-Si Tampan-

639 113 15
                                    

Tidak terasa waktu berjalan dengan begitu pantas. Younghoon yang dulunya masih bocah itu juga sekarang sudah berusia 17 tahun dan mukanya persis seperti Jisoo membuatkan dia dijuluki dengan panggilan si tampan.

"Uang jajannya sudah ada?" Tanya Jisoo.

"Sudah Pa. Blackcard yang diberi sama Papa juga belum aku gunakan" sahut Younghoon.

"Jangan mubazir ya. Kamu harus hemat" nasihat Jisoo.

"Iya. Papa tenang saja" sahut Younghoon.

"Ya sudah, habisin sarapan kamu. Nanti kamu telat kesekolah"

"Siap!" Sahut Younghoon dengan patuh.















*

"Ji, aku bawakan makan siang untuk kamu" Sana dengan santainya memasuki ruangan kerja Jisoo.

Pria itu langsung menghela nafasnya dengan kasar "San, kamu jangan seenaknya saja. Ini perusahan aku dan kamu tidak bisa masuk tanpa izin dari aku"

"Aku calon istri kamu jadi perusahan ini bakalan menjadi milik aku juga bukan?" Sahut Sana.

"Calon istri? Maaf ya, tapi aku tidak pernah bilang kalau aku akan menikahi kamu. Move on dong. Umur aku juga sudah 34 tahun dan aku juga sudah tidak ingin menikah lagi"

"Aku tidak akan pernah menyerah Ji. Selama 12 tahun aku setia menunggu kamu"

"Apa kamu tidak sadar kalau penantian kamu itu sia sia? Aku tidak peduli kamu menunggu aku selama 12 tahun itu. Aku sudah menutup pintu hati aku dan kamu tidak bisa masuk kehati aku lagi"

Mata Sana berkaca kaca "Kenapa kamu tega Ji. Aku sayang sama kamu"

Jisoo terkekeh sinis "Kamu memang sayang sama aku tapi kamu tidak sayang sama anak aku. Apa kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu hanya menginginkan aku? Maaf San, aku tidak bisa menerima cewek yang tidak bisa menerima anak aku"

"Gimana aku mau sayang sama Younghoon kalau dia saja benci sama aku?!" Kesal Sana.

"Dia tidak benci sama kamu. Hanya saja dia risih sama kamu yang terus mengganggu aku sama dia. Aku mohon sama kamu, tolong jangan ganggu keluarga aku lagi. Aku menghargai perjuangan kamu selama ini tapi maaf, hati aku hanya untuk Chaeyoung"

"Apa si yang kamu lihat dari Chaeyoung?! Sudah lama dia mati dan dia tidak akan pernah kembali! Lagian kamu pikir dia memang tulus mencintai kamu hah?!"

Brakkkk

"Jaga omongan kamu Sana!!" Teriak Jisoo menggebrak meja kerjanya.

Dia bangkit dengan nafas yang memburu "Kamu tidak mengenali istri aku itu jadi kamu tidak berhak untuk mengatakan apa apa soal dia!" Marahnya.

"Ji, ada apa?" Hana tiba tiba memasuki ruangan kerja Jisoo "Suara kamu bahkan kedengaran diluar"

"Mommy. Jisoo marahin aku" adu Sana memeluk Hana.

"Kenapa kamu marahin Sana?!" Hana bergantian memarahi Jisoo.

"Dia sudah menjelekkan Chaeyoung!" Sahut Jisoo menahan emosi "Mendingan Mommy bawa dia pergi dari sini sebelum aku sendiri yang menyeret dia keluar!" Ujarnya serius.

"Kamu keterlaluan Ji" ujar Hana "Ayo sayang, kita pergi. Biarin Jisoo tenang duluan" Hana akhirnya membawa Sana pergi dari sana.

"Arghh!" Jisoo mengusap wajahnya dengan frustasi. Capek. Dia benar benar capek sama kelakuan Hana yang terus berusaha untuk menikahkan dia dengan Sana.

















*

"Oppa, ini aku beliin buat Oppa" Younghoon menatap seorang yeoja berkacama yang menyondorkan lolipop kepada nya itu.

"Terima kasih Chaera-ssi" ujar Younghoon menerima lolipop itu.

Chaera tersenyum malu dan bergegas pergi dari sana membuatkan Younghoon terkekeh kecil "Imut" gumamnya pelan.

Buat pengetahuan semua, Younghoon sering menjadi incaran para yeoja gara gara ketampanannya itu. Dia juga merupakan ketua osis disekolah makanya dia dikenali di sekolah itu. 

"Cie, dapat kado lagi nih" ujar Haruto merangkul pundak Younghoon.

Younghoon tersenyum "Ternyata menjadi si tampan itu seru ya"

"Dih, percaya diri sekali" cibir Haruto membuatkan sahabatnya itu tertawa.

"Ryujin dimana?" Tanya Younghoon setelah menghentikan tawanya.

"Tidak tahu si. Mungkin dia masih dikelas" sahut Haruto. Mereka bertiga memang tidak berada dikelas yang sama si namun mereka akan selalu berkumpul bersama ketika jam istirahat dan jam pulsek.

"Haru!!" Jeongwoo, teman Haruto itu berlari menghampiri Haruto dengan hebohnya.

"Kenapa bro?" Sahut Haruto.

"Itu, si Ryujin lagi berantem dilapangan"

"Nde?!" Haruto sama Younghoon sontak berseru kaget.

"Ayo cepatan!" Teriak Jeongwoo.

Akhirnya ketiga cowok itu berlari kearah lapangan yang memang sudah dipenuhi oleh siswa siswi itu.

Mata mereka melotot ketika melihat Ryujin terduduk ditanah dengan rambutnya yang sudah basah. Ah, pasti yeoja itu sudah disirim air.

"Ryujin" Haruto sama Younghoon memasuki kerumunan dan berlari menghampiri Ryujin.

Younghoon melepaskan jas osis yang dipakainya itu dan beralih memakaikan jas itu dibadan Ryujin "Kamu tidak apa apa?" Tanyanya khawatir.

"Kepala aku pusing Oppa" adu Ryujin. Tadi rambutnya dijambak si makanya dia merasa pusing.

"Minha-ssi! Apa yang sudah elo lakukan sama adek gue hah?!" Marah Haruto.

Minha, sosok yang berdiri didepan mereka itu terkekeh kecil "Adek elo sudah menggoda cowok gue!"

"Nde?!"













  Tekan
    👇

Bulan Purnama✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang