanya bisa Berusaha sabar dan menahan dirinya agar tidak terpancing emosi.
"eh, gagitu maksudnya Ci, aku cuma nanya doang. pengen tau aja gimana pendapat kamu tentang yang aku tanya tadi. gada maksud lain kok." Jawab Gracia pelan dengan lembut kearah shani. walaupun hatinya sekarang sudah koar-koar ingin Memberi tau isi hatinya.
Shani melihat wajah Gracia yang terlihat sedih dan murung. tentu saja itu membuat Shani merasa bersalah karena telah bertanya hal yang tak seharusnya dia tanyakan.
Shani langsung mendekatkan tubuhnya ke arah Gracia, dan memeluknya. namun tiba-tiba Shani mengeluarkan air matanya. "Sorry gre, karena aku ud---." ucapan Shani terpotong.
"udah gpp, aku juga salah ko udah nanya hal gapenting itu ke kamu." Potong Gracia sambil melepaskan pelukannya. lalu memegang wajah shani dengan tangannya, Dan langsung menghapus air mata Shani. Gracia menatap Mata Shani.
"pokonya, kita saling memaafkan aja. aku maapin kamu, kamu maapin aku." Lanjut Gracia sambil mengelus-elus pipi shani. dan mereka pun berpelukan kembali.
•
•
•
Gracia merebahkan dirinya dikasur, melihat kearah langit-langit rumah, membayangkan bagaimana jika saja dia benar-benar menyatakan prasaannya ke Shani, pasti Shani menjauhinya. Dan akan merasa jijik jika berdekatan dengannya, atau malah membencinya. Gracia pun menangis meratapi nasibnya sendiri.
Gracia terbangun dari tidurnya karena cahaya matahari yang menyinari tubuhnya. dia berdiri dari tempat tidurnya lalu berjalan menuju ke cermin. Dia melihat wajahnya yang sembab. Gracia berbalik lalu berjalan kembali menuju kamar mandi, untuk membersihkan dirinya.
Setelah selesai mandi dan mengganti pakaian nya. Gracia langsung memberi tahu Teman-teman motornya, bahwa dia ingin menuju kesana. setelah mendapat balasan. dia langsung keluar dari kamarnya. Lalu mencari orang tua nya untuk meminta ijin keluar.