-Untuk Mama-

670 123 13
                                    

Younghoon sudah kelihatan rapi dengan jas serta dasi kupu kupu yang dipakainya. Dia begitu semangat untuk acara yang akan diadakan disekolahnya itu.

"Wahh, anak Papa ganteng banget" puji Jisoo menyisir rambut sang anak.

"Sama seperti Papa dong" sahut Younghoon

Jisoo terkekeh kecil "Kita berangkat sekarang ya"

"Okay Pa"



















"Oppa!" Teriak Ryujin ketika Younghoon tiba disekolah bersama Jisoo.

"Awal banget kalian" ujar Younghoon

"Iya dong. Aku sudah tidak sabar nih" sahut Ryujin.

"Hai Sean, Hun" sapa Jisoo kepada suami Jennie dan Lisa itu.

"Hai juga Hyung" sahut Sean dan Sehun dengan kompak.

"Sendirian saja? Kirain bakalan datang sama Sana" ujar Jennie sinis

Jisoo tersenyum tipis "Jen, kamu juga tahu kalau aku tidak akan pernah menggantikan posisi Chaeyoung bukan?"

"Terus kenapa akrab sama Sana terus?" Cibir Jennie.

"Sana yang terus berusaha untuk akrab sama Younghoon dan aku juga tidak bisa menghalangnya" sahut Jisoo.

"Sudahlah Wifey. Kamu juga tahu kalau Jisoo Hyung ini setia bukan?" ujar Sean menenangkan sang istri.

Jennie mendengus "Semua cowok sama saja!" ketusnya.

"Lah, gue juga salah?" Gumam Sean pasrah.

"Mendingan sekarang kita kumpul di aula. Acaranya akan bermula" lerai Sehun.

Jisoo berjongkok menyamakan tingginya dengan Younghoon "Jangan gugup ya. Papa ada untuk mendukung kamu. Percaya saja sama diri kamu sendiri. Papa juga percaya kalau anak Papa ini hebat"

Younghoon mengangguk "Okay Pa"














Acara akhirnya bermula. Semua murid secara bergantian menaiki panggung untuk menyampaikan pidato mereka.

Beberapa menit kemudian, tibalah giliran Younghoon. Bocah itu menaiki panggung dengan raut wajah yang yakin. Sejujurnya dia gugup namun dia berusaha menutupi perasaan gugupnya itu.

"H-hai semuanya. Nama aku Kim Younghoon. Aku anaknya Papa Jisoo sama Mama Chaeyoung. Umur aku 5 tahun. Disaat aku berusia 5 bulan, aku kehilangan Mama aku. Walaupun Mama aku tidak ada disini, aku akan tetap membacakan pidato aku untuk Mama" ujar Younghoon memulakan bicara.

Dia menghembuskan nafasnya dengan kasar dengan matanya yang menatap sosok Jisoo yang juga menatapnya dengan tatapan haru itu.

"Mama, sosok malaikat tanpa sayap yang muncul dihidup aku. Tanpa Mama, aku tidak akan pernah menikmati keindahan dunia. Kata Papa, Mama adalah sosok yang cantik dan aku setuju sama kata kata Papa. Mama, dulu aku iri sama teman teman aku karena mereka mempunyai sosok yang dipanggil Mama dan aku pikir kalau Mama tidak sayang sama aku makanya Mama pergi meninggalkan aku. Tapi sekarang aku sadar, Mama benar benar mencintai aku. Buktinya saja Mama rela mengorbankan nyawa Mama untuk melahirkan aku. Mama, andai bisa aku ingin menghabiskan waktu aku bersama Mama tapi aku sadar kalau Mama sudah bahagia dirumah Tuhan. Mama, posisi Mama tidak akan pernah terganti dan hanya Mama yang berhak untuk menjadi Mama aku" Younghoon menjeda ucapannya.

Dia beralih menyeka air matanya yang tiba tiba mengalir keluar itu "Park Chaeyoung, wanita yang berjaya membuatkan seorang Kim Jisoo bucin setengah mati. Bahkan setelah kematian Mama, Papa tidak pernah berusaha menggantikan posisi Mama. Kisah cinta mereka bikin aku sadar kalau itu adalah cinta sejati. Mama, terima kasih karena sudah hadir dihidup aku sama Papa. Aku yakin suatu hari nanti kita akan ketemu kembali jadi Mama tungguin aku sama Papa ya. I love you Mama!!" Teriak Younghoon diakhir ucapannya.

Tepukan dari penonton mula kedengaran. Mereka cukup terharu dengan kata kata yang dilontarkan oleh bocah kecil itu. Dapat mereka rasakan ketulusan didalam ucapan itu.

Jennie dan Lisa bahkan sudah mengeluarkan air mata mereka "Chaeyoung-ah. Anak kamu hebat ya" gumam Jennie menyeka air matanya.

"Terima kasih semuanya" Younghoon membungkuk sopan dan dia bergegas turun dari panggung.

Bocah itu langsung berlari kearah Jisoo dan dengan sigapnya Jisoo menggendongnya "Wahhh, anak Papa hebat banget ya" puji Jisoo mengecup jidat Younghoon.

"Kata kata itu tulus dari hati aku loh. Mama wanita yang hebat ya"

"Iya, dia memang wanita yang hebat. Seperti yang kamu katakan, Papa memang bucin setengah mati sama dia" sahut Jisoo terkekeh kecil.

"Pa. Apa nanti kita bisa kerumah Mama? Aku ingin ngomong sama Mama" ujar Younghoon.

"Boleh dong. Nanti setelah acara ini selesai, kita ke makam Mama" sahut Jisoo.





















Jisoo bersama Younghoon meletakkan bunga mawar putih diatas makam Chaeyoung.

"Hai Sayang, aku datang sama Younghoon nih. Dia rindu banget sama kamu. Aku juga rindu sama kamu loh" ujar Jisoo mengelus figura photo sang istri.

"Mama. Apa Mama mendengarkan ucapan Younghoon disekolah itu tadi? Kata kata itu tulus untuk Mama loh. Younghoon sayang banget sama Mama. Mama tunggu Younghoon sama Papa disana ya" ujar Younghoon ikutan mengelus figura photo Chaeyoung.

Jisoo menghela nafasnya dengan pelan. Air matanya sudah siap untuk mengalir keluar namun dia harus menahannya. Dia tidak boleh terlihat lemah didepan sang anak soalnya anaknya itu juga membutuhkan semangat darinya.















  Tekan
    👇

Bulan Purnama✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang