Gracia terbangun Dari tidurnya dengan rasa nyeri diwajahnya, Dirinya mendudukan tubuhnya lalu berdiri, Gracia berjalan menuju cermin, dan dilihat wajahnya yang terdapat banyak luka.
"Gila muka gua Udah kayak apaan aja." Gracia meraba Bagian wajahnya yang terdapat luka, dirinya pun meringis.
"Gua ada latihan Jadwal lagi Hari ini, Harus makeup Yang menor gua kaya popo." Gracia tertawa kecil, dirinya berbalik dan langsung menuju kamar mandinya.
Gracia sekarang sedang berada di ruang makan, Dirinya mengambil Rotinya, dan mengoleskan Selai rasa stoberi ke dalam Rotinya dan ditutupi kembali dengan Roti satunya.
Setelah Rotinya habis Gracia mengecek handphonenya, dan Tidak ada notif dari Shani dirinya sudah menduga hal ini.
•
•
•
Setelah sampai Di backstage Gracia menduduki tubuhnya disofa, "Tumben sendirian aja Gre" Ucap ngab adel ikut duduk bersama Gracia.
"iya nih, Eh yang lain pada kemana?" Gracia keheranan Karena biasanya disini Rame.
"Gak tau tuh, pada kemana." Adel berkata sambil melihat ke sekeliling.
Gracia mengecek Handphonenya. "Del, mabar ml sini bosen gua solo mulu."
"Gas ih" Setelah Adel mengatakan itu mereka pun langsung memainkan Game nya
"Sini del, dikeroyok gua gila!"
"otw"
"Lah, keburu mati Gua lelet lu del"
"Ci gre nya aja yang Noob"
"Lah, lu ga liat gua udah ngekill berapa Gila"
"NYAMPAH KOK BANGGA"
"Wah, Ngajak ribut lu del" Ucap Gracia merasa geram, dan berakhir dengan mereka yang adu omong.
Tanpa mereka Sadari ada sosok mata yang melihat mereka dari tadi, "Ci Shani, Ngapain?" Shani terkejut karena pundaknya ditepuk oleh Ashel.
"Eh Ashel bikin kaget aja, Suruh mereka berdua Latihan ya 3 menit lagi Dimulai." Ucap Shani sambil menunjuk ke arah Gracia dan Adel. dan Ashel pun mengangguk.
Shani berlari ke WC, dirinya menangis merasakan Sakit di dadanya mengingat kejadian semalam, dimana Gracia lebih memilih Temannya, dibandingkan dirinya.
"Gre, Aku merasa kecewa berat dengan sikap kamu semalam, itu bikin aku sakit hati Gre, dengan teganya kamu ngusir aku gitu aja dan ga dengerin ancaman aku." batin Shani Sambil terisak didalam tangisnya.
•
•
•
Jam menunjukan pukul 21:41, Namun mereka semua baru selesai latihan Dance, Gracia berjalan Menuju keluar dari backstage dirinya mengirim pesan kepada supir pribadinya untuk segera menjemputnya.
Gracia berdiri Diluar BackStage sedang menunggu supirnya, namun tiba-tiba saja Seseorang yang dirinya sangat kenal keluar dari Backstage, Dirinya juga ikut berdiri tapi berjauhan dengan Gracia.
Gracia menoleh kearah Shani dan dengan Shani yang tidak sengaja menoleh kearahnya, mereka berdua saling bertatapan, namun Kali ini berbeda Shani menatap Gracia dengan ekspresi yang tidak bisa diketauhi.
namun tiba-tiba Sopir Shani datang, dan itu membuat Shani memalingkan wajahnya, Shani berjalan Masuk kedalam Mobilnya dan meninggalkan Gracia, MEREKA TIDAK SALING MENYAPA SATU SAMA LAIN.
Gracia merasakan Sesak dadanya, Dirinya Sungguh tidak bisa Trus seperti ini, ini tidak mudah baginya, Bagaimana bisa dirinya begitu saja melupakan Shani yang Sudah Gracia Cintai bertahun-tahun.
•
•
•
Kebesokan Harinya Gracia buru-buru ke backstage, karena dia telat 20 menit, dan pastinya Gracia akan dimarahi sampai disana.Setelah memasuki Ruang untuk mereka berlatih, Semua orang memandang Gracia dengan tatapan Cemas karena melihat Wajah Gracia yang bonyok Bekas di bar itu.
Gracia melihat Yang ada disitu melihat Kearahnya cemas, "CI GRE, ITU KENAPA MUKANYA CI, BONYOK GITU" Cristy berlari ke arah Gracia dengan cemas, diikuti yang lainnya.
Gracia baru tersadar Jika dirinya tidak berdandan Karena buru-buru, Gracia merasakan gugup, dan panik, Apalagi dirinya melihat Kecemasan Di wajah Shani, Jika dirinya dan Shani tidak sedang marahan maybe Shani akan mengomeli dirinya dan langsung mengobatinya.
"Engga, ini cuma kejedot pintu doang" Gracia berkata sambil tersenyum tipis kearah Cristy.
"APAAN KEJEDOT PINTU, MUKA UDAH KAYA DI TONJOK AJA, ABIS BERANTEM LU!?" itulah Perkataan indah kepada Gracia dengan Kesal.
"BERANTEM AMA SIAPA COBA, MANA ADA SEORANG GRACIA BERANTEM" Ucap Gracia sambil membanggakan dirinya.
"udah sini, diobati dulu lukanya, istirahat, jangan latihan dulu." Shani mendekati Gracia dan menarik tangan Gracia keluar dari Tempat latihannya itu.
Gracia kaget saat dirinya ditarik tangannya oleh Shani ini, Tapi dia juga senang Karena Shani masih ingin mengobatinya walaupun sedang marah.
Dibawa Gracia ke sofa."Duduk, aku ambil kotak p3k nya dulu." Setelah berkata itu Shani pun berjalan menjauh Dari Gracia.
"ini bocah ngomong ketus amat etdah, jadi pengen nyipok." Batin Gracia sambil tertawa kecil, karena dirinya berkata ingin menyipok Shani ini.
Shani duduk berdekatan Dengan Gracia, Shani membuka Kotak p3k, diambilnya obat.
Gracia merasakan wajahnya disentuh oleh tangan Shani, Gracia meringis karena merasakan perih.
"pelan-pelan luka itu" Gracia berkata ketus.
"ini luka dapet dari mana, gamungkin kalo cuma kejedot pintu bonyok begini." ketus Shani.
"Yaudah sih, kalo ga percaya, Lagian ngapain nanya-nanya, Emangnya peduli!?." Shani yang mendengar ucapan Gracia, menatap mata Gracia, mereka saling bertatapan namun tiba-tiba saja Shani meneteskan air matanya dan memalingkan wajahnya.
Gracia tidak ingin berada disituasi seperti ini lagi, Jadinya Gracia beranjak Dari tempat duduknya dan langsung menuju ketempat latihan, meninggalkan Shani yang sedang menangis.
•
•
•
Sudah 1 minggu setelah Kejadian waktu itu, membuat mereka berdua tidak saling menyapa, Dan itu membuat Gracia jadi merasakan rindu yang amat berat terhadap Shani.
Karena setiap mereka bertemu, pasti diantar Shani atau Gracia menjauhkan diri, Gracia merasa bingung apakah dirinya melanjutkan untuk melupakan Shani apa malah Memperjuangkan Shani.
Gracia memikirkan juga, Bagaimana di Theater besok saat mereka tampil, Jika dirinya dan Shani berjauhan Pasti fans mereka Juga curiga, apalagi sampe dikontenin.
Gracia tidak ingin dirinya terus-terusan memikirkan tentang ini, jadi dirinya memilih untuk tidur, menyiapkan tenaganya untuk besok.