ILLOPZ
Sesuai janji gue sama Mami, sekarang gue udah siap untuk nganter kue buat tante Ales. Gue memakai polo shirt longgar berwarna army dengan jeans biasa dan gue sengaja memaka topi karena gue berniat untuk sekalian keluar rumah, jalan-jalan lah udah lama gue ga keluling Jakarta.
"Buset rapih bener, padahal mah cuma ke depan rumah." Celetuk Arion menggoda sang kakak.
"Gausah bawel.
"Nitip salam dong buat mantan calon kakak ipar."
Alis Illopz menikuk tajam membuat Arion tertawa, berhasil menjaili Kakaknya. "Et santai napa, ga bakal ada juga, kemarin gue ketemu Kalle katanya lagi di Lyon, tumben lu ga nyusul?"
"Udah tapi ga ketemu, lagian gua mau ngerayain mother's day, kasian mami kalau di tinggal lama sama anak kesayangannya."
"IDIH PEDE BANGET BOCAH YA!"
Teriakan Arion gue abaikan begitu saja, capek meladeni keusilan Arion. Gue keluar rumah walaupun hanya depan-depanan dengan rumah Emily tapi ternyata capek juga. Perumahan ini memang cukup besar tapi dulu gue dengan riang tanpa kenal lelah pun selalu berlari kegirangan untuk nyamper Emily.
"Mas Illopz?" Panggil Pak Ujang yang dari jauh udah gue liatin karena sedang menyirami pekarangan rumah Emily.
"Iya pak, saya Illopz.. Apa kabar Pak Ujang?"
"Baik atuh Mas Illopz, sudah lama sekali tidak melihat Mas Illopz. Gimana kabarnya Mas?"
"Baik juga pak. Saya mau ketemu Tante Ales, ada ga pak?"
"Nyonya Ales lagi keluar sama Mas Kalle, baru banget. Katanya si mau ke supermarket."
"Waduh telat dong saya, mau anter kue titipan mami nih pak."
"Oalah tenang saja atuh Mas, didalam ada Mba Emily kok, mau saya panggilkan?"
Ucapan Pak Ujang membuat gue kaget seketika, entah bagaimana ekspresi gue dimata Pak Ujang. Gue sedang tidak ada persiapan kalau hari ini akan ketemu Emily, tapi kapan lagi hari ini akan ada untuk gue?
"Kalau saya yang masuk boleh ga pak?"
"Boleh atuh Mas, dari dulu juga kan main bersama. Saya saja masih inget dulu Mas Illopz sama Mba Emily sudah seperti perangko nempel terus."
"Hehehe emang gitu pak?"
"Iya atuh Mas, sekarang mah ga keliatan karena Mas Illopz sama Mba Emily sudah pada kerja kali ya? Jadi mainnya tidak di rumah lagi."
"Hehehe iya pak, kalau gitu saya masuk dulu pak."
Selama jalan dari gerbang menuju pintu rumah Emily, gatau kenapa perasaan gue campur aduk. Gue seneng, seneng banget tapi juga takut.
Pintu utama rumah tertutup namun pintu di dekat garasi yang langsung menuju dapur (seinget gue) terbuka.
Gue memikirkan opsi mana yang tepat. Menekan bel dari pintu utama atau gue langsung berjalan menuju pintu samping.
EMILY
Gue sangat excited. Ini kali pertama gue merayakan Mother's day langsung bersama bunda setelah sekian lama. Biasanya gue hanya ngucapin Bunda lewat telfon dan mengirim kado untuk Bunda karena akhir tahun gue ga pernah Di Jakarta.
Bunda dan Kak Kalle bertugas untuk belanja bahan-bahan dan gue dengan semangat untuk mendekor kegiatan piknik kita nanti, gue ga sabar banget.
Namun, suara bel terdengar membuat gua merasa terganggu. Gue lagi seru-seru nya dekor ada yang mengintrupsi tuh gimana gitu rasannya.
"Huhh, Pak Ujang mana ya? Masa udah pulang baru jam segini."
Suara bel rumah masih terdengar.
"IYA SEBENTAR."
"Hallo, cari siapa ya?" Kata pertama keluar saat gue membuka pintu. Terlihat laki-laki perpostur bagus, sangat bagus membelakangi gue.
Pria ini membalikan badan, membuat gue sekita membeku, menatapnya kaget.
"Hai." Sapa nya.
Gue gatau harus membalas apa, otak gue beku, mulut gue bungkam, badan gue kaku.
"Hai? Emily?"
"O—hh Hai, cari siapa?" Gue ngomong apa si.
"Tante Ales, mau kasih ini, dari Mami."
"Ohh, Bunda lagi keluar."
"Terus gue kasih kue nya?" Tanya nya dengan santai. Kok bisa dia se santai ini.
"Hmm, mau tunggu Bunda dateng dulu?"
"Boleh?"
"Ya boleh." Kenapa nanya-nanya mulu si.
"Terus ini gue boleh masuk?"
Aduh.. Bukan ini mau gue. Mau gue dia pergi, tapi kalau gue usir ga enak huhuhu Bunda tolong Miyi.
"Ya boleh."
"Yaudah, gimana lewatnya?" Tanya nya lagi.
Aduh Emily kenapa jadi mendadak bego gini si. "Eh sorry.." Ucap gue sambil berjalan masuk di ikuti Illopz.
Illopz udah duduk di ruang tamu dan gue bingung harus duduk juga apa ga. "Hmm.. mau minum apa?"
"Gausah, udah minum dirumah tadi." Jawabnya.
"Oh." Gue pun duduk di sebrangnya. Sebenernya mau gue tinggal tapi dia tamu. Mana ini awkward. Udah berapa lama ya gue ga ketemu Illopz.
Sejujurnya gue kangen banget sama dia, tapi gue ga berekspetasi sekarang banget ketemu. Illopz masih ganteng, posturnya makin bagus, harumnya masih terasa, auranya masih begitu kuat.
Illopz masih terlihat sama, bahkan terlihat lebih bahagia.
![](https://img.wattpad.com/cover/285458430-288-k24648.jpg)