"Lama banget! Gue nunggu disini ada kali sejam." Ocehan Arion menjadi penyambut Illopz sampai di Indonesia setelah hampir setahun tidak pulang karena melakukan pertandingan di berbagai negara.
"Salah banget gue minta jemput lo."
"Ya emang salah! Seharusnya gue lagi ngedate sama There sekarang."
"Yaudah terus kenapa mau?"
"Karena mami ngancem bakal nyebar aib gue ke There." Jawab Arion dengan malas, kedua tiba dia tempat Arion memarkirkan mobil Ferrari F8 yang sengaja ia gunakan untuk menjemput sang kakak karena Illopz adalah bingang Ferrari.
"Lo kenapa alay banget?"
"Ini namanya penyambutan! Keren lo kemarin jadi naik posisi dua nih."
"Terserah."
"Ini ke Monopoi dulu ya buat lunch, mami udah pesen tempat soalnya ada papi juga."
"Hmm."
Perjalanan diisi dengan curhatan-curhatan Arion mengenai perempuan yang sekarang menjadi fokusnya. Theresia yang berhasil membuat Arion hanya fokus pada wanita itu.
"Yaampun aku kangen banget sama anak sulung ku ini." Ujar Mami sambil lari kecil untuk memeluk putra sulungnya yang jarang sekali ia temui.
"Mami mah lebay, padahal juga kalau mau samperin Illopz bisa." Ujar Arion malas.
"Yehh, Kamu iri aja tuh ga mami peluk-peluk."
"Ih aku mah udah sering di peluk-peluk There."
"Ih Ih coba pi, kasih tau Illopz siapa yang telfonnya ga di jawab-jawab sama There dari tadi."
"Mami mah.." Arion semakin merujak, capek dia di bully mami.
"Sudah-sudah kalian ini, selalu saja. Ujar Papi lelah dengan keributan ibu dan anak bungsu saat bertemu tapi kalau salah satu nya pergi papi pasti juga ikut pusing karena terus di telfon menanyakan kabar masing-masing melalui dirinya.
"How's life, Phillo?"
"Good, ga ada yang berubah dari aku."
"Capek deh papi, punya dua anak laki-laki yang satu jadi sad boy, satu lagi jadi playboy."
"Enak aja! Aku udah setia sekarang sama There." Jawab Arion tak terima.
"Ohiya ya, tapi kayanya di tolak ga si pih? Yah jadi sadboy juga."
"Mih, yaampun ngucap mih."
"Seneng aku jailin kamu." Ucap mami dengan tawa. "Illopz, mami pastiin selama kamu di Indonesia sama aku pasti happy, no worries sayang." Ujar mami mengusap kepala Illopz dengan sayang.
Makanan tiba keempatnya makan dalam diam, bukan karena tidak ada obrolan keluarga mereka memang tidak berbica saat makan karena meneurut mereka hal tersebut sangat berbahaya dan bisa memperlambat kegiatan lain.
"Abis ini aku mau golf di Pondol Indah, ada yang mau ikut?" Ujar mami setelah melihat kedua anak dan suaminya selesai menyantap makanan masing-masing."
"Aku harus balik ke kantor ada meeting." Ujar Papi.
"Arion ikut papi, bosen sama mami terus."
"Yeuu, itu emang tugas kamu. Asalnya mah kamu pasti mau ikut aku."
"Illopz, ikut mi.. udah lama ga nyobain golf di Pondok Indah."
"Oke goodboy, emang Illopz anak kesayangan aku."
"Halah halah, kalau Illopz ga ada sering ngomong aku tuh pusing sama Illopz telfon ku jarang banget di angkat."
"Yeu kamu mah buka kartu aku terus." Protes mami.
"Sudah-sudah pusing papi denger kalian ribut terus. Ini mami mau papi anter ga?"
"Gausah aku sama anak sulung ku aja, kangen-kangenan."
"Idie naik apa? Illopz ga bawa mobil, mami juga kan bareng papi tadi."
"Papi coba kasih tau anak bungsunya itu."
"Shaquille bareng papi, biar Phillopz sama mami bawa mobil kamu."
"YAAMPUN MOBIL KU, GABOLEH LECET ITU MOBIL BARU SAMPE SEBULAN LALU."
"Bawel banget kamu, kasih tau Loppz kalau kamu lebih jago."
"Tenang mi, nanti aku bawa mobilnya kaya lagi di sirkuit." Jawab Illopz setelah dari tadi menyimak.
"ILLOPZ, Kalau gitu mending aku bareng sama papi." Jawab mami takut, membuat ketiga pria tersebut tertawa.
Illopz selalu merasa beruntung kita bertemu keluarganya. Papi yang selalu support anak dan istri melakukan apapun. Mami yang selalu memberi tawa kebahagian di tengah keluarga. Arion, sang adik yang selalu mengerti dirinya.
Dengan keluarga Illopz selalu merasa worthy and comfortable. Merasa dirinya bisa mencapai titik ini dengan kerja keras dan dukungan keluarga yang selalu berada di sampingnya.
"Lopz, sebelum mulai ngopi di depan dulu yuk?" Ajak mami dan Illopz hanya ikut saja toh juga ia jarang-jarang seperti ini bersama mami karena Illopz lebih pemalu dari pada Arion. Illopz selalu merasa canggung bila ia manja-manjaan atau dimanja mami.
"Aku seneng deh sekarang kamu kalau pesan kopi ga si item mulu."
"Americano mi."
"Iya itu, keren kamu udah mulai jaga kesehatan. Soalnya kamu kalau pesen si americano shotnya suka di tambah-tambah, jadi pusing aku."
"Caramel macchiato enak ternyata, mami suka juga ya?"
"Iya dong, aku di recommend seseorang"
"Aku juga mi."
"Siapa tuh?"
"Miyi."
"Mami juga." Jawaban mami membuat Illopz terhenti dari kegiatan minumnya, menatap mami kaget.
"Sorry.. mami sering tukar pesan sama Miyi tapi kan aku gabisa kasih tau kamu, aku udah janji."
"It's oke mi. Mami juga sering bantu aku kasih tau kalau Miyi lagi di Indo kan, she good?"
"Good, masih jadi perempuan cantik, baik dan menyenangkan."
"Udah 4 apa 5 tahun ya mi?"
"Hmm.. gatau aku, lama si pasti ya? Capek ga?"
"Capek mi, tapi selama itu buat Miyi it's ok."
"Goodboy, aku berdoa selalu untuk kamu dan Miyi. Anak baik selalu sama anak baik bukan?"
Illopz memang canggung dengan mami tapi Illopz selalu merasa nyaman bercerita dan bertukar pikiran dengan mami, mami selalu menjadi pendengar terbaik bagi Illopz.
"Miyi, butuh dipeluk, nak. Miyi terlihat kuat diluar taoi ternyata anak itu sangat rapuh. Aku sering loh jalan-jalan sama bundanya, terus tante Alin suka kasih aku oleh-oleh katanya itu titipan Miyi, aduh keren sekali dia itu."
"Yahh, mami maaf aku lupa bawa oleh-oleh."
"Ih Illopz, mami dari tadi nungguin kamu kasih oleh-oleh makannya aku ajak kamu kesini siapa tau kamu gamau papi sama Rion iri sama aku."
Illopz hanya tertawa mendengar ucapan mami. Mami si ceriwis yang bisa membuat mood lawan bicaranya berubah menjadi lebih baik.
Sama seperti Illopz yang sangat sayang dengan mami, Illopz juga begitu sayang dengan seseorang yang dari tadi dirinya dan mami bicarakan.
Miyi yang kata mami tumbuh dengan sangat keren, sesuai dengan cita-cita Emily dari dulu.
Terlihat keren dimata orang lain.
Dan Illopz sangat bangga dengan itu. She is so attractive.