EMILY
Bulan ini bisa di bilang waktu gue di Indonesia sangat sedikit. Gue baru dua hari di rumah dan ini sudah memasuki tanggal tua, kemungkinan gue akan di negeri orang sampai bulan ini habis. Karena, memang gue kali ini pergi untuk kerjaan walaupun bukan kerjaan utama tapi biasanya gue pergi ke luar negeri hanya untuk menghilangkan penat atau alasan lainnya mencari inspirasi.
"I heard you're going to Paris today?" Ucap suara berat di sambungan telfon gue. "Miss me? Only two days?"
"Sorry? Fyi, I will stay in Lyon before Paris Fashion Week." Ujar gue malas.
"Hahaha, only three hours to drive there."
"But I don't want to go there and see your face, really bored!"
"It sounds like i have to go to Lyon."
"Up to you! I will get on the plane now. Byee." Ucap gue ingin mematikan sambungan, namun tertahan ketika suara di sebrang sana terdengar cukup serius.
"Hope the pilot captain is the person you want. Call me when you arrived, I'll pick up you." Ujar nya dan sambungan terputus begitu aja dan gue terpaku, berharap saat ini waktunya.
Dengan langkah pasti gue berjalan menuju gate dan saat ingin menaiki pesawat terlihat dua pramugari berdiri menyapa orang-orang yang akan menaiki pesawat.
"Sorry, may I know the name of the pilot captain? Or maybe later he will greet the passenger?"
"Of course, our pilot captain is Mr. Herjunot Rahardian." Ujar si Pramugari ramah.
"Aaah, Thankyou." Jawab gue tersenyum ramah, walaupun ada rasa putus asa dalam diri gue.
Sambungan tadi dari temen gue waktu kuliah di California. Sebenarnya dia kakak tingkat gue saat itu dan kita kenal di organisasi musik gitu.
Christian Martin yang saat pertama bertemu langsung mengenal gue sebagai orang Indonesia. Gue sering memanggil dia dengan Ian, sama dengan banyak orang. Ian paling anti di panggil dengan embel-embel "Kak", katanya si gamau di bilang paling tua.
Gue bisa berteman lama dengan Ian mungkin karena kita satu frekuensi. Dia suka traveling, seni sama seperti gue dan alasan lain gue punya kerjaan bareng. Ian menjadi salah satu team gue, walaupun anak nya jarang ikut ke Indonesia tapi ide-ide nya selalu jadi yang terbaik.
Europe menjadi benua yang paling gue kagumi, se jujur ya. Alasannya sederhana, gue suka melihat arsitektur disana dan gue punya kenangan indah disana.
Kenangan bersama orang-orang yang gue cintai saat itu.
:::
"Abis ini gue izin ke Lyon." Ujar Illopz sambil melepas pakaian super tebal setelah melakukan latihan, menyisakan kaos putih polos.
"Anjing, mana ada! Bisa di gorok Tobias gua." Balas Mino tidak terima. "Lo abis cedera, masih syukur nih bisa ikut"
"Sebentar, tiga jam doang perjalanan dari sini."
"Tigi jim pirjilinin, anjing."
"Yaudah lo yang nyetir."
"MAKIN ANJING."
"Bisa ga si gausah anjing mulu? Ga ada sumpah serapah lain?"
"Aaahhh kayanya tadi otak lo deh seharusnya yang di rontgen. Ngapain si ke Lyon? Nanti aja abis kualifikasi."
"Gue butuhnya secepatnya, penting."
