Introduction

13.5K 808 250
                                    

▌│█║▌║▌║ ║▌║▌║█│▌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▌│█║▌║▌║ ║▌║▌║█│▌

        Di sebuah ruangan sebuah perusahaan yang terbilang cukup besar, simpel dan elegan  dengan sebuah parfum ruangan yang menguar, tampak seseorang tengah fokus dengan layar komputernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah ruangan sebuah perusahaan yang terbilang cukup besar, simpel dan elegan dengan sebuah parfum ruangan yang menguar, tampak seseorang tengah fokus dengan layar komputernya. Jarang baginya mengenakan kacamatanya, kacamata berframe hitam kecil kini membingkai wajahnya. Sejenak mengetikkan sesuatu di atas keyboard, sejenak ia menoleh ke pada beberapa berkas di tangannya lalu membolak-balik beberapa lembar berkas lainnya. Ia meletakkan berkasnya itu lalu mengambil sebuah pena lalu mencoret-coret di atas beberapa lembar kertas putih di sisi lain mejanya. Setelah puas, ia pun mengangguk lalu melanjutkan kembali kegiatannya.

Untuk beberapa saat, ia tampak fokus dengan pekerjaannya saat itu. Bahkan ponselnya beberapa kali berdering, ia mengabaikannya. Rupanya ia sedang tidak ingin diganggu, terlebih lagi dengan nomor yang tidak tersimpan baik di ponselnya, nomor asing, hingga ponselnya memperdengarkan nada dering yang berbeda dari sebelumnya. Dan ia tahu siapa yang menelponnya.

"Belum makan? Apa masih sibuk?" tanya seseorang dari seberang telponnya.

"Masih sangat sibuk, mom. Sangat, sangat. Ada apa? Bukannya mommy ada janji makan siang dengan daddy? Hufh! Kalian ini bisanya hanya berpacaran saja! Tidak lihat kalau putra kalian belum memiliki kekasih, huh? Bisa-bisanya kalian bermesraan di depanku. Orang tua macam apa kalian, pamer kemesraan di depan putranya yang sangat high quality single?"

"Kau sendiri yang menolak tiap kali kami ingin mengenalkan seseorang padamu. Kurang ini, kurang itu, tidak bergetar, tidak membangunkan kupu-kupumu. Putra mommy yang sangat pemilih. Dan apa yang harus bergetar? Seperti apa? Sex toys?!"

"Mom!! Bisa mommy bayangkanㅡ"

"Tidak!" sahut sang mommy.

"Mom! Dengar dulu, dengar, pweaseee! Bagaimana rasanya, akhir-akhir ini aku mengurusi pernikahan banyak orang tetapi aku belum memiliki seorang kekasih! Hufh! Rasanya, menyebalkan!"

HALF OF METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang